Situasi jalanan dari Masjid ke rumah saat pulang tarawih sangat gelap. Dengan penerangan oncor saya dan beberapa saudara dan teman berjalan menyusuri jalan di pinggir kali melewati makam/kuburan yang kata orang cukup angker.
Saat melewati kuburan kadang bulu kuduk merinding. Sesampai di rumah tidak ada kegiatan membaca Al-Qur'an. Mengapa karena memang saya dan juga kakak kakak dan adik saya tidak pernah mengaji. Al-Qur'an juga tidak punya. Begitulah kondisi lingkungan di daerah islam KTP atau islam abangan.
Kegiatan selepas tarawih tidak ada yang bernilai ibadah. Rumah dengan penerangan lampu teplok yang hanya temaram menghantarkan kami sekeluarga untuk tidur. Pagi harinya kebiasaan setelah selesai makan saur tidak ke masjid, bahkan sewaktu saya serta kakak dan adik masih belajar di sekolah rakyat, belum melaksanakan sholat wajib lima waktu.
Kebiasaan kami selepas saur dan bada waktu sholat asar sampai menjelang waktu magrib membunyikan "long" yang ditempat lain namanya ada yang menyebut "Meriam Bambu". Dinamakan meriam bambu karena bahannya dari bambu, kalau dimainkan suaranya seperti bunyi dentuman meriam.
Cara membuat Long mudah yaitu:
Alat dan bahan :
Alatnya meliputi gergaji, pisau, linggis, tatah atau bor.
Bahannya meliputi: bambu; Â lidi atau bambu yang dibuat seperti lidi; minyak tanah, air, karbit, dan nyala api.
Cara membuat :
1. Siapkan bambu ukuran besar, tua, dan kuat. Kalau ada bambu petong. (menggunakan bambu yang tua dan tebal misal bambu petong), dengan panjang kurang lebih 180 cm.
2. Ruas bambu bagian dalam dibersihkan menggunakan linggis, dan sisakan ruas bambu paling pangkal.
3. Beri lubang sekitar 2 cm pada ruas bambu yang paling pangkal, menggunakan bor atau gergaji atau tatah.
4. Bersihkan ruas ruas  bambu bagian luar
5. "Long" siap dimainkan.
Cara memainkan "Long":