[caption caption="Prensentasi program inovasi "Kita, Sejalan" di ruang pertemuan RSJ Menur Surabaya"][/caption]Prof. Rhenald Kasali menulis artikel dengan judul “Tahun Inovasi” di koran Jawa Pos hari minggu lalu (3/1). Beliau mau mengingatkan akan pentingnya inovasi dalam segala bidang. Tahun ini, disebutnya sebagai tahun inovasi karena sudah saat kita bersaing dalam MEA. Tanpa inovasi, kita tidak mampu bersaing.
Saya kira, selain beliau, banyak orang sependapat dan bahkan sudah sejak dulu menekankan pentingnya inovasi. Banyak cara yang telah dilakukan untuk mewadahi orang terbiasa inovasi sejak dini. Tingkat perguruan tinggi misalnya, tiap tahun memberi kesempatan pada mahasiswa untuk berinovasi lewat kegiatan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa).
Lebih masif lagi, kini ‘gaungan’ inovasi itu sudah masuk atau terintegrasi dengan mata kuliah yang dipelajari. Mesti ada inovasi dari ilmu yang sudah ada. Biar lebih aplikatif dan bermanfaat bagi manusia.
Tidak terkecuali dalam Praktik Pendidikan Profesi Ners (P3N) yang sedang saya -dan teman-teman B16 FKp Unair- jalani. Khusus praktik keperawatan komprehensif (biasa juga disebut praktika senior atau peminatan), dituntut melakukan inovasi dalam pelayanan keperawatan sesuai bidang yang dipilih.
[caption caption="Praktika Senior (PS) keperawatan jiwa"]
Saat dibuka kesempatan untuk memilih peminatan saat praktika senior (PS), saya memilih keperawatan jiwa sebagai pilihan pertama. Ternyata diterima bersama 11 teman lainnya. Inilah nama-nama mahasiswa FKp Unair angkatan B16 yang mengambil PS keperawatan jiwa: Neny Dwi P, S.Kep; Stefani Angel S, S.Kep; Saverinus Suhardin, S.Kep; Sunaryo, S.Kep; Rafika Rosyda, S.Kep; Krisna Eka K, S.Kep; Siti Haidayati A, S.Kep; Denis Rosadi, S.Kep; Nino Adianto, S.Kep; Maria Nining K, S.Kep; Imam Tris Sutrisno, S.Kep; dan Fitriani, S.Kep.
[caption caption="Kiri-kanan: Siti Hidayati, S.Kep; Maria Nining K, S.Kep; Fitriani, S.Kep; dan Krisna Eka K, S.Kep"]
[caption caption="Kiri-kanan bagaian depan: Imam Tri Sutrisno, S.Kep; Rafika Rosyda, S.Kep, dan Sunaryo, S.Kep"]
[caption caption="Kiri-kanan: Neny Dwi P, S.Kep; Deni Rosadi, S.Kep; Nino Adianto, S.Kep; dan Stefani Angel S, S.Kep"]
Program inovasi yang kami tawarkan diberi nama “Kita, Sejalan”. Nama tersebut merupakan akronim dari: Keluarga Tanggap, Sehat Jiwa dan Lingkungan. Pada pasien, kami memberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan lingkungan, dan mengajarkan keterampilan pendukung seperti menyapu, mengepel, dan merapikan tempat tidur. Selain itu, kami juga menambahkan penerapan etika makan. Pada keluarga, akan dijelaskan tentang progres kemandirian dari tiap klien yang dirawat. Juga diberikan pendidikan kesehatan tentang peran anggota keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa selama di rumah. Harapannya, anggota keluarga menerima klien dalam suasana yang kondusif, dan memotivasi klien untuk mengerjakan aktivitas sehari-hari seperti yang sudah diajarkan di rumah sakit, atau aktivitas lain sesuai kebutuhan di rumah.
[caption caption="Hai teman, ayooo "Kita, Sejalan""]
Harapannya, jika sudah terbiasa, klien akan mandiri melakukannya. Apalagi terus dimotivasi oleh anggota keluarga saat pulang ke rumah. Dengan demikian, bisa mengurangi beban keluarga. Klien bisa bermanfaat membantu keluarga untuk membersihkan lingkungan.
“Kita, Sejalan” tidak hanya sebuah akronim biasa. Frasa tersebut memberi pesan khusus dalam merawat klien gangguan jiwa. Kita tidak bisa jalan sendiri. Semua orang, dari berbagai latar belakang profesi seperti psikiatri, perawat/ners, psikolog, nutrisionis, dan profesi lain harus sejalan memberikan pelayanan sesuai kompetensinya. Begitu pula keluarga klien dan lingkungan masyarakat, perlu sejalan dalam memberi perawatan. Khususnya memberi lingkungan yang kondusif bagi klien dalam berinteraksi dan beraktivitas sehari-hari. Intinya, kunci keberhasilan penanganan klien gangguan jiwa adalah “Kita, Sejalan”. Mulai dari pemerintah sebagai penentu kebijakan, tempat pelayanan kesehatan, profesi kesehatan, keluarga dan masyarakat. Semuanya sejalan, saling mendukung dan melengkapi.
Kami mempresentasikan program inovasi tersebut dalam acara desiminasi awal yang dilaksanakan pada 31 Desember 2015 lalu. Acara yang berlangsung di ruang pertemuan RS Jiwa Menur itu menuai banyak pertanyaan dari pembimbing. Terjadi diskusi yang cukup alot. Pada akhirnya disetujui, dan siap dilaksanakan.
[caption caption="Pembimbing memberikan komentar terkait program inovasi"]
Kalau kebiasan tersebut diteruskan, bahkan sampai di rumah oleh anggota keluarga, kami berkeyakinan klien dapat adaptif. Klien kambuh lalu kembali dirawat di RS bisa berkurang. Agar impian atau harapan itu bisa terwajud, marilah “Kita, Sejalan”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H