Allah Tergantung Hambanya.
Kalau dilihat sekilas kalimat tersebut, kita akan berkomentar"Masasih, Allah SWT tergantung hambanya, berarti Allah diatur hamba-Nya dong? Ya, Allah SWT memang maha atas segala-galanya dan itu tidak dipungkiri. Terus maksudnya apa? Di sini Allah SWT bukan diatur oleh hambanya, tetapi Allah SWT di sini memberikan kebebasan kepada hambanya untuk berbuat sesuai dengan keinginannya, Allah SWT hanya mengabulkan permintaan hambanya. Jangankan meminta tidak mintapun Allah SWT berikan. Kenapa bisa begitu? Karena Allah SWT mempunyai sifat maha pengasih lagi maha penyayang.
Allah melakukan sesuatu yang terjadi berdasarkan sunnah-sunnah-Nya (Sunnatullah) baik yang termaktub dalam ayat-ayat qauliah (al-Qur'an) atau ayat-ayat qauniah (alam semesta dan isinya). Contoh dari ayat qauliah yang termaktub dalam ayat suci al-Quran.
Â
Â
Artinya:"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS. Ar-Ra'd [13]: 11).
Â
Atau diperkuat dengan hadits qudsi-Nya yang sudah dibahas di atas.
Adapun ayat qauniah-Nya seperti kalimat tersebut; jika kita belajar pasti pintar, jika kita berusaha sungguh-sungguh pasti dapat, jika kita makan pasti kenyang dan lainnya. Ini merupakan ketetapan Allah SWT.
Jadi kenapa Allah tergantung kita atau hambanya? Artinya bahwa kesuksesan, keberhasilan kita dalam meraih keinginan, harapan-harapan atau cita-cita itu tersebut atas usaha kita sendiri, Allah hanya mengarahkan dan memberi petunjuk serta motivasi kepada kita dengan ayat qauliah dan qauniah-Nya.
Langkah Mewujudkan Sebuah Keinginan