Jambi selalu diselimuti kabut asap saat musim kemarau, mulai dari kiriman kabut Propinsi tetangga sampai mengeksport kabut ke negara tetangga.
Kebakaran lahan juga selalu terjadi di wilayah ini, terutama lahan gambut di Muarojambi, Tanjung jabung timur, Tanjung jabung barat, juga kerap terjadi kebakaran lahan di daerah perbukitan dan perkebunan lainnya di wilayah propinsi Jambi.
Beragam pengalaman saya dapatkan dalam meliput "bencana" rutin ini, satu hal yang menarik adalah dalam kurun 10 tahun Zulkifli Nurdin menjabat gubernur Jambi, selama itu pula setiap tahun ia menjadi nara sumber yang wajib diwawancarai.
Mantan gubernur Jambi dua periode ini, cukup sensitif dengan berita kabut asap, beliau selalu "Marah" jika kabut sudah menyelimuti wilayah Jambi.
Ke"marahan" itu diaplikasikan dengan berbagai perbuatan, mulai mengumpulkan semua pengusaha perkebunan dan hutan lalu mengancam mereka, sampai mengeluarkan himbauan,maklumat sampai ancaman untuk memenjarakan pelaku pembakaran lahan .
Jika beliau mendapatkan informasi ada kebakaran lahan atau hutan, beliau jadi gatal untuk turun memadamkan api.
Saya pernah mengikutinya selama 2 pekan, setiap hari, mencari titik - titik api dan memadamkan api, kadang tim manggala agni kalang kabut mengikuti sepak terjang sang gubernur, dan tak jarang beliau marah kepada pejabat yang berwenang jika api tak kunjung padam.
Selama 2 pekan mencari sumber api dan memadamkan banyak cerita yang saya rekam, mulai wajah lelah sang gubernur yang berjalan kaki puluhan kilometer, sampai melihat gubernur kelaparan dan kehausan ditengah asap tebal, saputangannya kotor hitam pernah menyeka pipinya sehingga wajah orang nomor sati di jambi saat itu "balepong" arang.
Saat akan wawancara dengan sejumlah televisi, stafnya sibuk memberitahu bahwa wajah sang gubernur itu harus di bersihkan dulu, terpaksa kamera televisi di alihkan dulu dari wajah nya .
Pernah beliau nyaris terjebur masuk sungai, kejadian itu terjadi di kawasan Kumpeh,Muarojambi. Saat itu beliau dengan semangat mengejar titik api, setelah jalan kaki sekitar 10 kilometer, sampai disebuah kanal ada perahu terdampar, beliau mencoba menyisir sungai kecil dengan perahu itu, namun saat akan melompat dari pinggir kanal, perahunya oleng, untung saja ajudannya cepat menyambar tangan pak Zul ( panggilan akrabnya ), sepatu dan cenannya basah, namun ia selamat dari jatuh ke kanal yang airnya sekitar 2 meter itu.
Juga pernah beliau memarahi puluhan pengusaha perkebunan yang dipanggilnya rapat di rumah dinas gubernur, ketika beliau mengkonfortir titik kebakaran lahan yang ada di sejumlah lokasi lahan perusahaan, beliu menanyakan ini lahan siapa ? pengusaha tidak mau menjawab, lalu beliau menyebut nama perusahaan sesuai titik koordinat titik api, setelah didapat nama perusahaan, pengusaha yang ada disana baru berdiri, beliau minta agar perusahaan itu diusut, dan menyerahkan masalah ini pada pihak kepolisian, namun dari pemantauan saya ternyata perusahaan itu tidak terjerat sebagai pembakar lahan.
Saya juga sering bersama beliau naik hely memantau keadaan mulai melihat asap tebal dari ketinggian, sampai melihat langsung kobaran api dari atas, begitu turun beliau dengan tegas memerintahkan tim manggala agni untuk memadamkan api.
Pengalaman naik hely ini ada catatan khusus bagi saya, yaitu ketika ada hely dari mabes polri yang datang ke Jambi, dari kantor saya di Jakarta saya dikabari bahwa saya termasuk salah jurnalis yang diajak untuk memantau dari udara kebakaran lahan di Propinsi Jambi.
Setelah menunggu lama , saat akan berangkat, ternyata saya tidak di perbolehkan naik, oleh kabid humas polda jambi waktu itu, dengan alasan ada pejabat Polda jambi ikut, jadi saya dicoret.
Saat saya ditinggalin itu, saya termenung di ruang VIP bandara Sultan Thaha Jambi, 10 menit kemudian mendarat pesawat Garuda dari Jakarta, salah seorang penumpangnya adalah Pak Zul, beliau mengarah ke ruang VIP bandara, saya berdiri dan menyalami beliau, lalu beliau bertanya ,"Kenapa dik ?" saya jawab, "Tadi mau terbang bang, naik hely, tapi ditinggalin, rencananya mau mantau kebakaran llahan bang " .
"Ya sudah kita naik sekarang " ujarnya     Beliau lalu memerintahkan stafnya untuk mempersiapkan sebuah hely yang sedang parkir di landasan pacu bandara Sultan Thaha Jambi, padahal saya tahu persis hely itu bukan milik pemda propinsi jambi, Tidak perlu waktu lama, akhirnya kami terbang, saya bisa mendapatkan gambar seperti apa yang saya mau dan perintah arah terbang tergantung pada "keenakan" saya mengambil gambar, akhirnya saya dapat gambar ekslusif. Dan tuga dari kantor terbayar.
Semoga kepedulian Zulkifli Nurdin terhadap kabut asap ini tertular pada anaknya .... Zumi Zola Zulkifli yang maju sebagai calon gubernur Jambi periode 2016-2021..........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H