"Eh, Pak...," timpal penulis.
Penulis lihat beliau sedang memegang smart phone, lalu meminta penulis untuk foto bersama. Beliau berdiri di samping, sementara penulis tetap di atas kursi roda.
Dalam hati bertanya-tanya"Ada apa ya, tidak biasanya beliau seperti itu kepada penulis?" Penulis berusaha menepis pikiran negatif dan berusaha berpikir positif.Â
Setiap kita pasti punya kekurangan dan kelebihan. Hal itu wajar dan manusiawi. Kedewasaan seseorang dalam menyikapi permasalahan tergantung nilai keterdidikannya, bukan sederet gelar atau pangkat. Bagi orang yang nilai keterdidikannya mumpuni. Orang itu selalu melihat orang lain dengan kacamata kebaikannya. Artinya selalu ber-positive thinking.Â
Ada sebuah ungkapan"Segemuk-gemuknya ikan pasti ada tulangnya dan sekurus-kurusnya ikan pasti ada dagingnya." Artinya, sebaik-baik orang pasti ada sisi negatifnya dan seburuk-buruk orang, pasti ada sisi positifnya. Maka itu, lihatlah seorang itu dari sisi positifnya.
Penulis selalu berusaha positive thinking kepada siapa pun. Andaikan terjadi perbedaan pendapat, penulis lebih banyak mengalah dan tidak membalas setiap sindiran dan nyinyiran teman-teman. Terkadang penulis ucapkan terima kasih dan mengapresiasi setiap konten yang di share di group.Â
Maklum teman penulis ini selalu bersebrangan dengan penulis. Tapi penulis hiraukan saja. Penulis lebih banyak fokus belajar dan mencari ilmu pengetahuan di luaran bersama dengan teman-teman pencinta ilmu.Â
Prinsip penulis, siapapun yang datang untuk berbuat kebaikan, penulis akan sambut dengan mesrah, walaupun yang datang sering bersebrangan dengan penulis.Â
Setelah penulis pelajari dan mempraktikkan, ketika ada teman yang kurang simpatik dengan penulis. Penulis selalu berusaha untuk tidak meladeni atau membalas walau terkadang hati panas. Penulis berusaha untuk tenang dan sabar. Andaikan penulis balas, tak ubahnya penulis seperti dia. Bahkan menjadikan dia sebagai guru.
Cukup balas orang yang kurang simpatik kepada kita dengan karya-karya kita dan buat dia mengakui kelebihan yang ada pada diri kita.
Terbukti dengan berbagai karya yang penulis hasilkan dan penulis terus aktif, kreatif, inovatif, serta terus belajar mereka mengakui kelebihan yang ada pada diri penulis. Walaupun penulis dalam kondisi serba keterbatasan sebagai penyintas GBS.