Mohon tunggu...
Suharto MTsN 5 Jakarta
Suharto MTsN 5 Jakarta Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, penulis, Guru Blogger Madrasah, motivator literasi, pegiat literasi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar dari Handry Satriago

20 September 2023   13:23 Diperbarui: 20 September 2023   13:36 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Facebook Cing Ato

Belajar dari Handry Satriago

#GuruBloggerMadrasah

Di sela-sela waktu kosong mengajar, penulis mencoba melihat aplikasi Facebook. Penulis lihat ada sebuah video motivasi yang pernah penulis lihat sebelumnya. Video ini penulis lihat di akun Facebook milik pak Ikhsan ceo Media Guru. 

Kebetulan penulis senang dengan hal-hal seputar self motivated. Setidaknya ketika penulis membaca, mendengar, atau melihat minimal pengetahuan itu untuk meneguhkan hati penulis.

Hari ini penulis melihat video dari pak Handry Satriago seorang CEO General Electric Indonesia. Empat hari yang lalu beliau telah menghadap Sang Penggenggam Kehidupan tepatnya tanggal 16 September 2023. 

Ada kisah yang menarik dari beliau. Ketika beliau berumur 17 tahun beliau terkena penyakit getah bening di bagian belakang, sehingga beliau tidak bisa berdiri hingga beliau meninggal dunia.

Saat itu beliau dipinta untuk menjadi imam oleh ibunya. Beliau sanggupi, namun baru saja dapat dua rakaat beliau tidak bisa bangkit. Hari itulah beliau terakhir berdiri hingga ajal menjemputnya.

Beliau sempat stress dan mengurung diri dikamar berhari-hari. Sepertinya beliau sangat terpukul dan kecewa dengan musibah yang terjadi pada dirinya. Sepertinya dunia sudah gelap dan tidak bersahabat dengannya.

Melihat yang demikian kedua orang tuanya tidak tinggal diam. Terus menasehati dan memotivasi agar beliau bangkit kembali. Suatu hari bapak beliau masuk ke kamar dan  membuka jendela, lalu bapaknya duduk di tempat tidur beliau. Bapaknya menasehati sambil memberikan motivasi. Ada dua hal yang bapaknya sampaikan. 

Pertama, hidup ini adalah pilihan. Boleh menjadi kaum rebahan dan terus mengurung diri atau bangkit menatap masa depan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Ketika memilih untuk terus mengurung diri. Maka, hidup akan selalu merasakan kesedihan . Karena hidup selalu membandingkan diri dengan orang lain. Ketika orang lain mampu mengerjakan sesuatu yang dahulu kamu bisa lakukan, ketika itu akan timbul kesedihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun