Ada beberapa yang seharusnya ada, ternyata tidak ada dan penerapan literasi jauh dari yang diharapkan. Misal, tidak adanya tim literasi dan pembiasan membaca buku yang seharusnya setiap hari atau dua hari dalam sepekan, realitanya hanya satu kali dalam sebulan. Di samping itu juga kurang optimalnya daya tarik perpustakaan dalam menarik peserta didik untuk berkunjung ke perpustakaan.
Kalau kita lihat adanya gerakan literasi di madrasah/sekolah tujuan dasarnya agar para peserta didik terbiasa membaca buku. Maka itu, madrasah/sekolah men-setting pembiasaan membaca buku 15-30 menit pada awal jam masuk.Â
Kalau hal tersebut tidak ada atau pelaksanaan hanya sekedar ada, sepertinya sulit untuk mewujudkan pembiasaan membaca buku untuk para peserta didik. Jangankan untuk daya baca, minat baca pun sulit diraih.Â
Ketika itu terjadi, sudah dipastikan berimbas kepada kualitas hasil pendidikan pada sebuah lembaga pendidikan. Di ketahui bahwa leberhasilan kualitas pendidikan salah satunya adalah menjadikan membaca buku sebagai habitasi.
Demikian perlu adanya pemikiran ulang tentang gerakan literasi madrasah, sehingga adanya keselarasan antara harapan dan kenyataan.
Cakung, 24 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H