Digital Literasi Skill

Digital Literasi Skill
05 September 2022

Cing Ato
#Guru Blogger Madrasah#Penulis#

Kini kita hidup dipusaran digitalisasi. Hampir seluruh kegiatan menggunakan alat digital. Hal ini sangat membantu dan memudahkan kita untuk melakukan apa saja. Tinggal kitanya bisakah beradaptasi dengan teknologi kekinian itu.

Dahulu ketika menghubungi saudara atau orang tua di kampung dengan menggunakan surat-menyurat. Butuh waktu lama kabar itu sampai. Kini dengan kemajuan teknologi yang canggih mampu mentransformasi semua. Cukup hitungan detik apa yang kita sampaikan langsung terkirim.

Apalagi dengan smartphone yang semakin canggih semua menjadi mudah dan cepat. Hampir semua konten ada di smartphone. Dahulu kita ingin mengaji harus mencari dan membuka Al-Qur'an, kini cukup klik konten Al-Qur'an sudah tersedia 30 juz Al-Qur'an. 

Tinggal klik surat apa yang kita mau baca. Dahulu mencari ayat-ayat Al-Qur'an harus membuka kamus Al-Qur'an (Kamus Fathurrahman), kini cukup tulis ayat dan surahnya langsung muncul di layar.

Apapun yang kita inginkan ada di smart phone. Pernah seorang desainer tamatan SMK tidak pernah kuliah, tetapi ilmunya mengalahkan para desainer tingkat nasional bahkan internasional. Padahal beliau hanya belajar melalui tutorial di YouTube. 

Begitu juga penulis kalau sedang bekerja, ketika ada Kesulitan langsung mencari di google, cukup tulis apa yang diinginkan. Maka, muncullah berbagai tutorial. Cukup amati lalu praktikkan selesailah kesulitan.

Perkembangan teknologi harus diimbangi oleh digitalisasi literasi skill, agar tidak terjerumus pada suguhan-suguhan yang menyesatkan dan membuang-buang waktu.

Kini kita melihat banyak orang terhipnotis oleh suguhan-suguhan smartphone dan waktu habis hanya men-scroll medsos yang bersifat sesaat.

Dampak negatif dari penikmat sesaat, kita agak sedikit malas untuk membaca yang bersifat sedikit banyak. Akhirnya daya tahan untuk membaca hilang, apalagi untuk membaca buku yang sedikit tebal.

Butuh skill dalam berselancar di smartphone. Banyak dijumpai di medsos kata-kata atau kalimat yang kurang beradad atau beretika. Bukan saja dilakukan oleh orang biasa, tetapi juga dilakukan oleh orang yang katanya terpelajar. Bullying, nyinyiran, dan berita hoax sering dijumpai di beranda medsos.

Akibat dari berita hoax dan kata-kata yang tidak beretika bisa berdampak pada orang tersebut. Seperti, reputasi tercemar, citra diri tercemar, dan menurunkan kebahagiaan hati.

Maka itu, perlu langkah-langkah untuk menghindari itu semua. Menurut Yodhia Antariksa dalam bukunya Life Skill menjelaskan ada tiga langkah untuk berselancar di dunia maya, yaitu:

1. Gunakan bahasa yang sopan dan elegan. Bertuturlah yang sopan dan santun dalam menulis apapun di medsos. Andaikan ada tulisan yang tidak sejalan dengan kita. Berkomentarlah dengan baik dan jika bisa  memberikan data yang logis.

2. Berpikir jernih sebelum share konten. Berpikirlah matang-matang sebelum di share. Jangan sampai menyinggung nilai-nilai sara. Apalagi menjatuhkan dan mengumbar aib sesama. Bisa-bisa terjerat undang-undang IT.

3. Rajin berbagi konten yang mencerahkan, akurat, dan bermanfaat. Jadikan hidup ini mempunyai nilai kebermanfaatan untuk orang banyak. Jika, menebar kebaikan, maka kebaikan akan menghampiri. Sebaliknya, jika menebarkan ketidakbaikan. Maka, ketidakbaikan pula akan menghampiri. Berbagilah konten kebaikan walau hanya satu kalimat.

Demikian digital literasi skill harus ada pada diri setiap orang yang ingin berselancar di dunia maya. Dengan skill hidup kita lebih banyak bermanfaat untuk diri dan orang banyak.

Salam literasi