Mohon tunggu...
Suharto MTsN 5 Jakarta
Suharto MTsN 5 Jakarta Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, penulis, Guru Blogger Madrasah, motivator literasi, pegiat literasi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Tertukar: Sebuah Renungan Kehidupan agar Pandai Memilih Kepada Siapa Kita Bergaul

20 Juli 2023   06:56 Diperbarui: 20 Juli 2023   06:59 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup Tertukar: Sebuah Renungan Kehidupan Agar Pandai Memilih Kepada Siapa Kita Bergaul.

Cing Ato
#SarapanPagidenganMenulis

Al-kisah,-Suatu hari ada seekor singa betina mati setelah melahirkan. Tak ada satupun singa-singa yang mendampingi. Dalam kebingungan anak singga melihat segerombolan kambing yang sedang merumput.

Berlarilah anak singa menghampiri segerombolan kambing. Kambing tidak terlalu kaget karena yang datang hanya seekor anak singa yang sedang lucu-lucunya.

Bergabunglah anak singa dan mengikuti ke mana gerombolan kambing merumput. Seiring bergantinya waktu dan berubahnya musim, seiring itu pula anak seekor singa tumbuh menjadi singa muda yang gagah lagi tampan. Namun, ia hidup bukan sebagai seekor singa pada umumnya. Buas, pemberani dan pemangsa binatang-binatang jinak. Ia  kehilangan jati dirinya sebagai seekor singa. Ia menjadi pemakan rumput dan penakut.

Suatu hari ada seekor singa yang sedang memperhatikan gerombolan kambing. Namun, hari ini ia terperanjat dari apa yang ia lihat. Di tengah gerombolan kambing ada seekor singa muda yang sedang membersamai kambing.

Seekor singa jantan dewasa itu terus mendekati gerombolan kambing. Ia bukan mengejar segerombolan kambing. Tetapi, ia mengejar seekor singa muda. Ia ingin mengetahui kenapa seekor singa bisa seperti itu.

Seekor singa muda terdesak dan merengek agar tidak dimakan seekor singa dewasa. Seekor singa berkata"Hei, dungu. Kenapa kamu kehilangan jati diri. Kamu itu singa bukan seekor kambing."

Untuk memastikan bahwa seekor singa muda berbeda dengan kambing, seekor singa dewasa mengajaknya ke sebuah danau. Lalu seekor singa muda bercermin ke air danau yang jernih. Dari situlah dia baru tahu bahwa dirinya adalah seekor singa bukan seekor kambing. Lalu ia mengaum sekuat tenaga sebagai rasa penyesalan. Aumannya terdengar oleh segerombolan kambing. Akhirnya gerombolan kambing menjauh darinya.

Dari cerita ini tentang ketidaktahuan tentang jati diri bisa kita jadikan sebuah pembelajaran bagi kita dalam berselancar mengarungi kehidupan ini.

Betapa banyak dari kita yang tidak mengetahui potensi yang kita miliki bersebab bergaul kepada orang yang salah.
Bukan saja kita tidak mengetahui potensi kita, tetapi juga terbelenggu oleh orang -orang di sekitar kita yang berpikiran negatif atau yang mempunyai pola pikir kerdil.

Artinya ketika kita ingin mengetahui apakah kita mempunyai potensi yang terpendam. Kita butuh orang lain yang berpikiran maju dan selalu berpositif thinking. Kita harus berada dalam pusaran orang-orang itu. Bukan saja kita akan mengetahui potensi yang kita miliki, tetapi mereka lebih jauh menghantarkan kita untuk memunculkan potensi yang kita miliki.

Berbeda dengan mereka yang jumud, culas, malas, atau pada pusaran zona nyaman. Ketika kita bergabung dengan mereka. Kita akan terbawa arusnya. Bahkan, ketika kita menatang arus. Mereka akan mematahkan semangat kita dengan kata-kata yang dapat melemahkan kita. Akhirnya kita tenggelam bersamanya.

Demikian carilah lingkungan/ teman yang bisa mengantarkan kita untuk mengetahui potensi yang kita miliki lalu mengajak kita untuk mewujudkan potensi itu.

Cakung, 20 Juli 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun