Literasi MTsN 5 Jakarta: Perlu dipikir Ulang Penerapan literasi Membaca Buku di MadrasahÂ
Cing Ato
#MembangkitkanLiterasiMadrasah
Senin, 04 September 2023 kegiatan perdana literasi membaca buku dimulai untuk tahun pelajaran 2023-2024. Selaku pembina literasi baru, sementara waktu mengikuti program yang sudah berjalan sebelumnya.
Berdasarkan program yang sudah berjalan salah satunya kegiatan literasi membaca buku dilaksanakan pada setiap Minggu ketiga pada setiap bulan. Menurut hemat penulis sangat kurang ideal. Seharusnya kegiatan membaca maksimalnya dilaksanakan setiap hari minimal 15-30 menit sebelum jam pertama dimulai.Â
Andaikan tidak setiap hari, minimal dua hari sekali setiap Minggu. Mengingat membaca buku harus menjadi pembiasaan terhadap peserta didik.Â
Kalau melihat realita yang didapatkan di lapangan hampir semua peserta didik malas untuk membaca. Jangankan untuk membaca buku di luar buku pelajaran. Membaca buku pelajaran saja malas. Dalam satu kelas bisa didapatkan hanya tiga siswa dari tiga puluh enam siswa. Tetapi, kalau memainkan smartphone hampir semuanya. Tentunya berdampak pada kualitas pengetahuan yang dicapai oleh para peserta didik.
Dilansir dari jurnal Kominfo bahwa: UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!- Kominfo.go.id
Melihat realita yang ada Kemendikbud--Anies Rasyid Baswedan --meluncurkan program literasi sekolah guna menumbuhkan semangat literasi bagi peserta didik. Keluarlah Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Dalam Literasi sekolah yang dicanangkan tentang "Bahasa Penumbuh Budi Pekerti" dalam artian dengan literasi diharapkan dapat menumbuhkan hal-hal yang positif yang sudah ada dalam setiap pribadi. Maka itu kegiatan literasi membaca buku yang dapat memotivasi dan membangkitkan semangat.
Sekolah harus menyediakan atau menganjurkan kepada peserta didik untuk membaca semisal buku biografi tokoh lokal dan biografi anak bangsa yang berprestasi, buku-buku sejarah yang membentuk semangat kebangsaan atau cinta tanah air.
Literasi bukan hanya sekedar membaca. Tetapi, juga menumbuhkan keterampilan menulis. Bisa dimulai dengan menulis kembali apa yang dibaca, memodifikasi, meringkas, meresensi, dan lain-lainnya.
Itulah arah yang hendak dituju oleh gerakan literasi sekolah/madrasah. MTsN 5 Jakarta masih agak jauh untuk mengarah ke sana. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Namun, masih ada waktu dan kesempatan untuk sampai ke sana. Â
Butuh berpikir ulang untuk para pemimpin dan para pendidik tentang penerapan literasi membaca buku di lingkungan madrasah. Jangan dijadikan program literasi hanya sekedar ada.Â
Demikian literasi membaca dan menulis perlu ditumbuhkembangkan agar generasi cinta aka pengetahuan dan memiliki karakter yang berkualitas.
Cakung-Cilincing, 05 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H