Mohon tunggu...
suhatman pisang
suhatman pisang Mohon Tunggu... Jurnalis - Pernah Menjadi Jurnalis Kompas TV ,SCTV,Indosiar,Skm.Canang Padang

Jurnalis Utama

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kenanglah Aku dan Rasakan Apa yang Kau Rasakan

22 Agustus 2024   13:58 Diperbarui: 22 Agustus 2024   14:03 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenanglah Aku dan Rasakan Apa Yang Kau Rasakan ( 1 )
By  :  Suhatman Pisang


Aku tulis tulisan ini, kurang dua bulan saat aku harus pergi. Aku harus meninggalkan istana impian orang orang . Baru aku sebut sekarang istana itu ada kolonial kolonial nya - sereeem - tapi selama sepuluh tahun di sana aku adem adem wae.. karena emang tinggal di istana itu eunakkkk tenan. Ada beratus penggawa, puluhan pelayan, bahkan mungkin ada juga dayang dayang .
Aku bermaksud pindah istana saja ke Kalimantan, tapi maksud ku sudah dijegal duluan, aku ketahuan .....


Dulu, untuk masuk ke istana itu aku cukup menipu, berpura pura lugu, seperti orang tak mampu, bicara beda mulut dan wajah. Tapi dengan itu semua terpesona.. bekas presiden, bekas wakil presiden, bekas panglima,bekas kapolri, bekas rektor, belas orang orang hebat terangkul dalam perangkap lugu ku. Singa betina yang mengendarai banteng aku taklukan dengan bujuk rayu dengan janji janji ,memberinya ruang khusus untuk duduk enak. Si tegas yang kalem ahli strategi takluk, partai nya aku hancurkan. Lima tahu lalu hilang. Orang kuat dari timur aku rangkul, lima tahun mulutnya tak berciloteh, hingga terkapar lunglai. Dan terakhir si macan asia aku pegang kepalanya hingga manut.


Kau catat lah sendiri siapa lagi di negri ini yang tak aku taklukan. Semua menyerah.. semua mengekor dan manut manut.


Soal rakyat cukup bagi BLT saja, toh mereka sudah aku tipu dengan masul gorong gorong. Dan sekarang mereka tersorong .


Tak berdaya menolak anak anak ku, menantu ku untuk melanjutkan langkah dan ambisi ku.


Soal politik, soal partai.soal kekuasaan... Semua bisa. Batas umur,lewat.


Aku punya mesin,aku punya nyali,aku orang yang beraja di hati besutan di mato. Hitam kata ku hitam .. putih kataku putih.


Kenang lah aku, rasakan apa yang engakau rasakan.


Siapa aku ? " Kok nanya saya ? "

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun