Oleh Suharni
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Guru masa kini dihadapkan pada tantangan untuk bersikap terbuka pada perubahan zaman, terutama dalam hal teknologi.
Masih lekat dalam ingatan ketika ruang kelas identik dengan papan tulis hitam (black board) dan sepotong kapur berwarna putih untuk menulis. Terkadang seorang guru harus rela pakaian yang dikenakannya berubah warna putih karena kotor oleh kapur. Buku dan guru menjadi satu-satunya sumber belajar pada masa itu.
Zaman terus berubah dan berkembang dengan pesat, black board telah berganti white board dengan spidol sebagai alat tulisnya. Perkembangan terus bergerak dinamis tiada henti. Teknologi informasi tak dapat dibendung merambah ke semua aspek kehidupan tak terkecuali dunia pendidikan, buku tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar. Teknologi seperti HP dan internet menjadi alternatif dalam mengakses materi pembelajaran.
Tuntutan untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran tak dapat dihindari, menyesuaikan dengan kebutuhan siswa dan tuntutan zaman. Penggunaan perangkat lunak edukatif, media interaktif, dan platform pembelajaran online membuka peluang baru bagi guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan berpusat pada siswa. Namun, di tengah kemajuan teknologi, penting bagi seorang guru untuk tetap memegang kendali atas proses pembelajaran dan menjaga interaksi manusiawi antara guru dan siswa.
Seorang guru juga dituntut secara mandiri mengasah keterampilan profesionalnya untuk meningkatkan kompetensi yang dimilikinya melalui pelatihan dan pengembangan diri. Berbagai bentuk pelatihan dan pengembangan diri tersebut terbuka secara luas dan mudah dalam mengaksesnya. Pelatihan-pelatihan dan berbagai bentuk pengembangan diri tersebut dilakukan secara online sejak pandemi beberapa tahun ke belakang. Guru tidak bisa hanya mengandalkan metode lama yang digunakannya dalam proses pembelajaran. Hal tersebut karena dunia terus berubah, begitu pun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak pernah berhenti. Seorang guru yang berkomitmen untuk memberikan pendidikan terbaik harus terus belajar, menjadi pembelajar sepanjang hayat. Mereka perlu mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang pendidikan, mempelajari berbagai metode pengajaran inovatif, dan berbagi pengetahuan dengan sesama guru. Dengan terus mengembangkan diri, seorang guru dapat memberikan pengalaman belajar yang relevan dan bermakna bagi siswa-siswinya.
Tantangan lain yang dihadapi seorang guru adalah memahami perbedaan individualitas setiap siswa. Setiap siswa memiliki latar belakang, kecerdasan, minat, dan gaya belajar yang berbeda-beda. Seorang guru yang efektif harus mampu mengenali, mengidentifikasi kebutuhan dan potensi setiap siswa, serta mengadopsi pendekatan pembelajaran yang sesuai. Dalam perkembangannya kebijakan pendidikan menuju pada pendidikan inklusif, di mana siswa dengan kebutuhan khusus juga berada dalam satu kelas, seorang guru harus menjadi fasilitator yang memastikan bahwa semua siswa mendapatkan pendidikan yang inklusif dan bermakna.
Pendidikan inklusif mengacu pada pendekatan yang tidak hanya mencakup siswa dengan kebutuhan khusus, tetapi juga menyediakan lingkungan belajar yang memperhatikan keberagaman sosial, budaya, dan kemampuan di antara siswa-siswi. Ini berarti menerima setiap individu tanpa pandang bulu dan menghargai keunikan mereka sebagai aset yang berharga dalam proses pembelajaran. Kolaborasi dan komitmen bersama dari semua pemangku kepentingan adalah suatu keharusan. Pendidik, staf sekolah, orang tua, dan masyarakat harus bekerja bersama untuk mengatasi tantangan yang ada dan membangun lingkungan belajar yang inklusif. Diperlukan perubahan dalam pendekatan pengajaran dan penilaian, dukungan dan aksesibilitas yang memadai, serta upaya untuk mempromosikan budaya inklusi di dalam dan di luar kelas.
Dalam menjawab berbagai tantangan yang dihadapi oleh para pendidik (guru) masa kini, ada beberapa pertanyaan yang dapat menjadi bahan renungan kita bersama mengenai esensi dalam pendidikan. Pertanyaan tersebut antara lain:
- Bagaimana peran seorang guru bertransformasi dalam menghadapi perkembangan teknologi dan tantangan pendidikan abad ke-21?
- Apa saja keterampilan dan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam era digital dan global saat ini?
- Bagaimana guru dapat menciptakan lingkungan belajar inklusif yang memenuhi kebutuhan beragam siswa?
- Apa pentingnya pembelajaran berpusat pada siswa dalam mengoptimalkan potensi individu dan mencapai kesuksesan belajar?
- Bagaimana pendekatan inovatif dalam pengajaran dan evaluasi dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan hasil akademik siswa?
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang peran, tantangan, dan inovasi dalam bidang pendidikan yang relevan dengan konteks zaman sekarang.
Peran seorang guru dalam menghadapi perkembangan teknologi dan tantangan pendidikan abad ke-21 sangat penting. Guru harus menjawab tantangan pendidikan abad ke-21 dengan memberikan bekal berupa ketrampilan kepada siswa, yang dapat digunakan anak didiknya dalam persaingan global. Ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan seperti ketrampilan di bidang informasi dan teknologi (IT) atau multi media, ketrampilan berbahasa asing, ketrampilan kewirausahaan, dan berbagai ketrampilan lainnya.
Menjadi seorang guru adalah panggilan mulia yang mengandung tanggung jawab besar dalam membentuk masa depan. Di tangan guru tercetak pemimpin-pemimpin masa yang akan datang. Anak dididk merupakan aset bangsa dengan berbagai keunikan dan karakter mereka. Guru bukan hanya bertugas mengajar atau memberikan ilmu, tetapi guru juga adalah seorang pemimpin, motivator, dan inspirator bagi para siswa. Melalui dedikasi, pengembangan diri, dan pemahaman mendalam terhadap karakteristik siswa, seorang guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan relevan. Dengan pengakuan yang layak dan dukungan yang memadai, pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa ini dapat terus menginspirasi dan membimbing generasi muda menuju masa depan yang gemilang.
Hal-hal yang menjadi tantangan bagi guru masa kini tersebut harus dijawab dengan tindakan nyata dan penuh kesadaran. Menjawab berbagai tantangan tersebut tentu guru tidak bisa hanya sendiri diperlukan kolaborasi dan kerja sama dari semua pihak yang terkait. Hubungan yang intensif antara pihak sekolah, guru, orang tua, siswa, serta masyarakat perlu dibangun hingga tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan dapat terwujud. Kerjasama yang terbangun dengan baik akan membuat guru atau tenaga pendidik khususnya dan satuan pendidikan pada umumnya mampu melewati setiap kendala, tantangan, dan setiap perubahan yang terjadi hingga mengantarkan anak-anak didik ke gerbang kesuksesan sebagaimana yang diharapkan.
Dr. Abdullah Nashih Ulwan dalam sebuah bukunya yang berjudul “Pendidikan anak dalam islam” pada halaman 141 menuliskan : “Seorang pendidik yang bijaksana, adalah barang tentu akan terus mencari metode alternative yang lebih efektif dengan menerapkan dasar-dasar pendidikan yang berpengaruh dalam mempersiapkan anak secara mental dan moral, saintikal, spiritual dan etos social, sehingga anak dapat mencapai kematangan yang sempurna, memiliki wawasan yang luas dan berkepribadian integral. Namun demikian, metode-metode apa yang lebih efektif tersebut? Kaidah-kaidah pendidikan apa pula yang berpengaruh dalam membentuk dan mempersiapkan anak?”.
Lebih lanjut Dr.Abdullah Nashih Ulwan memberikan beberapa metode alternative yang dapat diterapkan tenaga pendidik dalam proses pendidikan dan pengajaran yang dilakukannya terhadap anak, di antaranya adalah:
- Pendidikan dengan keteladanan.
- Pendidikan dengan adat kebiasaan
- Pendidikan dengan nasehat
- Pendidikan dengan memberikan perhatian
- Pendidikan dengan memberikan hukuman.
Sesuaikah metode-metode tersebut dengan zaman sekarang? Di mana anak-anak dikenal dengan istilah generasi Z, generasi millennial, generasi yang tumbuh dengan kemajuan teknologi, generasi yang tidak dapat dilepaskan dari HP? Tentu kita dapat lebih bijak dalam menerapkan berbagai metode tersebut. Kemampuan guru untuk jeli dalam melihat kesempatan agar dapat berinovasi dalam pendidikan menjadi tantangan tersendiri yang harus dilakukan. Contoh, pada saat ini anak-anak lebih tertarik dengan game, maka seorang guru harus mampu menyajikan materi dengan berbasis game sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan menenangkan bagi anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H