Mohon tunggu...
Dwi Fajar Suharjuly
Dwi Fajar Suharjuly Mohon Tunggu... -

Hanya gadis sederhana dengan mimpi-mimpi luar biasanya. Dapat dihubungi di twitter @suharjuly

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Subuh tentang Perahu-perahu Nelayan

16 Desember 2013   16:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:52 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


ribuan hari telah datang dan pergi tak kembali. hari ini aku paham betul maksud ibu puluhan tahun silam. aku bahkan tahu apa yang ingin ibu katakan, hanya saja memikirkan bagaimana aku akan memahaminya. ya, aku benar-benar paham bahwa ibu ingin mengatakan padaku tentang laut yang sesungguhnya. bahwa di laut sana tak ada putri duyung. aku bahkan tak bisa bermain dengan lumba-lumba. sebab putri duyung hanya hidup dalam imajinasi orang-orang, sementara lumba-lumba? mereka punya teman yang lebih baik ketimbang aku ataupun anak-anak seusiaku yang juga menginginkan hal yang sama, waktu itu. waktu kami masih benar-benar polos.


di luar semua itu, aku tahu betul apa yang ingin katakan padaku waktu itu bahwa laut tidak selalu berteman dengan doa-doa kami yang terpahat di perahu-perahu nelayan. bahwa tidak semua perahu-perahu nelayan itu akan kembali, bahwa tidak semua rindu yang kami sulam akan bercahaya.


"laut, tidak seramah yang kau pikir, nak. ia bahkan tak mengizinkan ayahmu kembali pada kami."


mungkin, itu yang ingin ibu katakan padaku waktu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun