Mohon tunggu...
Suhartatik Suhartatik
Suhartatik Suhartatik Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi menulis karya sastra misalnya puisi, cerpen, pantun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Majalah Sekolah Sebuah Media Publikasi

7 Februari 2023   10:43 Diperbarui: 7 Februari 2023   10:51 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokpri Flyer hari ke-11

KBMN GELOMBANG 28

Resume Hari ke-11

Rabu, 1 Pebruari 2023

Nara sumber: Widya Setianingsih, S.Ag.

Materi: Mengelola Majalah Sekolah

Moderator: Mutmainah, M.Pd.

Judul: Majalah Sekolah Sebuah Media Publikasi

Majalah sekolah sudah tidak asing bagi kita. Banyak yang sudah menggunakannya sebagai media belajar berliterasi siswa dan sebagai media/sarana promosi.

Malam ini, kelas KBMN 28 hari ke-11 dilaksanakan dengan tema "Mengelola Majalah Sekolah". Beruntung banget bisa belajar dalam kelompok menulis KBMN ini. Bertemu dengan orang-orang hebat dengan semangat menjulang tinggi.

Bersama narasumber cantik Ibu Widya Setyaningsih, seorang guru MI yang juga Pimred "Majalah Kharisma" MI Khadijah, Malang, dipandu oleh moderator Ibu Mutmainah. Banyak ilmu yang bisa digali dari beliau sebagai pengelola majalah sesuai dengan materi yang beliau sampaikan hari ini.

Motivasi awal yang diberikan narasumber, adalah: "Tak akan mundur, sebelum resume meluncur. Pantang menyerah sebelum buku solo tercipta. Bagaimanapun juga satu ons tindakan lebih berarti daripada satu ton pemikiran. Kuncinya adalah MAU."

 

Sebuah puisi menambah semangat peserta untuk mengikuti materi malam ini.

Kita adalah denting yang beresonansi 

Mengurai nada dalam riuh dan sepi

 

Kita adalah deretan huruf yang berbaris tak berjeda

Mengungkap setiap kisah dalam suka dan duka. 

 

Kita adalah seutas tali yang terhubung dalam tarikan jemari

Berbisik dalam hati, dan bercerita dari dalam mimpi.

 

By Widya

Memulai menerbitkan majalah sekolah memang tidak mudah. Banyak hambatan dan rintangan. Yang paling krusial adalah tidak adanya dana dan crew yang mengurusi majalah tersebut, seperti yang disampaikan oleh narasumber.

Saat beliau memimpin majalah Kharisma, selama dua tahun berjalan hanya dengan 2 crew saja. Sampai akhirnya beliau lepas majalah Kharisma ditahun ke tiga. SDM yang terbatas dan dana menjadi kendala utama. Dua tahun Kharisma melakukan hibernasi. Hingga akhirnya kemudian bangun kembali.

Selama  tidur panjang crew sibuk berbenah. Kelengkapan majalah dipenuhi,  mulai dari penasehat, penanggung jawab, pimred, bendahara, editor, layout, hingga 4 orang pemburu berita. Kemudian mencari solusi pendanaan selain dari dana BOS. Mengajukan proposal yang detail pada pihak yayasan/sekolah. Mempercantik tampilan hingga ke percetakaan. Mempertebal muatan bergizi dari isi majalah. Finally "KHARISMA REBORN"

Tahun 2010 hingga sekarang beliau dipercaya untuk menjadi Pimred. Hal yang berat memang, tetapi percaya dengan tim yang saling membahu. Kunci utamanya adalah MAU

Menurut Bu Widya, setiap kesulitan ada dua kemudahan yang Allah siapkan. Tetapkan niat, dan insyaallah tiba-tiba ada jalan yg terbentang. Jangan takut mencoba, maka kita akan tetap stuck di tempat. Ada rintangan, halangan itu hal yang biasa. Apalagi saat mengawali. Berat memang... Tapi bukan berarti itu TAK MUNGKIN dan TAK ADA SOLUSI.

Gambaran Sekilas Majalah Kharisma

Cergam Kharisma, bercerita tentang tokoh Kaka dan Risma. Dilukis sendiri oleh guru MI Khadijah.

