Mohon tunggu...
suhatman pisang
suhatman pisang Mohon Tunggu... Jurnalis - Pernah Menjadi Jurnalis Kompas TV ,SCTV,Indosiar,Skm.Canang Padang

Jurnalis Utama

Selanjutnya

Tutup

Roman

Kisah Seorang Ibu

16 Desember 2023   17:22 Diperbarui: 16 Desember 2023   17:31 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah Seorang Ibu

By : Suhatman Pisang

( Ini kisah nyata, ada ingin untuk merekam nya, namun dengan alasan menjaga privasi sang ibu dan anak nya, saya mengurungkan ingin itu, cukup saya cerita kan saja )

Setiap pagi, dari sebuah lorong di kawasan Pasar Jambi, sekitar Koni lah acap orang menyebut kawasan itu. Sekira pukul tujuh kurang. Seorang ibu separoh baya, berjalan kaki bersama seorang anak laki laki berseragam SMP.
Dari dalam lorong si ibu berjalan beriringan dengan anak nya, kadang mereka berbimbingan tangan, kadang mengobrol serius. Mereka berjalan santai sampai ujung pertigaan lorong jalan dekat gereja.
Biasanya mereka berpisah di ujung jalan itu, lalu si anak berjalan masuk lorong ke sekolah nya .
Saat anak berjalan dalam lorong arah sekolah nya si ibu itu mata nya terus mengikuti langkah si anak sampai hilang dari penglihatan nya. Mata nya seperti tak berkedip mengiringi langkah bujang kecil nya ke sekolah.
Setiap hari, adegan itu saya lihat dengan mata kepala langsung. Setiap itu pula air mata saya jatuh. Entah mengapa ? Mungkin saya melihat betapa sayang nya seorang ibu pada anak nya. Meski dengan berjalan kaki, beliau tetap mengantarkan sang anak ke sekolah, mungkin besar harapan nya pada sang anak menjadi manusia hebat.
Si ibu akan kembali berjalan kaki pulang masuk lorong tempat tinggal nya.
Awal nya saya sempat berpikir, mengapa si ibu ini membuang buang tenaga nya mengantarkan si anak dengan berjalan kaki, sebuah pekerjaan sia sia, kan si anak nggak ngaruh juga .Tapi akhirnya saya menyadari pesan yang tersirat dari si ibu itu, " betapa sayang nya sang ibu pada anak nya " begitu cara yang di lakukan wanita mulya itu untuk memberi semangat pada anak nya. " Meski kita tidak punya mobil,meski kita tidak punya motor, meski kita tak punya sepeda, dengan kaki ibu .ibu akan tetap mengantarkan kamu nak !, merangkak pun akan ibu lakukan demi kamu bahagia anak ku ! "

Jambi, 16 Desember 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun