Mohon tunggu...
Wawan tri
Wawan tri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan panjang

Sebuah hati serangkai kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perjalanan Hati

6 Januari 2020   07:01 Diperbarui: 6 Januari 2020   08:21 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan hati

Persemaian rindu selalu tumbuh bersama  doa
Semoga selaras dalam  kesepahaman,

Perjalanan hatimu adalah  rencana
dan segenap kegagalannya, di dalam hari, minggu, bulan, dan tahun yang silih berganti  diantaranya selalu saja ada pagi yang bersedih,
siang yang murung,
Sesekali malam menjadi tempatku menemuimu dengan segenap ranting kalimat yang patah.. Yang diantara pelepah katanya selalu ada rindu, entah terbaca atau tidak olehmu

Perselisihan hati memang terjadi sebagai  keputusan langit yang membuat hujan air mata tanpa mendung
serupa purnama yang tak sejalan dengan matahari, juga bintang yang menghindari malam, dimana  gerhana hatimu telah menjadi puncak, yang  menggelapkan sisi hidupku

Di jutaan detik mimpiku yang berjalan
hati  membacamu dengan kesempurnaan, mengeyammu penuh keindahan dengan
bertaburan warna-warna kembang api di awal tahun baru meski harus luruh menghujani bumi

Aku butuh hatimu untuk navigasi di perjalananku sebagai penyintas yang bertekad memenangkan di setiap keadaan ketiadaanmu yang tak pernah terwujud di sampingku
adalah hal  yang paling  memilukan, yang selalu kusambangi
Tempat di mana aku selalu menambang kata..
Tempat aku memungut setiap rempah senyummu yang  mengembun pada hatiku,
Tempat aku menyimpan tangis tanpa suara
jeritan tanpa kata-kata
Tempat aku mencari bahagia dalam kubangan lara semua tentang tatanan  dan perjamuan pesta patah hati..

Selamat tahun baru..
Selamat menempuh perjalanan
Wahai hati terbaikku..

Suhawan Tridoyo
Purwokerto ,01012020

youtu.be

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun