Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Oleh Suharni, S.Pd
Mempelajari  ilmu kimia seperti mempelajari sesuatu yang abstrak, sesuatu yang tidak dapat dilihat secara kasat mata.  Tak mengherankan jika banyak orang yang menganggap ilmu kimia adalah pelajaran yang sulit. Sesungguhnya, fenomena-fenomena yang ada di alam semesta dan kehidupan amat dekat dengan ilmu kimia. Seperti yang kita bahas kali ini. Yakni larutan elektrolit dan non elektrolit.
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari 2 komponen, yaitu komponen zat terlarut dan zat pelarut. Zat pelarut secara umum yang digunakan adalah air. Contoh larutan adalah larutan garam, larutan gula, larutan uea dan sebagainya.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik ketika dilarutkan dalam air. Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Seorang ilmuwan yang berasal dari Swedia, Svante August Arrhenius, pada tahun 1887, menjelaskan tentang mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dalam larutannya. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik ketika dilarutkan dalam air, karena mengandung ion-ion yang bergerak bebas.
Banyak sediktnya ion-ion yang dihasilkan dari sebuah larutan menjadi penentu dari kekuatan daya hantar listrik larutan elektrolit. Semakin banyak ion dalam larutan yang bergerak bebas, maka akan semakin kuat daya hantar listriknya.
Larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah
Larutan elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi (a) mendekati 1, yang berarti bahwa zat terlarut hampir semua terionisasi. Contoh larutan yang termasuk larutan elektolit kuat adalah larutan garam (contoh NaCl, KCl, KBr), larutan asam kuat ( seperti HCl, H2SO4), dan basa kuat (contoh NaOH, KOH, Ba(OH)2). Â
Sedangkan larutan elektrolit lemah memiliki derajat ionisasi jauh di bawah 1. Karena hanya sebagian kecil dari zat terlarut yang mengalami ionisasi, hal ini menyebabkan larutan elektrolit lemah kurang baik dalam menghantarkan arus listrik. Contoh larutan yang termasuk elektrolit lemah adalah larutan asam lemah (contoh : CH3COOH, HF, H3PO4), dan basa lemah (contoh : NH3, NH4OH, Be(OH)2)
Sedangkan larutan non elektrolit, merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Karena larutan non elektrolit tidak dapat mengalami ionisasi ketika dilarutkan dalam air. Contoh larutan yang termasuk non elektrolit adalah larutan gula, urea, alkohol dan sebagainya.
Berdasarkan ikatannya, larutan elektrolit terdiri dari larutan yang terbentuk melalui ikatan ion dan ikatan kovalen polar. Sementara zat yang terbentuk melalui ikatan kovalen non polar merupakan contoh larutan non elektrolit. Â
Alat uji elektrolit
Untuk menguji larutan elektrolit, digunakan suatu rangkaian elektrode seperti gambar berikut ini.
Larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan larutan non elektrolit akan memberikan indikasi yang berbeda-beda. Seperti pada ilustrasi gambar berkut ini
Dari gambar tersebut di atas, nampak bahwa larutan elektrolit kuat akan memberikan indikasi lampu menyala dengan terang, dan terdapat banyak gelembung gas. Larutan garam, larutan asam kuat dan larutan basa kuat akan memberikan indikasi tersebut jika di uji menggunakan alat uji elektrolit.
Pada larutan elektrolit lemah, lampu menyala redup, dan muncul gelembung gas. Contoh larutan elektrolit lemah adalah larutan asam lemah dan larutan basa lemah.
Sedangkan pada larutan non elektrolit, terlihat lampu tidak menyala dan tidak menimbulkan gelembung gas, hal tersebut karena pada larutan non elektrolit, tidak adanya  ion-ion yang dihasilkan.  Contoh ; larutan gula(C6H12O6), larutan urea (CO(NH2)2).
Demikian pembahasan larutan elektrolit dan non elektrolit. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H