Mohon tunggu...
Coretan Bung Anto
Coretan Bung Anto Mohon Tunggu... Administrasi - Founder Pemuda Percaya Diri (PPD)

"Manusia yang ingin terus belajar dan memberi manfaat terhadap lingkungan sekitar."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tantangan Organisasi Masa Kini: Konservatif Vs Inovatif

5 November 2020   13:02 Diperbarui: 6 November 2020   02:36 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Organisasi, komunitas, ataupun perkumpulan semacamnya memiliki ragam perbedaan latar belakang, baik itu perihal gagasan, konsep, sistem, dan cara bagaimana tujuan yang diinginkan itu tercapai sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya. Tidak dapat dipungkiri tantangan yang dihadapi terus berdatangan menghampiri sesuai dengan perkembangan zaman yang ada.

Tantangan yang paling mendasar terkadang luput disadari, sebut saja tantangan berupa sistem dan konsep yang masih terjadi perdebatan antar generasi. Generasi yang dimaksud dikelompokan antara kaum tua (konservatif), dan kaum muda (inovatif). Sebelum menelaah lebih jauh kesana, mari dicari pengertiannya terlebih dahulu.

Pertama konservatif, menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) konservatif adalah 1. a kolot. 2. a bersikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku.

Kedua inovatif, a bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru; bersifat pembaruan (kreasi baru): Mari bersama-sama membuka pandangan seluas-seluasnya agar tidak terperangkap pada pemahaman dangkal yang berakibat pada penafsiran yang fatal, baik pengertian konservatif ataupun inovatif.

Seperti yang sudah dikatakan diatas tentang golongan kaum tua yang memang rentan bersikap konservatif, namun juga tidak menutup kemungkinan kaum tua bersifat inovatif, karena bagaimana pun ia harus mampu beradaptasi terhadap perkembangan zaman yang menuntut pembaruan secara terus-menerus.

Agar ia bisa beradaptasi dengan hal baru yang mengarungi pikirannya, maka diperlukanlah formulasi atau rumusan yang pas untuk menyesuaikan kebutuhan kaum muda. Kemudian kaum muda yang cenderung inovatif, bukan generasi yang ketinggalan jika kalian masih mempertahankan konsep atau sistem yang lama (yang masih relevan), justru adalah keniscayaan bagi generasi kalian untuk menjadikan referensi masa lampau terhadap masa depan yang akan dijalani pada saat mendatang.

Ki Hadjar Dewantara mengatakan: "Belajarlah dari masa lalu jika ingin mendefinisikan masa depan." Mempelajari masa depan yang penuh dengan tanda tanya tidak bisa dilepaskan daripada peristiwa yang pernah terjadi di masa sebelumnya (masa lalu). Sebenarnya apa yang melatarbelakangi perbedaan pendapat mereka kaum tua (konservatif) dengan kaum muda (inovatif) yang terus mengundang perdebatan yang panjang?

Ada sekitar empat faktor penyebab yang menjadi latar belakang persoalan.

Pertama, perbedaan kebutuhan yang menyeret masing-masing generasi untuk saling mempertahankan dan merebutnya. Kedua, ketidaksamaan pemahaman terhadap sistem dan konsep organisasi yang sudah lama ada dan yang baru ada, sehingga yang terjadi pembuktian kebenaran secara sepihak, dan kalah yang menimbulkan perpecahan dan kebencian. Ketiga, memahami garis instruksi dan koordinasi organisasi yang masih dangkal, sehingga penafsirannya tidak menyeluruh dan fatal.

Keempat, berorganisasi yang masih mengedepankan perasaan, bukan pikiran, jadi dalam bentuk apapun penilannya, semua dibawa pada perasaan, bukan untuk bertukar pikiran dan membuka wawasan. Lalu apa dampaknya jika empat faktor penyebab tersebut tidak segera diselesaikan? Bisa menghambat kinerja organisasi, kreativitas diri, juga pada generasi selanjutnya, karena sudah mengakar sampai-sampai lupa apa duduk persoalannya, dan bagaimana mencari solusinya.

Apa dan bagaimana solusi dari empat faktor penyebab terjadinya conflict of interest (konflik kepentingan) kaum tua (konservatif) dengan kaum muda (inovatif), ketika dibiarkan dampaknya sangat besar terhadap kemajuan suatu organisasi. Segera diadakan understanding different perspective forum (forum memahami perspektif yang berbeda), ketika keduanya saling memahami pendapat yang berbeda, maka yang terjadi bukan serang-menyerang terhadap siapa yang melakukan kesalahan (individual) yang berujung destruktif. Namun, memperbaiki kesalahan secara kolegial yang bermuara pada penilaian konstruktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun