Mohon tunggu...
Suhardi Saming
Suhardi Saming Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Melangkah untuk menjadi lebih baik

Memulai adalah awal perubahan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Perempuan

21 Desember 2021   16:11 Diperbarui: 21 Desember 2021   16:29 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia adalah negara hukum yang melindungi segenap Hak Asasi Manusia (HAM) setiap rakyatnya. Dalam kerangka perlindungan hak asasi manusia, pada hakikatnya perlindungan secara universal yang artinya berlaku untuk setiap warga negara tanpa membeda-bedakan asal usul, jenis kelamin, agama, serta usia sehingga setiap negara berkewajiban untuk menegakkannya tanpa terkecuali.

 

          Hak Asasi Anak merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia yang termuat dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonsia Tahun 1945 Amandemen ke-4 sebagai landasan konstitusional secara tegas telah mengatur Tentang pentingnya Perlindungan Hak Asasi Manusia, termasuk di dalamnya perlindungan hak-hak perempuan dan anak. Sebagaiman yang tertuang dalam Pasal 28 B ayat (2) "Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi." dan Pasal 28 I ayat (2): "Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu."

 

Anak merupakan generasi masa depan dan generasi penerus cita-cita bangsa sehingga setiap anak berhak mendapatkan apa yang  menjadi hak setiap anak serta ke ingikan untuk menjadi anak yang tumbuh dengan baik menjadi pintar, hebat, berkualitas, beragama, maka peran orang tua dan orang di sekitarnya sangat dibutuhkan dalam pertumbuhannya. Peran serta orang tua sangat berpengaruh bagi perkembangan anak, selain keluarga negara mempunyai peran penting dalam memberikan perlindungan terhadap anak.

sebagaima yang tercantum dalam Pasal 20 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan bahwa : "Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, Keluarga, dan Orang Tua atau Wali berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Perlindungan Anak". Perlindungan anak harus dilakukan sejak dari awal agar menciptakan kondisi mental yang baik kepada anak.

 

            Larangan kekerasan terhaap anak sebagaimana yang di ataur dala Pasal 76C Undang-Unang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak "Setiap Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak" dan Pasal 76 F  "Setiap Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan penculikan, penjualan, dan/atau perdagangan Anak".

 

 Kekerasan terhadap anak-anak sangat menagih perhatian publik dalam kurung waktu limat tahun terakhir, begitu banyak terjadi pelanggaran terhadap hak-hak anak. Mulai dari kekerasan fisik, kekerasan seksual, eksploitasi anak, dan penjualan anak. Yang menjadi perhatian bersama ialah dampak dari kekerasan, anak tidak hanya menderita secara fisik tetapi juga menderita secara psikis. Rasa takut selalu terbayang dalam memori anak yang berdampak pada rasa trauma yang akan sulit di hilangkan.

 

Kekerasan terhadap anak sudah menjadi tontonan setiap tahun di negeri ini, pemberitaan di dunia massa maupun sosial media menjadi bumbuh pelengkap dalam berita negeri, pelanggaran terhadap hak-hak anak masih sangat menghawatirkan dan terus meningkat setiap tahun.

 

          Pusat Pelayanan Terpadu   Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kota Makassar, merupakan salah satu P2TP2A yang relatif maju di Indonesia.    P2TP2A kota Makassar telah berdiri sejak tahun 2010, ketika OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang mempunyai tugas pokok dan fungsi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak masih berstatus kantor. Kemudian berubah menjadi badan dan saat ini menjadi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

 

          Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan lembaga penanganan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, yang menjadi pusat pengaduan kekerasan terhadap anak dan perempuan di kota Makassar. Penanganan kekerasan terhadap anak. Antara lain meningkatkan pemahaman dan peran serta masyarakat dalam perlindungan anak, pengawasan terhadap anak. Guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan pengaduan masyarakat pemerintah kota makassar membentuk Pusat Pelayanan Terpadu  Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) kota Makassar.

            Kasus kekerasan terhadap anak di kota Makassar masih sangat besar dalam tiapa tahun, salah satunya ialah Kasus penganiayaan tiga anak di Makassar terus berlanjut. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar resmi melaporkan pelaku ke polisi. Adalah Acci alias Memei alias Gensel, 40. Dia dilaporkan atas dasar penganiayaan secara fisik dan psikologis terhadap tiga anak angkatnya. Ketiga korban masing-masing OW, 11; DV, 2,5; US, 5. Sebelumnya diberitakan, dugaan penyekapan menimpa tiga bocah di Kota Makassar. Mereka akhirnya berhasil kabur dari rumah orang tua angkatnya di Jalan Mirah Seruni, Kelurahan Pandang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, korban US itu banyak sekali luka yang kami dapatkan di badannya. Seperti bekas puntung rokok ditangannya, di belakannya seperti hantaman, di kepalanya itu yang tertutupi rambut bekas dihantam benda tumpul  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun