Mohon tunggu...
Suharto MTsN 5 Jakarta
Suharto MTsN 5 Jakarta Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, penulis, Guru Blogger Madrasah, motivator literasi, pegiat literasi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penentu Kesuksesan Hidup Bukan dari Luar Diri, Tetapi dari Dalam Diri

2 Agustus 2023   10:32 Diperbarui: 2 Agustus 2023   10:44 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber : Pribadi 


Penentu Kesuksesan Hidup Bukan dari Luar Diri, Tetapi dari Dalam Diri

Cing Ato
#SarapanPagidenganMenulis
#GuruBloggerMadrasah

Rabu, 02 Agustus 2023 sebelum mengajar ada waktu kosong, penulis mencoba melihat aplikasi Tik-tok di smartphone. Sambil nyambi nyemil uli petel (uli serundeng) penulis tertarik kepada satu tayangan Tik-tok tentang seorang yang sedang memberikan kuliah umum di sebuah Universitas.

Awalnya penulis tidak tahu siapa yang memberikan ceramah umum. Penulis hanya tertarik dengan apa yang disampaikannya. Maklum, penulis senang dengan ceramah yang isinya tentang motivasi hidup.  

Hampir setiap hari penulis selalu mendengarkan tentang pernyataan-pernyataan motivasi. Siapa pun yang mengucapkan ungkapan motivasi pasti penulis dengarkan. Tidak memandang siapa yang menyampaikan. Tetapi, jika ungkapan motivasi yang menyampaikan orang yang pernah mengalami itu lebih bagus, karena itu benar adanya.

Rasa kepo penulis mencoba untuk mengetahui siapa yang menyampaikan ceramah itu. Biasanya di Tik tok ada keterangan di bawah. Tertulis Bahlil. "Siapa Bahlil itu ya?" Pikir penulis.

Penulis mencoba melihat Mbah Google. Eh, ternyata seorang pengusaha dan menteri investasi merangkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal di kabinet Indonesia Maju jilid II Presiden Joko Widodo dan wakil presiden Ma'ruf Amin. Nama lengkapnya Bahlil Lahadalia.- Wikipedia.

Beliau terlahir dari keluarga yang sangat sederhana di daerah Papua. Ayahnya hanya seorang kuli bangunan dengan pendapatan yang lebih banyak kurangnya daripada cukupnya. Melihat latar belakang seperti itu, beliau berontak dan berpikir maju ke depan. Beliau bukan siapa-siapa, kuliahnya hanya di kampung. Di mana tempat ia menempuh pendidikan, kalau dicari di Google sudah pasti tidak ada. 

Waktu masih duduk di sekolah dasar beliau harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Jarak rumah dengan sekolah sekitar 4 km. Bisa dibayangkan setiap hari beliau harus berjalan 8 km, hanya untuk mengeyam pendidikan.

Beliau bertekad untuk sekolah, bagaimana pun caranya. Setidaknya dengan pendidikan kehidupannya bisa berubah. Tetapi, beliau mengatakan bahwa pendidikan di universitas tidak menjamin seorang itu sukses. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun