Mohon tunggu...
Suharto MTsN 5 Jakarta
Suharto MTsN 5 Jakarta Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, penulis, Guru Blogger Madrasah, motivator literasi, pegiat literasi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lulusan Tak Berkualitas Sebuah Potret Buramnya Dunia Pendidikan

5 Juni 2023   07:49 Diperbarui: 5 Juni 2023   07:56 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir tahun pelajaran 2022-2023 sudah di penghujung, beberapa hari ini tanggal 5 Juni 2023 semua peserta didik mulai dari SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA akan mengikuti penilaian akhir tahun (PAT)/ Assessment Akhir Tahun (ASAT) Sementara para peserta didik kelas 6 SD/MI, 9 SMP/MTs, dan XII SMA/MA telah selesai melaksanakan Assessment.

Merupakan sebuah kebiasaan setiap sekolah atau madrasah selepas ujian/ assesment kelas akhir selalu mengadakan perpisahan baik di tempat sendiri atau mengadakan perpisahan ke luar. Baik dilaksanakan di gedung atau sambil bertamasya ke tempat wisata.

Terkadang lucu proses kegiatan belajar kurang diperhatikan, sementara perpisahan sedikit glamor, lebih anehnya lagi dengan menggunakan baju toga wisuda layaknya mahasiswa. Baik pada tingkat paud hingga sekolah menengah atas.

Tidak terlalu salah si, hanya sedikit lucu saja. Baju toga kebesaran dan dambaan setiap mahasiswa. Kini sudah tidak terlalu istimewa dan impian setiap pelajar. Kenapa hal itu bisa terjadi? Ya, karena baju toga sudah tidak asing lagi, sejak paud mereka sudah memakainya.

Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan oleh pihak orang tua untuk biaya sebuah perpisahan. Terkadang sampai jutaan. Bagi mereka yang orang tuanya mampu tidak masalah, tetapi bagi mereka pendapatan pas-pasan sesuatu yang sangat besar sekali. Ditambah lagi untuk biaya persiapan sekolah lanjutan yang butuh biaya besar.

Sementara hasil pendidikan dewasa ini masih dipertanyakan kualitasnya. Mengingat sistem kenaikan dan kelulusan asal naik dan lulus. Masih adanya sistem KKM yang menyesatkan. Sementara pihak sekolah tidak mau nilai peserta didik di bawah KKM. Bahkan, setiap sekolah mematok KKM yang cukup pantastis. Nilai peserta didik pun dipaksa untuk KKM.

Sistem ini akhirnya merusak kualitas pendidikan. Para siswa enggan untuk belajar, karena nanti akhirnya di-KKM-kan. Sementara, guru sudah apatis, karena kondisi yang diciptakan sekolah.

Pada kondisi seperti ini para peserta didik yang naik kelas dan lulus sekolah banyak yang tidak berkualitas.

Melihat semacam ini setidaknya ada upaya sekolah untuk menciptakan sebuah langkah-langkah yang bisa menggerakkan para peserta didik untuk senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh. Di antara langkah-langkahnya, yaitu:

1. Memberikan motivasi. Sekolah harus mempunyai sebuah program yang bisa memotivasi, menginspirasi, dan menggerakkan peserta didik akan pentingnya belajar.

2. Kegiatan literasi. Kegiatan literasi terus digalakkan, agar para siswa mempunyai nilai kesungguhan untuk membaca buku, khususnya buku pelajaran. Karena, dewasa ini hampir semua peserta didik enggan untuk membaca buku, Karena pengaruh dari smartphone.

3. Perlu adanya kerjasama pihak sekolah dan orang tua. Bersebab virus Corona di mana kegiatan pembelajaran memakai sistem jarak jauh yang menggunakan smartphone. Namun, yang terjadi di lapangan banyak peserta didik lebih asyik bermain game, Tik-tok, dan melihat tayangan lainya daripada untuk belajar.

4. Peninjauan ulang jadwal ekskul. Kegiatan ekskul sebaiknya tidak menggunakan hari efektif. Terkadang mereka yang ikut ekskul pulang dari sekolah sudah terlalu sore. Sampai di rumah sudah letih dan pada gilirannya enggan untuk membaca pelajaran untuk materi esok hari.

5. Perlu adanya siswa tinggal kelas. Tentunya setelah adanya usaha maksimal pendidik mengadakan penilaian dan juga dilhat dari tingkah laku/akhlak peserta didik.

Tinggal kelas diharapkan menjadi efek jera bagi para siswa yang enggan untuk belajar. Setidaknya dengan tidak naik kelas membuat peserta didik lain berpikir dua kali jika, mereka tidak belajar. Konsekwensinya mereka tidak naik kelas.

Sementara untuk pendidik terus memantaskan diri menjadi pendidik yang terbaik. Dengan terus meningkatkan kualitas diri.

Demikian semoga menjadi perhatian bagi sekolah untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, agar menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun