Mohon tunggu...
Suharyo AP
Suharyo AP Mohon Tunggu... wiraswasta -

trainer dan penulis buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hormtilah Orang yang Tidak Puasa

23 Juli 2013   06:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:11 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Judul tulisan ini terkesan hiperbolis. Tapi sebenarnya tidak. Latar belakang pemikirannya sederhana saja: orang yang berpuasa dihormati oleh Zat yang Memerintah berpuasa. “Puasa itu milikKu, dan Akulah yang membalasnya” (hadits qudsi).

Allahmenghormati orang puasa dengan penhormatan luar biasa.Pahala sudah disediakan. Pada bulan Ramadhan masih disediakan fasilitas khusus yang disebut Lailatul Qodr yang kebaikannya lebih dari seribu bulan. Ibadah sunnah yang diamalkan pada bulan Ramadhan pahalanya seperti ibadah wajib, yang wajib dilipatgandakan. Masih kurang apa lagi?

Allah berharap banyak bagi orang berpuasa seperti yang ditegaskan sendiri dalam surat Al baqarah 183 dst. Ada lima kata la’alla (Mudah-mudahan) yang Allah sebutkan bagi orang berpuasa. Pertama,la’allakum tattaquun (agar kalian bertaqwa). Kedua, la’allakum tasykuruun agar kalian bersyukur. Ketiga, la’allahum yarsyuduun (agar mereka mendapat hidayah). Keempat la‘allahum yattaquun (agar mereka bertaqwa), dan kelima la’alakum tuflihuun agar kalian menjadi orang yang menang.

Dengan sedikit gambaran tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa orang puasa (Ramadhan) itu mendapa penghormatan dari Allah yang sedemikian sempurna. Maka, mereka pun menjadi terhormat, hidupnya tenang, dan di akhiratnya kelak diberi pembalasan yang lenih baik dari puasanya.

Nah, bagaimana dengan orang yang tidak berpuasa? Mungkin sebagai musyafir, sakit, pekerja berat, dan bagi wanita tengah menyusui, datang bulan dll. Di hati mereka ada keinginan untuk berpuasa namun boleh tidak melakukannya karena alasan yang dibenarkan syarak. Atas keringanan tsb, mereka kemudian tidak puasa, namun biasanya makannya sembunyi-sembunyi.

Semestinya, orang yang berpuasa juga memberi apresiasi terhadap mereka dengan cara memberi keleluasaan untuk makan atau minum tidkak harus menghindari orang puasa. Perasaan “dikucilkan” itu kan tidak nyaman, kecuali kalau sikapnya berseumbunyi datang dari mereka sendiri untuk menghargai orang yang puasa, tidak soal.

Yang jelas, orang yang berpuasa sudah dihormati oleh Allah, bahkan sesama manusia sudah sangat menghormati mereka. Lihat spanduk-spanduk dibentankan di mana-mana dengan tulisan bersifat himbuan, “Hormatilah Orang Berpuasa”. Sedangkan orang yang tidak puasa karena berbagai alasan tadi, kitalah yang seharusnya menghormatinya dengan cara tidak mengucilkan mereka. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun