Saya juga sudah menulis cerita singkat di FB, sebagai lanjutan tulisan sebelumnya. Sama seperti di atas, saya copy tulisan tersebut di sini. Sila terus membaca paragraf berikutnya.
[caption caption="Melihat keindahan di bawah laut Gili Labak"]
***
Saya berharap bisa tidur setelah menulis semalam. Ternyata sulit. Mungkin karena berada di tempat baru. Selain itu, tidur berhimpitan dalam tenda terasa gerah. Pukul 2 dini hari, saya pindah berbaring di bale-bale bambu yang tidak berdinding. Agak mendingan, meski alasnya keras, saya bisa terlelap sebentar.
[caption caption="Pembuatan api unggun di tepi pantai, sambil bakar jagung dan ikan"]
[caption caption="Main kembang api bersama"]
Jam 04.30, saya terbangun mendengar suara derapan sapu. Dalam keremangan, saya melihat banyangan seorang ibu yang terlihat bungkuk. Saya kira usianya sudah lanjut. Hebatnya dia masuk ke dalam kolong bale-bale, untuk menggapai sampah yang berserakan. Saya kagum dengan kegigihannya. Saya jadi malu sendiri, kadang membuang sampah sembarangan. Sudah begitu, malas membersihkan lingkungan.
[caption caption="Foto ini diambil pukul 4 subuh. Cahaya bulan yang cantik"]
Tidak bisa tidur lagi. Meski tidak lama, kualitas tidur saya cukup baik. Badan terasa fit dan segar. Kuhirup dalam-dalam udara pantai. Sejuk dan menenangkan. Kemudian jalan-jalan di bibir pantai. Satu per satu, pengunjung lain juga berdatangan. Mau melihat 'sunrise' sambil olahraga, kata beberapa orang yang berpapasan tanpa saya tanya.
[caption caption="Menanti 'sunrise' di Gili Labak"]
Saya juga berjalan ke arah timur. Berharap melihat temaram cahaya mentari saat muncul ke permukaan. Ternyata kurang beruntung. Awan yang sedikit mendung, menghalangi kegarangan sang surya. Kadang muncul, kadang terselip di antara awan. Meski begitu, tetap saja indah dipandang. Semua teman-teman dan pengunjungan lain, ramai berfoto di sana.