Penentu Kesuksesan Hidup Bukan dari Luar Diri, Tetapi dari Dalam Diri
Cing Ato
#SarapanPagidenganMenulis
#GuruBloggerMadrasah
Rabu, 02 Agustus 2023 sebelum mengajar ada waktu kosong, penulis mencoba melihat aplikasi Tik-tok di smartphone. Sambil nyambi nyemil uli petel (uli serundeng) penulis tertarik kepada satu tayangan Tik-tok tentang seorang yang sedang memberikan kuliah umum di sebuah Universitas.
Awalnya penulis tidak tahu siapa yang memberikan ceramah umum. Penulis hanya tertarik dengan apa yang disampaikannya. Maklum, penulis senang dengan ceramah yang isinya tentang motivasi hidup. Â
Hampir setiap hari penulis selalu mendengarkan tentang pernyataan-pernyataan motivasi. Siapa pun yang mengucapkan ungkapan motivasi pasti penulis dengarkan. Tidak memandang siapa yang menyampaikan. Tetapi, jika ungkapan motivasi yang menyampaikan orang yang pernah mengalami itu lebih bagus, karena itu benar adanya.
Rasa kepo penulis mencoba untuk mengetahui siapa yang menyampaikan ceramah itu. Biasanya di Tik tok ada keterangan di bawah. Tertulis Bahlil. "Siapa Bahlil itu ya?" Pikir penulis.
Penulis mencoba melihat Mbah Google. Eh, ternyata seorang pengusaha dan menteri investasi merangkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal di kabinet Indonesia Maju jilid II Presiden Joko Widodo dan wakil presiden Ma'ruf Amin. Nama lengkapnya Bahlil Lahadalia.- Wikipedia.
Beliau terlahir dari keluarga yang sangat sederhana di daerah Papua. Ayahnya hanya seorang kuli bangunan dengan pendapatan yang lebih banyak kurangnya daripada cukupnya. Melihat latar belakang seperti itu, beliau berontak dan berpikir maju ke depan. Beliau bukan siapa-siapa, kuliahnya hanya di kampung. Di mana tempat ia menempuh pendidikan, kalau dicari di Google sudah pasti tidak ada.Â
Waktu masih duduk di sekolah dasar beliau harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Jarak rumah dengan sekolah sekitar 4 km. Bisa dibayangkan setiap hari beliau harus berjalan 8 km, hanya untuk mengeyam pendidikan.
Beliau bertekad untuk sekolah, bagaimana pun caranya. Setidaknya dengan pendidikan kehidupannya bisa berubah. Tetapi, beliau mengatakan bahwa pendidikan di universitas tidak menjamin seorang itu sukses.Â
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa yang membuat kita sukses ya, diri kita sendiri, bukan yang datang dari luar. Maka beliau tidak minder dengan teman-teman yang lulusan dari universitas ternama, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Ilmu yang kita pelajari di sebuah universitas digunakan untuk memanage kesuksesan saja, selanjutnya yang menentukan adalah leadership atau kepemimpinan. Bisa jadi mereka para lulusan S2 dan S3 dipimpin oleh mereka lulusan S1 yang menguasai ilmu keleadershipan.
Coba saja lihat kepada Dr. (H.C.) Susi Pudjiastuti (lahir 15 Januari 1965) adalah seorang mantan Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019 yang juga pengusaha pemilik dan Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat.-wikipedia
Beliau bukan tamatan dari perguruan tinggi. Tetapi beliau mampu menjadi pengusaha sukses. Kenapa demikian terjadi? Ya, karena ibu Susi mempunyai kemampuan memimpin.
Pernah beliau ditawari ikut paket C --setingkat SMA-- oleh Anies Rasyid Baswedan kala itu beliau menjadi menteri pendidikan. Apa jawab beliau "Aku tak butuh ijazah".Â
Penulis pun pernah mendengar ucapan yang keluar darinya dari salah satu tayangan di medsos, kurang lebih maknanya seperti ini "Walau aku tidak pendidikan tinggi, tetapi aku memimpin para lulusan perguruan tinggi." Beliau memberi contoh seperti pilot yang bekerja di maskapai penerbangan Susi Air.
Demikian lulusan perguruan tinggi tidak menjamin sebuah kesuksesan. Tetapi, kegigihan dirinyalah yang bisa menggapai kesuksesan.
Cilincing, 02 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H