Salam redaksi memuat kata sapaan pimred kepada pembaca sesuai kondisi terkini, menyampaikan tema edisi kali ini, dan isi majalah secara singkat.

Karya siswa bisa berupa puisi, cerpen, dan karya kerajinan siswa (keterampilan KI 4)

Artikel tambahan "Do You Know", memuat pengetahuan umum untuk siswa. Disajikan dalam 2 bahasa yaitu bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.

Kuiz berhadiah, bisa berupa TTS, tebak gambar dll.

Setelah memberi gambaran singkat tentang majalah yang dipimpinnya, narasumber meminta kepada peserta untuk membayangkan sekolah masing-masing dan menuliskannya di blog masing dengan waktu yang ditentukan, yaitu sekitar 15 menit.. Hasilnya lebih dari 20 peserta berhasil mengumpulkan artikel tersebut.

Alhamdulillah, di waktu yang hampir mendekati deadline saya berhasil mengumpulkan tantangan, sebagai berikut:

https://www.kompasiana.com/suhartatiksuhartatik7132/63da63373788d425b5731203/istiqosah-setiap-hari-jumat-di-sekolah

(Bisa dibaca pada alamat di atas)

Hasil Sesi Tanya Jawab

  • Mengacu pada WIKIPEDIA, ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.
  • Saat ini ISBN diganti QCRBN. QRSBN (QR Code Standard Book Number) adalah Aplikasi pengidentikasi Buku dengan teknologi terbaru dengan QR Code sebagai pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk seperti buku yang diterbitkan oleh penerbit. Dengan nama lain kode paten bahwa buku itu adalah karya kita yang tidak bisa di ambil atau dibajak orang lain.
  • Memang semua itu harus memiliki seseorang yang menjadi motor suatu organisasi. Yang mendorong, mengompori crew. Tapi kita tidak perlu bersusah payah menulis sendiri. Libatkan SISWA kita untuk ikut serta menulis. Pasti orangtua akan lebih senang anaknya berkarya.
  • Kita bisa memanage sendiri budget dari majalah kita. Majalah Kharisma terdiri dari 40 hal, dgn 10 hal berwarna. Biaya cetaknya 10 - 11 ribu saja. Jika ingin lebih menekan budget kurangi halamannya, bisa hitam putih tdk perlu warna.
  • Apakah orangtua tdk keberatan??? Tentu tidak jika mereka paham dan mengerti tentang pentingnya majalah sekolah. Bahkan ikut promosi dan bangga dengan adanya majalah sekolah. Lebih-lebih jika foto anaknya terpampang di majalah. Bisa-bisa satu RT dipamerin semua.
  • Untuk menjadi MAU, semua berpulang pada diri kita masing-masing. Tanyakan pada hati kita, apa yg akan kita torehkan dalam hidup ini? Apa yang bisa kita berikan pada anak cucu untuk mengenang kita? NIAT dan KOMITMEN,  itu kuncinya. Bergabung dgn komunitas menulis akan menjaga niat kita menulis tetap menyala. Mengutip pernyataan bunda Kanjeng diawal kelas dulu. JADIKAN KEINGANAN MAU MENULIS SEBAGAI SUATU KEBUTUHAN. Jadikan keinginan menulis seperti UDARA, yang akan membuat kita sesak nafas tanpanya. Jadikan menulis sebagai RENJANA yang membuat kita ketagihan jika tidak menulis.

Pada awal terbit majalah dibiayai sekolah. Sekolah mengalokasikan dana BOS untuk majalah. Saya sudah pernah cek pada juknis BOS dan ternyata ada list yang membolehkan kita mengalokasikan dana BOS untuk buku termasuk majalah. Seiring berjalan waktu orangtua menyadari pentingnya media komunikasi di sekolah. Mereka bersedia membeli majalah itu. Tidak mahal pak untuk harga 15.000 dalam waktu 6 bulan sekali. Saat ini 40 halaman, 10 warna 11 ribu. Hard cover.

  • Tebal tipisnya majalah tergantung pada kita. Misalnya tingkatan sekolah. Semakin tinggi tingkatan sekolah maka bisa ditambah halamannya. Kharisma sendiri adalah konsumsi anak SD, maka lebih banyak menampilkan foto dan gambar sebagai berita.
  • Langkah Langkah Menerbitkan Majalah Sekolah:
  • Menyatukan ide dan gagasan. Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi. Membentuk susunan redaksi majalah
  • Mengajukan Proposal. Membuat proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dana dsbnya.
  • Membuat rancangan majalah. Menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan dll.
  • Mencari rekanan pendukung. Percetakan, sponsor dll
  • Melakukan sosialisasi ttg manfaat, pentingnya suatu majalah pada orngtua.
  • Pengurusan ISBN, Kharisma minta tolong penerbit yang menguruskan dengan biaya sekitar 300 ribu. Syaratnya tentu ada karya sendiri dan surat pernyataan karya sendiri.

    • Jika ingin mengurus sendiri, bisa:
    • Mengisi formulir surat pernyataan disertai dengan stempel penerbit dengan menunjukkan bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab (akta notaris).
    • Membuat surat permohonan atas nama penerbit (berstempel) untuk buku yang akan diterbitkan.
    • Mengirimkan atau melampirkan fotokopi  karya kita.
  • Perbedaan koran, majalah, tabloid, buletin:

Majalah

- Ukuran umumnya A4, Letter dan B5 atau F4

- Kertas yang digunakan lebih halus dan tebal (art paper/art carton)

- memuat artikel yang berisi topik popular bagi masyarakat umum

Tabloid

- Ukuran umumnya A3

- Kertas yang dipakai lebih kasar dan tipis (kertas koran)

- Cenderung mengangkat artikel tentang gosip, astrologi, berita kriminal dan olahraga

Buletin

- Ukuran umumnya F4, A5 atau A4

- Kertas yang digunakan lebih halus (art paper)

- memuat artikel yang berisi topik kejadian popular

  • Bisa sebelum membuat majalah, diawali dengan membuat mading secara berkala. Kemudian membuat buletin. Lebih sempit beritanya dan berita tidak harus terlalu luas. Sehingga tidak terlalu tebal
  • Majalah yang ber ISBN bisa digunakan untuk mendapatkan nilai angka kredit. Pak Catur Pimred Majalah SUARA GURU PGRI pernah menyampaikan ini.
  • Cara ampuh agar bapak ibu guru punya keinginan menulis dan membuat majalah sekolah atau mading yang pertama adalah pressure... Bukan tekanan dengan kekerasan tetapi campur tangan pimpinan perlu dalam hal ini. Misalnya KS memberi tugas pada gurunya untuk mengisi mading. Setiap kelas diberi tanggung jawab untuk merawat, mengisi mading masing-masing. Lakukan penilaian mading yang terbaik.
  • Masalahnya SDM dan SUMBER DANA. Solusi NIAT YANG KUAT, PANTANG MENYERAH, KOMITMEN, dan DOA.
  • Agar berdaya tarik, jadikan majalah kita sebagai magnet. Beritanya bergizi, akurat, dan dibutuhkan pembaca.
  • Ketika ingin tahu apakah majalah kita bisa diterima atau tidak, jadikan siswa dan rekan guru kita sebagai sample pertama. Minta pendapat dari mereka. Insyaallah akan ada banyak masukan untuk menjadi layak.
  • Langkah membuat majalah online sama dengan majalah offline. Hanya tidak perlu dicetak. Bisa bentuk pdf kita kirim ke wa grup kelas, di webbsite sekolah, atau medsos lainnya.

Ungkapan terakhir dari narasumber:

Sahabat penulis, kita tidak akan tahu seberapa besar kemampuan kita sebelum kita mencoba menghadapi kesulitan. Tuangkan rasa cipta pada lembaga kita dengan membuat sekolah kita popular dengan hadirnya majalah sekolah. Teruslah berjuang... Akan ada tangan2 orang baik yang akan menguatkan langkah kita...

Demikian resume malam ini. Luar biasa. Semoga tulisan ini menginspirasi kita untuk bisa menerbitkan majalah sekolah bagi yang belum memulai dan lebih mengembangkan bagi yang sudah memilikinya. Aamiin.

Sidoarjo, Pebruari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun