"Sawah Pokok Murah selain hasilkan padi, sawah juga dapat menghasilkan belut" Ujar Walinagari Sungai Gayo Lumpo Kabupaten Pesisir Selatan. Dia juga menyampaikan bahwa pada tahun depan (2025), anggaran desa untuk ketahanan pangan akan dialokasikan untuk mendukung penerapan teknik mulsa tanpa olah tanah, Karena teknik ini telah terbukti baik untuk petani dan baik untuk lingkungan.
Ir. Djoni menyampaikan bahwa Sawah Pokok Murah (SPM) cocok untuk petani Indonesia, karena petani di Indonesia kepemilikan lahanya yang sedikit, rata-rata 0,3 Ha. SPM bisa diterapkan oleh petani dan keluarganya secara mandiri.Â
Apa saja keunggulan Sawah Pokok Murah teknik Mulsa Tanpa Olah Tanah Ini.
- Murah : sangat bermanfaat bagai petani yang sedangkan tidak ada biaya, hanya mengandalkan tenaga.
- Mudah : tekniknya mudah, sehingga bisa diterapkan oleh petani yang tidak bersekolah (tidak mengikuti pelatihan teknis, tidak ketergantungan dengan pihak lain, sehingga bisa menanam tepat waktu)
- Hemat tenaga kerja : hemat tenaga kerja, karena berkurang pada : persiapan lahan, menyulam, menyiang, memupuk dan menyemprot).
- Ramah Lingkungan : tidak melakukan pembakaran jerami (membakar jerami menghasilkan CO2 dan Asap), tidak digenang (sawah digenang menyumbang gas metane, hemat air
- Produksi meningkat : karena secara teknis bisa tepat waktu (umur tanam, tanah semakin subur, hama dan penyakit berkurang, jerami bisa pupuk)
dari Petani ke Petani untuk Petani
Sejak Februari 2021, Â FIELD Indonesia mengembangkan program Udara Bersih Indonesia (UBI) di delapan Provinsi di Indonesia. Salah satunya di Sumatera Barat. ada empat teknik yang dikembangan. teknik Mulsa Tanpa Olah Tanah, Bedengan Kayu, lantai kandang ayam dengan serasah, dan pupuk cair dari Cangkang telur/tulang/.
Teknik MTOT yang dikembangkan sejalan dengan gagasan sawah Pokok Murah yang dikembangan oleh Ir. Djoni. Ir. DJONI pernah menerima Kalpatru, sebagai pembina lingkungan tahun 2009.