Mohon tunggu...
suhatman pisang
suhatman pisang Mohon Tunggu... Jurnalis - Pernah Menjadi Jurnalis Kompas TV ,SCTV,Indosiar,Skm.Canang Padang

Jurnalis Utama

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kartu Merah Shin Tae Yong, Masih Ada Harapan

10 Mei 2024   09:57 Diperbarui: 10 Mei 2024   09:58 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menyaksikan penampilan timnas Indonesia  U23 saat pertandingan play off  Olimpiade Paris 2024, melawan wakil benua Afrika Guinea pada kamis malam (9/5/2024) waktu Indonesia melalui layar televisi,  banyak nuansa yang berbeda jika dibandingkan dengan penampilan skuad muda timnas Indenesia saat tampil di ajang AFC23 di Qatar pekan lalu.

Atmosfer, cuaca, dan rasa,  terasa sekali  sangat kontras. Anak tangga yang dilalui skuad muda Indonesia terasa sekali berat dan mendaki, kalah di penampilan perdana dari tuan rumah Qatar , lalu bangkit menumbangkan Australia di anak tangga berikutnya dan menggila di anak tangga lain dengan melibas Jordania memberi asa, untuk skuad ini melajut terus menaiki tapak tangga menuju asa juara Asia atau lolos Olimpiade Paris 2024.

Harapan makin membesar ketika tim melaju dari fase group dan lawan yang ditaklukan tidak tanggung tanggung Korea Selatan, negara asal sang pelatih Shin Tae Yong . Menang melalui pinalti cukuplah, menggenggam asa kampiun di Asia usia23. Ini memontum juga menyimpan asa untuk lolos ke olimpiade Paris 2024. Sekali dayung maksudnya.  Setali tiga uang kerja tim asuhan Shin Tae Yong itu juga berhasil memutus harapan Korea Selatan untuk terus mempertahankan tiket mereka sebagai langganan wakil Asia di Olimpiade dalam setiap ajang multi event olahraga terbesar itu.

Sebagai warga Korea Selatan, ulah Shin Tae Yong ini pastilah tidak manis untuk negara nya , namun sebagai profesional  Shin Tae Yong membuktikan bahwa ia " Terpaksa " melakukan itu demi ambisi dirinya membawa negara yang ditukanginya melaju lebih jauh dan salah satunya impian nya adalah Olimpiade Paris 2024 ,ia ingin membuktikan melalui tangan nya tim sepakbola Indonesia masuk  Olimpiade setelah tahun 1956.

Namun apa lacur, Uzbekistan mulai menebar ancaman atas semua asa tim Indonesia . Harapan masih ada, jalur juara tiga namun Irak ternyata lebih perkasa , harapan terakhir tertuju pada Guinea sebagai wakil Afrika yang harus di lewati dulu sebelum menuju Paris.

Di Clairefontaine-en-Yvelines, Ile-de-France, Prancis, Kamis (9/5/2024).kenyataan itu datang dan harus dihadapi, Tim Guinea dihadapi dengan bola yang menggelinding.

Pluit wasit Francois Letexier ditiup dan bola menggelinding, Shin Tae Yong meramu tim denngan kekuatan yang ada minus dua pilar yang selama AFC23 di Qatar yaitu Rizky Rido dan Justin Hubner, STY meracik tim  dan tuahnya masih terlihat bermain di lapangan tidak terlalu mencolok pula kemampuan lawan, sebelum petaka pinalti di menit ke 29 , sebuah gol bersarang di gawang Ernando Ari . Harapan itu mulai mencemaskan.

Sebuah tekel Alfeandra Dewangga pada menit ke 73 seperti sebuah bencana mulai melanda tim muda Indonesia, titik putih yang ditunjuk wasit  Francois Letexier membuat gusar, karena secara teknis masih bisa di perdebatkan, namun apa daya tidak ada VAR sebagai penengah atas putusan itu membuat pelatih Shin Tae Yong marah dan protes keras, alih alih jadi perhatian, malah  kartu diberikan pada nya untuk segera minggir dari lapangan.   

Meski pinalti itu gagal, namun Gol yang dharapkan jadi penyeimbang atau kemenangan tim Indonesia tak kunjung tiba sampai pluit panjang di tiup wasit, sekaligus memupus mimpi Indonesia untuk membuat sejarah berlaga di ajang multi event Olimpiade Paris 2024 .

Saya tidak membahas soal teknis dalam penampilan timnas,  tapi saya mencoba melihat dari sisi berbeda soal kegagalan ini.

Sebuah langkah sukses yang tertahan, Sebuah perjalanan panjang sudah dilalui dengan taktik dan strategi jitu persiapan dengan meningkatkan kemampuan timnas Indonesia U23 sudah dilakukan dengan hasil yang cukup mencengangkan dunia, penonton sepakbola Indonesia bahkan dunia terkejut dengan tampilan apik mereka selama AFC23 di Qatar dan berlanjut ke playoff.

Ada kekuatan luar yang kadang membuat kita harus percaya tak percaya bisa mempengaruhi sebuah hasil , wasit contohnya , jika di AFC23 Qatar fenomena VAR jadui bahasan, saat play off ternyata kita butuh itu, sebagai pembanding putusan manusiawi seorang wasit sepakbola .

Wajar reaksi emosi terlihat dari gerak tubuh eoang Shin Tae Yong, karena tiupan pluit wasit itu bisa saja mengehnetikan langkah bagus yang sudah di buat nya. Ambisi dan Cita Cita nya yang untuk membawa timnas Indonesia ke Olimpiade terbuang hanya karena putusan yang mungkin secara teknis dimata STY tidak perlu. Wasit itu tidak tahu betapa STY telah mengorbankan negara nya  untuk membawa mimpi itu.

Dan wajar ketika saya membawa sebuah artikel bahwa STY menangis karena kekalahan atas Guinea yang memupus satu mimpinya.

Ya sudahlah, yang dirasakan STY sama juga yang dirasakan Erick Tohir sebagai ketua umum PSSI, sama juag yang dirasakan seluruh pemain dan sama juga yang saya rasakan bersama seluruh warga negara Indonesia, ketika asa itu ada lalu pupus dengan cara cara yang tidak bisa kita terima .

Sudahlah, STY masih ada harapan berikut nya yaitu mimpi kita untuk tampil di piala dunia sepakbola, tinggal dua langkah besar lolos fase kedua melaju ke fase ketiga dan masuk 8 besar Asia minimal play off lagi , saya yakin kita bisa ...

   

By : Suhatman Pisang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun