Mohon tunggu...
Suharto MTsN 5 Jakarta
Suharto MTsN 5 Jakarta Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, penulis, Guru Blogger Madrasah, motivator literasi, pegiat literasi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mulailah dari Diri Sendiri: Biarlah Orang Lain yang Menilainya

18 Mei 2023   09:53 Diperbarui: 18 Mei 2023   18:58 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulailah dari Diri Sendiri: Biarlah Orang Lain yang Menilainya

 

Muhammad muda terkenal dengan kepribadian yang luhur, kedekatan beliau dengan sesama tidak membuat orang takut dan curiga. Yang ada adalah sebuah ketenangan karena beliau terkenal tentang kejujurannya. Kepribadian yang sempurna membuat sahabat segan dibuatnya bahkan musuhpun mengakuinya.

Suatu hari ketika pemugaran Ka'bah akibat gempa bumi, para kepala suku berebut untuk meletakkan batu Hajar Aswad dan kalau ini dibiarkan akan terjadi pertumpahan darah. Para kepala suku bermusyawarah bagaimana cara yang tepat untuk meletakkan batu Hajar Aswad.

Dipanggillah Muhammad muda oleh kepala suku. Dengan otak luar biasanya tanpa banyak kata beliau bentangkan surbannya dan para kepala suku memegang setiap pinggir surban lalu batu Hajar Aswad diangkat oleh Muhammad dan beliau pula yang meletakkan batu tersebut pada Ka'bah, maka terhindarlah pertumpahan darah.

Setelah diangkat menjadi Nabi banyak orang yang percaya kepada beliau dan mengikuti ajaran yang disampaikan kepadanya. Kenapa ini terjadi? Karena beliau mempunyai kepribadian yang sempurna. Ketika kepribadian baik itu tertanam di dalam hati manusia, maka yang keluar dari orang tersebut adalah kebaikan. Sebaliknya jika kepribadian seseorang itu buruk, maka yang keluarpun buruk pula. Perbuatan benar hanya sekedar menutupi keburukannya hingga orang tertipu dibuatnya.

Dari cerita di atas tentang sosok kepribadian mulia Nabi Muhammmad, bisa dijadikan sebuah pembelajaran bagi kita dalam mengarungi hidup ini. Apalagi jika kita ingin menjadi seorang pemimpin yang ingin dapat digugu dan ditiru.

Pentingnya Memulai dari Diri Sendiri.

Berbuatlah kebaikan terus tanpa memperdulikan ocehan orang. Belajarlah seperti jam dinding, dilihat atau tidak dilihat jam itu terus berputar. Begitulah seharusnya kita, pada saatnya orang lain akan mengakui kehebatan kita. Secara tidak langsung mereka akan mengikuti langkah-langkah kita.

Agar orang lain percaya dan mengikuti langkah-langkah kita, tunjukkan dahulu perilaku kita sebelum memengaruhi orang lain. Mulailah dari diri kita sendiri, baru orang lain mengikuti. Tidak mungkin orang lain mengikuti kita sementara kita sendiri tidak melakukannya.

Firman Allah SWT.

"Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang kalian tidak perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang kalian tidak kerjakan."(QS. Ash-Shaff: 2-3 ).

Rasulullah bersabda.

"Mulailah dari dirimu sendiri" (HR. Muslim). Begitu juga dengan sabda yang lain."Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kepribadian Nabi Muhammad SAW, sebagai sebab berkembangnya Islam di dunia ini, sepak terjangnya pun diakui oleh para ilmuwan non muslim dan diabadikan dalam buku 100 tokoh dunia karya Michael H. Hart (1978) dan beliau menempati posisi pertama dari tokoh yang lain.

Begitu juga Allah, telah mematrinya dalam kitab suci al-Qur'an.

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Raslullh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allh dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allh." [al-Ahzb/33:21]

Langkah-langkah Membangun Diri.

Perubahan dimulai dari diri sendiri. Untuk mendapatkan kemenangan public berawal dari kemenangan menaklukkan diri sendiri. Ketika kita tak mampu untuk mengubah atau menaklukkan diri sendiri, sulit rasanya kita akan mengubah atau mendapatkan kemenangan public. Di antara langkah-langkah membangun diri, yaitu:

Pertama, lihat ke dalam diri. Sebelum kita membenahi diri orang lain, kita harus bisa membenahi diri kita sendiri terlebih dahulu. Kalau kita ingin melakukan perubahan dalam hidup kita, mulailah dari diri kita sendiri, bukannya orang tua kita, sahabat kita ataupun guru kita. Semua harus dimulai dari diri kita sendiri. Dari dalam keluar bukannya dari luar ke dalam. Sebelum kita membangun orang lain, marilah lihat bagaimana kita bisa mulai membangun kepercayaan diri dan mencapai kemenangan pribadi.

Kedua, unjuk kelebihan. Sering kita mendengar sebuah ungkapan "Satu contoh lebih baik dari seribu kata". Ungkapan pendek, tetapi mempunyai makna yang dalam. Untuk membuat orang banyak bangga, terkagum-kagum atau mengikuti kita. Kita tidak perlu berkoar-koar atau berteriak sekuat tenaga agar orang lain mengikuti kita, cukup menunjukkan kelebihan kita di depan orang yang ingin kita pengaruhi. Contoh, untuk mendisiplinkan bawahan kita, cukup kita sendiri yang memulainya, lambat-laun bawahan akan mengikutinya.

Demikian, jangan menginginkan orang lain berubah, karena akan menimbulkan konflik. Pada dasarnya manusia tidak mau diatur dengan orang lain. Cara ampuhnya, yaitu dengan merubah diri sendiri terlebih dahulu dengan harapan perubahan aksi kita akan berpengaruh bagi perubahan  reaksi orang di sekitar kita. Maka itu, mulailah dari diri kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun