Kami berjalan ke tampat parkir. Setelah menggunakan helm, saya yakinkan tamu tadi, kalau perjalanan akan aman. Dia menggangguk saja. Saya tidak tau pasti, dia yakin dengan saya atau hanya bisa pasrah saja. Entahlah.
[caption caption="Foto bersama di depan posko keperawatan komunitas RW 04 Mulyorejo"]
Setiba di posko, kami mempersilakan mereka masuk. Teman lain yang menunggu di posko langsung menyambut. Bersalaman dan saling memperkenalkan diri.
"Sit down, please !", cuman itu kalimat yang agak lancar keluar dari mulut saya.
Saya langsung memberi contoh, duduk bersila atau lesehan di atas karpet. Maklum, tidak ada kursi. Begitu juga teman-teman lain, dengan ramah mengajak tamu tadi duduk sebentar.
Mereka ikut duduk. Tapi, tunggu dulu. Cara mereka duduk agak lain. Saya tidak tau, apakah cara duduk seperti itu nama khusus atau tidak. Bagi saya, cara mereka duduk itu bisa disebut, 'semi berlutut'. Lihat saja di foto, bokong mereka tidak menyentuh karpet. Kedua kaki dijadikan sandaran tempat duduk.
Melihat cara mereka duduk yang berbeda, ada inisiatif agar untuk menyamakannya. Rasanya ganjil kalau cara duduk berbeda, padahal dalam satu ruangan yang sama. Pilihan ada 2, kami yang mengikuti cara mereka duduk; atau mereka yang harus duduk bersila alias lesehan seperti kami.
Saya coba mengikuti cara mereka duduk 'semi berlutut' tadi. Belum sampe semenit, kedua kaki terasa sakit. Tidak nyaman kalau berlama-lama. Saya kembali perhatikan ka arah mereka, tampaknya nyaman sekali. Apakah mereka sudah terbiasa begitu ? Atau hanya pura-pura merasa nyaman saja ?
Saya kembali ke posisi duduk bersila/lesehan. Inilah cara duduk yang paling nyaman bagi saya jika tidak ada kursi. Beruntung orang Jepang saat masa jajahan dulu, tidak memaksakan cara duduk seperti itu pada bangsa Indonesia. Kalau tidak, kini saya atau Anda, akan bersusah payah duduk dengan cara seperti itu.
Cara pertama tidak efektif. Berarti, tinggal satu cara lagi, ajak mereka duduk lesehan/bersila seperti kebiasaan kami. Tapi, bagaimana cara mengatakannya ? Saya bingung. Kubuka gawai yang dilengkapi aplikasi kamus bahasa Indonesia-Inggris. Saya ketik kata 'lesehan', belum ada daftar di sana. Saya ganti lagi dengan suku kata 'duduk bersila', juga nihil. Waduh..., bagaimana cara saya menjelaskan pada mereka ? Saya kalut dan gegana (gelisah, galau, merana). Pasrah saja pada keadaan.
[caption caption="Foto bersama saat mengunjungi salah satu rumah warga RW 04 Mulyorejo"]