Cing Ato
#Catatan harian guru Blogger Madrasah
Senin, 3 April saya mencoba mengikuti kegiatan pengobatan ibu Ida Dayak di daerah Cilodong tepatnya di GOR Kostrad.Â
Sebelumnya saya mendapatkan info dari tetangga dan teman medsos bahwa ibu Ida akan praktik di sana tanggal 3-4 April 2023 sekitar pukul 12.00 hingga berbuka puasa.
Kebetulan di sekolah sedang pelaksanaan Assessment kelas 9. Saya tidak ikut terlibat, karena kondisi sedang keterbatasan. Sehingga saya manfaatkan untuk berobat sebagai sebuah ikhtiar. Siapa tahu berjodoh, mengingat setiap saya melihat videonya di medsos mereka yang lumpuh atau stroke bisa sembuh dengan hitungan menit.Â
Luar biasa sekali pengobatan yang dilakukan oleh ibu Ida Dayak sehingga menjadi perhatian orang banyak. Hampir semua orang yang mengalami sakit yang sama ingin berobat kepadanya.Â
Memang agak sulit mencari beliau, karena berpindah-pindah praktiknya tanpa pemberitahuan. Namun, kali ini ada pemberitahuan dari Tik-tok yang dishare ke public. Hari dan waktu sudah ditentukan.Â
Bagai air bah pasien dari penjuru daerah berdatangan, ada yang dari Aceh, Palembang, Banten, Jabotabek, dan lainya. Tidak ada pendaftaran, semua pasien dan keluarga yang mendampingi tumplek jadi satu bagai lautan manusia.Â
Pasien mulai dari kanak-kanak sampai kakek,mulai dari penyakit bawaan sampai penyakit yang baru singgah. Terkadang lisan ini hanya berucap Subhanallah... subhanallah... subhanallah...
Rasa ingin sembuh dari penyakit yang diderita mereka rela berpanas-panasan di bawah terik matahari yang sangat panas. Mulai dari jam 12.00 wib hingga jam 15.00 wib mereka berjemur. Bagi mereka yang tidak kuat menepi di tepi lapangan yang teduh karena terpanyungi oleh rindangnya dedaunan pohon bambu yang mengelilingi lapangan.
Ada berita bahwa ibu Ida Dayak akan datang pukul 14.00 wib, para pendamping ada yang berteriak atas pemberitahuan tersebut. Tepat pukul 14.00 wib, saya mencoba menghampiri mereka yang berada di tengah lapangan. Namun, karena panas yang cukup membakar kulit saya kembali ke tepi lapangan untuk berteduh.
Jam menunjukkan pukul 15.00 wib, belum ada tanda-tanda ibu Ida Dayak datang. Akhirnya saya berinisiatif untuk pulang dengan berbagai pertimbangan, tidak mungkin tertangani dengan jumlah pasien yang membludak, masih banyak pasien yang lebih membutuhkan daripada saya, dan akan terjadi kemacetan yang cukup panjang jika pulang di bawah pukul 15.00 wib.
Ketika saya keluar dari lapangan pasien masih terus berdatangan, sementara pasien tersebar disetiap sujud GOR Kostrad. Parkiran kendaraan kendaraan pun terjadi disetiap ruas jalan menuju konstrat, karena sudah tidak tertampung. Bahkan sampai ke jalan utama Jalan raya Bogor. Mobil pun tersendat cukup lama untuk menuju jalan utama.Â
Management yang kurang dipersiapkan dengan matang membuat semua menjadi kacau. Benar saja pada hari itu tidak tertangani dengan baik sehingga ibu Ida kembali ke dalam mobilnya, karena sulit mengatur ribuan manusia.
Para pengantar dan pasien banyak yang kecewa, apa lagi mereka ada yang sudah datang satu hari sebelumnya. Sekali lagi management yang kurang persiapan yang matang. Ditambah kedatangan ibu Ida yang tidak tepat waktu, mungkin karena terjebak kemacatan.
Seharusnya ada pendaftaran untuk mengambil nomor antrian. Andaikan dalam satu hari sebanyak 50 pasien. Maka, yang boleh masuk berobat cukup dari nomor urut 1 s.d 50. Selanjutnya 50 berikutnya hari esok dan seterusnya. Sehingga mereka datang sesuai nomor dan hari yang ditentukan.Â
Mungkin hal ini bisa dijadikan pembelajaran bagi daerah yang ketempatan untuk pengobatan gratis dari ibu Ida Dayak. Perbuatan baik, harus dipersiapkan dengan baik agar semua urusan menjadi baik.
Semoga ibu Ida Dayak senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Karena sangat dibutuhkan oleh banyak orang.
Cakung, 4 April 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H