Mohon tunggu...
Ryan Haryanto
Ryan Haryanto Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pernah (29 tahun) bekerja sebagai Reporter, Programmer dan Redaktur Senior (Ipoleksosbud Hankam) pada Pusat Pemberitaan Radio Republik Indonesia (RRI). Sejak remaja senang mengamati dan berpikir tentang hal-hal yg kurang diminati oleh banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

RRI dan Eksistensi Radio Berkelas Dunia

4 November 2010   05:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:51 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: RRI/Admin (rri.co.id)

Kita sering lupa, bahwa untuk mencari kejelasan tentang Kelas (Level), Martabat (dignity) atau Kepangkatan (stratification according to rank), diperlukan standar nilai yang dapat digunakan sebagai pedoman, untuk mendukung system nilai yang akan disepakati.

Terkait dengan cita-cita RRI yang ingin merebut pengakuan publik sebagai Lembaga Penyiaran(Station Broadcasting)“Berkelas Dunia”, yang perlu kita kenali adalah kondisi RRI sekarang. Tetapi, karena tulisan ini hanya artikel pendek (bukan Makalah Agenda Aksi), maka pengenalan kondisi RRI kita batasi hanya pada kondisi Makro.

Radio Republik Indonesia (RRI), sekarang ini sudah dikenal dunia sebagai Lembaga Penyiaran Raksasa yang memiliki jaringan sangat luas. Dan, yang kurang saat ini, tinggal upaya merebut pengakuan dunia, agar RRI (secara real) pantas mendapat predikat sebagai “Lembaga Penyiaran Berkelas Dunia”.

Lalu, pertanyaannya, Lembaga Penyiaran mana saja yg sudah mendapat predikat Kelas Dunia ?

Sebagai contoh, apabila BBC-London(Inggris)(usia 83th), NHK-Jepang(usia 84th) dan ABC-Australia(usia 78th), sudah mendapat predikat itu, apa saja nilai plus yang mereka miliki ? dan nilai2 apa pula’ yang tidak atau belum dimiliki oleh RRI yang usianya 65th ?

Catatan Ensiklopedi Wikipedia, menyabutkan,

BBC Radio, atau British Broadcasting Corporation, yang beroperasi di Inggris sejak tahun 1927, memiliki 7 (tujuh) programa (kesemuanya berbasis di London), disamping penyelenggaraan Programa khusus BBC-(Asia-Berjaringan) untuk melayani komunitas Asia yang ada di London.

BBC Radio, dibagi dalam dua layanan, Pertama, (BBC Radio Utama), yang dapat diterima oleh radio analog (FM & AM), dan yang Kedua, (BBC Radio Digital), yang hanya dapat diterima melalui InternetStreaming.

Untuk siaran dalam negeri, BBC Radio didukung oleh 40 stasiun cabang diseluruh wilayah Inggris, termasuk wilayah Kepulauan Channel.

Selain 40 Stasiun pendukung siaran berjaringan didalam negeri, BBC juga memiliki stasiun penyiaran radio di Russia untuk pendengar di negara-negara Asia, sedangkan stasiun penyiaran di Arab Saudi diarahkan untuk pendengar di Negara-negara bekas jajahannya di Afrika danjazirah Arab, seperti :

MesirSudanUgandaKenyaDjiboutiSierra,LeoneGhanaNigeriaZambia,Zimbabwe dan Botswana.

Kedua stasiun penyiaran itu khusus untuk siaran Berita dan Talk show.

NHK Radio, atauNippon Hōsō Kyōkai, adalah sebuah badan penyiaran umum di Jepang yang didirikan tahun 1926, dengan model perusahaan radio yang mirip BBC di Inggris.

Meski secara umum Lembaga Penyiaran NHK menganut Konvergensi Media (Pe-muara-an Medium Radio, Televisi dan Teknologi Internet), tetapi di dalam negeri, orang Jepang lebih akrab menyebut NHK dengan sebutan “Radio Tokyo”, sebuah sapaan yang merujuk pada asal-usul NHK sebagai sebuah stasiun radio.

Tidak jauh berbeda dengan BBC di Inggris dan NHK di Jepang, Lembaga Penyiaran AustraliaABC(Australian Broadcasting Corporation), sejak awal berdirinya tahun 1932, adalah sebuah jaringan siaran radio. Namun dalam perjalannya, perusahaan ini terus melakukan perluasan dan diversifikasi kedalam berbagai media siaran, termasuk siaran Televisi, Situs Online dan Penerbitan Majalah.

Siaran Radio Australia dan Siaran Televisi Asia Pasifik, yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran ABC, juga dapat didengar dan ditonton di luar negeri.

Radio Republik Indonesia

Dari catatan diatas, ketiga Lembaga Penyiaran, masing-masing BBC(Inggris), NHK(Jepang)dan ABC(Australia), yang sudah masuk dalam kategori berkelas dunia, adalah lembaga penyiaran yang telah lebih awal melakukan “Konvergensi (pe-muara-an) Media” (Radio, Televisi, Situs Online dan Media Cetak), ke dalam suatu sistem perusahaan Induk (Holding Company) berskala besar.

Lalu, bagaimana dengan RRI ? Apakah RRI sudah siap melalukan Konvergensi Media ?, Bagaimana dengan Core Bussiness “Siaran Radio” yg yang dianut LPP-RRI selama ini ?Apabila LPP-RRI menerapkan Konvergensi Media, Apakah langkah itu dapat diartikan sebagai penyimpangan (divergence) dari Core Business LPP-RRI, yang berorientasi pada Stasiun Penyiaran Radio ?.

Jawabannya adalah, RRI sangat siap melakukan konvergensi media, karena RRI melalui Pro3, sudah lama melakukan uji coba siaran Televisi dan sudah memiliki Situs Berita Online Pro3rri.com, meski system pengelolaannya masih perlu ditingkatkan dan disempurnakan.

Sedangkan mengenai core business RRIsebagai Lembaga penyiaran radio, yang dikhawatirkan akan menjadi penghambat reformasi menuju Konvergensi Media, kita dapat belajar dari BBC Inggeris, NHK Jepang dan ABC Australia, karena ketiga Lembaga Penyiaran itu asal-usulnya adalah Stasiun Penyiaran Radio.

RRI Menuju Lembaga Non Struktural

Ada perkembangan kondisi yang perlu dicermati terkait dengan cita-cita perubahan status kelembagaan RRI menjadi Lembaga Non Struktural (LNS).Dari kondisi yang berkembang dalam waktu terakhir ini, ada indikasi RRI akan mengalami kesulitan merubah status kelembagaannya menjadi LNS, kecuali jika bergabung bersama TVRI yang tugas pokok dan fungsinya memiliki kesamaan, sehingga kemungkinan namanya nanti, antara lain akan menjadi :

1.BPRTI (Badan Penyiaran Radio Televisi Indonesia) atau

2.LPRTI (Lembaga Penyiaran Radio Televisi Indonesia) atau

3.BPI (Badan Penyiaran Indonesia) yang didalamnya termasuk RRI, TVRI dan Kantor Berita Antara.

Mengapa isu semacam itu tiba-tiba dimunculkan ? Jawabannya adalah, karena pemerintah dalam waktu 5 tahun ini, akan menciutkan Lembaga Non Struktural (LNS) yang jumlahnya mencapai 92 (LNS) saat ini, karena banyak LNS yang kinerjanya dinilai tidak efektif.

Dari 92 LNS yang ada sekarang, 13 LNS direncanakan akan dihapus dan 39 lainnya akan digabung sesuai dengan Tugas pokok dan fungsinya yang memiliki kesamaan (seperti RRI dan TVRI –asumsi penulis).

Stasiun Produksi RRI di Luar Negeri

Radio Republik Indonesia, dalam dalam tugas dan fungsinya, memiliki peran strategis, termasuk diantaranya sebagai Pelestari budaya bangsa, Sarana komunikasi, disamping sebagai Radio diplomasi yang independent dan netral.

Tidak jauh berbeda dengan BBC dan NHK yang memiliki kepentingan dengan masyarakat dunia khususnya di Negara-negara bekas jajahan negaranya, RRI yang tidak memiliki Negara jajahan, juga memiliki kepentingan dengan Negara-negara Jazirah Arab (khususnya dunia Islam), dan Negara-negara serumpun Melayu di Asia tenggara (untuk pelestarian budaya).

Stasiun-stasiun Produksi RRI di Luar Negeri, yang memiliki relevansi dan perlu mendapat prioritas pembangunannya, adalah di Jeddah atau Riyadh untuk kawasan Jazirah Arab dan di Malaysia untuk wilayah Asia tenggara.

Sedangkan untuk meningkatkan diplomasi dengan Negara-negara Eropa, RRI dapat membangun Stasiun Produksi di Stockholm, Swedia, dengan memanfaatkan hubungan emosional RRI dengan Swedish Radio (SR) yang sudah terbangun dalam 7 tahun terakhir. (Shy).

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun