Aku Lihat Ada Mendung di WajahnyaÂ
Kamis, 9 Mei 2024. Penulis berkunjung ke rumah adik dari istri dalam rangka tahlilan atas wafatnya suami. Tepatnya pukul 17.00 WIB penulis dan keluarga berangkat menuju Cikarang Jawa Barat. Setelah menempuh perjalanan satu jam  kami sampai tepat pukul 18.00 WIB.
Keluarga dan beberapa orang laki-laki langsung menuju masjid, sementara penulis tidak ke masjid karena masjid terlalu tinggi untuk bisa dilalui kursi roda. Terpaksa penulis salat di garasi mobil yang digunakan untuk acara tahlilan. Sejak awal dan sampai akhir penulis berdiam diri di muka garasi agar bisa melihat jamaah tahlilan baik yang di dalam maupun di luar.
Setelah penulis salat Magrib, penulis membalikkan badan, penulis lihat ada beberapa saudara dari pihak adik ipar baru datang. Â Tiba-tiba penulis beradu pandangan dengan salah satu kerabat adik ipar yang sedang duduk di bale-bale, penulis langsung saja menyapa.
"Bang, apa kabar?" Sapa penulis sambil mengangkat tangan.
"Eh, Alhamdulillah," jawabnya sambil mengangkat tangan pula.
Penulis melihat ia bangkit dari tempat duduknya berjalan tertatih-tatih menggunakan tongkat menghampiri penulis.
Penulis mengetahui bahwa ia sedang sakit stroke. Â Kebetulan ketika ibunya meninggal penulis sempatkan diri bertakziah ke rumahnya. Alhamdulillah, sekarang ia sudah bisa berjalan walau masih tertatih.
Penulis mempersilahkan ia duduk di samping penulis dengan sebuah kursi yang sudah disediakan. Penulis berdua saling curhat-curhatan tentang penyakit yang penulis berdua alami.
"Bang, sakit stroke?" Tanyanya