Mohon tunggu...
Suharto MTsN 5 Jakarta
Suharto MTsN 5 Jakarta Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, penulis, Guru Blogger Madrasah, motivator literasi, pegiat literasi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku Sesunggukan di Bawah Lindungan Ka'bah

14 September 2023   11:58 Diperbarui: 14 September 2023   12:19 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat penampilan Hamid, Mak Asiah dan suaminya tertarik kepada Hamid. Hamid disekolahkan sementara ibunya suka membantu Mak Asiah di rumah. Hamid dan Zaenab menempuh pendidikan disekolah yang sama. Tidak disitu saja Hamid sering bertandang ke rumah Zaenab. Hamid sudah dianggap sebagai keluarga dari H.Ja'far. Seiring berlalunya waktu dan berubah musim, sering itu pula beliau berdua tambah dewasa. Mulailah timbul bunga-bunga cinta yang kuncup tak mekar, karena terhalang dahan yang sangat kuat.

Perbedaan status yang menyebabkan cinta itu tak mekar namun keduanya saling merasakan getaran-getarannya. Ibunya Hamid melihat ada cinta antara Hamid dan Zaenab. Ibunya menasehati Hamid untuk mengubur dalam -dalam hasrat cintanya.

Sulit bagi Hamid untuk melupakan cinta. Otaknya sudah berusaha melupakan. Namun, hatinya sulit untuk dibendung. Tak ada waktu dan kesempatan tuk mengutarakan isi hatinya. Ingin rasa mengutarakan hasrat cintanya kepada Zaenab. Namun, ketika bertemu ucap itu tak mampu menyusun kata-kata. Diam membeku seribu bahasa.

Belum saja ucap berbuah cinta, mak Asiah meminta Hamid tuk menundukkan hati Zaenab agar menerima pinangan saudara keponakan mak Asiah yang ingin dijodohkan oleh Zaenab.

Bak disambar petir di siang bolong, tersentak hati Hamid mendengar ucapan mak Asiah. Mak Asiah tak tahu getaran cinta yang sedang bersemi antara Hamid dan Zaenab. Putus harapan Hamid. Namun, Hamid dengan tenang ingin menundukkan hati Zaenab. Tetapi, Zaenab tahu perasaan Hamid, antara ucapan dan hati tak sama. Zaenab melihat gelagat Hamid, ketika Zaenab menyatakan belum siap untuk menikah dengan sedara sepupunya. Hamid langsung menarik nafas dalam-dalam dan rinai-rinai peluh membasahi keningnya. Ini adalah tanda bahwa Hamid mencintai Zaenab.

Sejak kejadian itu Hamid menghilang mengembara ke berbagai daerah dan negara hingga ke kota Makkah. Namun, sebelumnya ia mengirimkan surat kepada Zaenab. Surat itu hanya bisa dibaca dan dirasakan getarannya. Namun, sulit untuk berbalas karena Hamid tak meninggalkan jejak.

Surat itupun bertahun -tahun disimpan dan dibaca berulang hingga lusuh dan memudar warna kertas. Begitu cintanya Zaenab kepada Hamid hingga harus menolak saudara sepupunya untuk menikah dengannya.

Hingga suatu hari Hamid berjumpa dengan sahabat lamanya Saleh yang sedang menuntut ilmu di kota Makkah. Secara kebetulan istri Saleh si Rosna teman akrab Zaenab. Dari Salehlah Hamid mengetahui kondisi Zaenab begitu juga dengan Zaenab. Zaenab pun menitip salam bahwa ia sangat mencintai Hamid begitu Hamid terhadap Zaenab. Zaenab berkata "Entah kita akan berjumpa kembali atau Abang menjumpai batu nisanku saja"

Kondisi Zaenab semakin parah karena penyakit yang dideritanya. Dokter pak mampu menyembuhkan, karena yang sakit bukan tubuhnya tetapi cintanya yang tak tersampaikan. Begitu juga dengan Hamid tubuhnya semakin kurus, sehingga ketika menunaikan ibadah haji harus ditandu.

Zaenab pun menghembuskan nafas terakhir dan ia pergi tuk selamanya bersama cinta sucinya.

Kematian Zaenab sampai terdengar oleh Hamid yang sedang sakit. Ketika ia sedang menunaikan tawaf ia berhenti sambil memegang kain Kiswah Ka'bah. Ia bermunajat kepada Allah di bawah lindungan ka'bah. Usai munajat ia pun menyusul cinta sejatinya yang telah terlebih dahulu jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun