Mohon tunggu...
Saverinus Suhardin
Saverinus Suhardin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat penulis

Saverinus Suhardin. Seorang Perawat yang senang menulis. Sering menuangkan ide lewat tulisan lepas di berbagai media online termasuk blog pribadi “Sejuta Mimpi” (http://saverinussuhardin.blogspot.co.id/). Beberapa opini dan cerpennya pernah disiarkan lewat media lokal di Kupang-NTT, seperti Pos Kupang, Timor Express, Flores Pos dan Victory News. Buku kumpulan artikel kesehatan pertamanya berjudul “Pada Jalan Pagi yang Sehat, Terdapat Inspirasi yang Kuat”, diterbikan oleh Pustaka Saga pada tahun 2018. Selain itu, beberapa karya cerpennya dimuat dalam buku antologi: Jumpa Sesaat di Bandara (Rumah Imaji, 2018); Bingkai Dioroma Kehidupan: Aku, Kemarin dan Hal yang Dipaksa Datang (Hyui Publisher, 2018); Jangan Jual Intergritasmu (Loka Media, 2019); dan beberapa karya bersama lainnya. Pernah menjadi editor buku Ring of Beauty Nusa Tenggara Timur: Jejak Konservasi di Bumi Flobamorata (Dirjen KSDA, 2021); Konsep Isolasi Sosial dan Aplikasi Terapi : Manual Guide bagi Mahasiswa dan Perawat Klinis (Pusataka Saga, 2021); dan Perilaku Caring Perawat Berbasis Budaya Masyarakat NTT (Pustaka Saga, 2022). Pekerjaan utama saat ini sebagai pengajar di AKPER Maranatha Kupang-NTT sambil bergiat di beberapa komunitas dan organisasi. Penulis bisa dihubungi via e-mail: saverinussuhardin@gmail atau WA: 085239021436.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jalan-jalan dan Belajar (01)

18 September 2015   09:57 Diperbarui: 18 September 2015   10:23 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Study Tour B-16 FKp Unair ke Jakarta"][/caption]

Hari-hari ini, kita ‘digempur’ dengan berita kunjungan anggota DPR-RI ke Amerika. Berita itu semakin hangat, tat kala ketua DPR, Wakil, dan beberapa anggota ikut hadir dalam konferensi pers dari salah seorang kandidat calon Presiden Amerika, Donal Trump.

            Peristiwa itu menuai banyak kecaman. Mulai dari sesama anggota DPR yang lain, para pengamat, masyarakat, netizen, dan semuanya. Mereka menyanyangkan sikap dari para wakil rakyat tersebut, yang dinilai mencoreng nama bangsa Indoensia.

`           Tidak kalah pula dengan para pendukung militan dari anggota dewan yang dimaksud, mereka menangkis semua tudingan dengan argumen lain. Pro dan kotra tidak bisa terhindarkan. Perdebatan tiada putus. Lama-lama, kita yang mendengar atau menyaksikan akan pusing sendiri.

[caption caption="B16 FKp Unair go to Jakarta"]

[/caption]

            Nah, dari pada pusing, lebih baik ikuti kisah kami jalan-jalan sambil belajar. Bisa dijamin aman, karena dana yang digunakan milik sendiri. Tidak menggunakan uang negera (Anda), dan tidak akan menyinggung kepentingan siapapun. Sudah begitu, jalan-jalannya dibarengi kegiatan belajar pula. Luar biasa, kan ?

 [caption caption="Beberapa anggota B16 FKp Unair"]

[/caption]

B-16 FKp Unair

            Tadi saya menyebut ‘kami’, siapakah yang dimaksudkan ? Kami adalah mahasiswa/i program alih jenis/program B (upgrade jenjang pendidikan, dari D3 ke S1 pendidikan ners), angkatan ke-16 di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya. Biar mudah disebut dan diingat, kami menyepakati menyebutnnya, “B-16 FKp Unair”.

            Mengenai keluarga besar ini, sudah berapa kali saya menulisnya di forum Kompasiana ini. Tapi, bisa saja Anda lupa. Saya terangkan lagi sedikit saja.

Keluarga besar B-16 FKp Unair, terdiri dari mahasiswa dari berbagai pulau di Indonesia. Dari dari pelosok-pelosok, bersatu dalam ‘rahim’ ibunda almamater tercinta, FKp Unair. Tidak hanya beda asal, usia antar mahasiswa juga sangat bervariatif, bahkan ada yang terpaut jauh.

Perbedaan itu justru membuat kami semakin belajar saling menghargai, sebagaimana satu keluarga yang utuh. Kami bersatu, membentuk keluarga baru, karena memiliki visi-misi, harapan atau cita-cita yang sama, menjadi perawat profesional yang mumpuni.

 [caption caption="Sebagian dari Keluraga besar B-16 FKp Unair"]

[/caption]

Belajar dari Ahlinya

            Sejak 3 tahun lalu, Fakultas Keperawatan melakukan terobosan, khususnya dalam bidang pendidikan profesi ners. Pada akhir semester pertama, dilakukan kenjungan belajar ke rumah sakit pusat rujukan nasional.

            Pada tahun pertama, FKp melakukan kunjungan ke satu RS saja. Tahun kedua bertambah lagi, hingga menjadi 2 RS. Lalu pada tahun ini, adalah kunjungan ke-3, yang dilaksanakan pada 3 RS rujukan nasional. Semua rumah sakit tersebut berlokasi di Jakarta. Dari Surabaya, kami datang untuk belajar dari ahinya.

Mengapa harus ke Jakarta ? Banyak pertimbangan dari pihak pendidikan di fakultas. Tentu lebih afdol kalau pihak fakultas yang menjelaskannya secara rinci. Ada juga analisa saya pribadi, sebagai berikut. Jakarta, sebagai ibu kota negara, merupakan representasi seluruh wilayah Indonesia. Sebagai representasi bangsa, Kota Jakarta harus menjadi yang terbaik. Termasuk dalam bidang kesehatan, khususnya fasilitas rumah sakit yang terbaik. Ada banyak rumah sakit spesialis berdiri di sana, termasuk 3 diantara yang kami kunjungi.

Karena di sana kita sebut sebagai yang terbaik, tidak ada salahnya kita belajar. Kita melihat, mendengar, kemudian meresapi, mengingat, lalu coba menerapkannya. Apapun hasilnya nanti, asalkan kita coba sungguh-sungguh melewati prosesnya dengan baik.

Adapun tujuan kami ke sana, untuk belajar kompetensi khusus keperawatan sesuai dengan bidang keunggulan dari 3 RS yang kami kunjungi. Di RSCM, kami akan belajar perawatan/penangan penyakit jantung; di RS Darmais khusus belajar perawatan penyakit kanker; dan di RS Fatmawati -sebagai salah satu RS yang lulus akreditasi JCI- akan belajar bagaimana manajemen keperawatan yang terbaik. (catatan: mengenai laporan spesifik dari setiap kegiatan di tiga RS tersebut akan ditulis tersendiri. Ikuti terus saja kishnya).

[caption caption="Keceriaan sebelum berangkat ke Jakarta"]

[/caption]

Surabaya-Jakarta: 20 Jam bersama ‘Hello Kitty’

            Sabtu senja (12/9/15), kami berkumpul di kampus FKp Unair sebagai meeting point. Teman-teman datang satu per satu dari berbagai tempat tinggal. Setelah komplit, kamipun berangkat sekitar pukul 21.00, menggunakan 2 bus, dimana salah satunya bertemakan “Hello Kitty”.

            Meski kesannya sangat feminim, bukan berarti bus tadi tidak garang di jalanan. Badan bus yang besar juga tidak menghalangi kemampuannya melesat di sepanjang pantura.

[caption caption="Bus Hello Kitty ?"]

[/caption]

            Selain kegesitannya, bus juga dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Terdapat AC yang menjamin perjalanan aman tanpa gerah, sekaligus tanpa asap rokok. Punggung kursi dapat diatur tegak atau agak miring, inilah yang membuat kami bisa tidur dengan nyaman, apalagi dilengkapi bantal dan selimut. Serasa masih tidur dalam rumah yang sedang berjalan.

[caption caption="Mari bernyanyi"]

[/caption]

Tidak hanya itu, audio system yang moderen membuat kualitas bunyi musik nyaring terdengar. Apalagi dilengkapi dengan fasilitas karaoke, -dengan bantuan 1 layar TV LCD 20 inci dan 6 buah layar portable yang menggantung di atas tempat duduk-, semakin memudahkan kami berkaraoke. Siapa saja boleh bernyanyi. Terserah suaranya tidak bisa mengikuti nada musik alias fals, asalkan bergembira saja.

[caption caption="Karaoke, "Mana mungkin, selimut tetangga...dst""]

[/caption]

Satu lagi, jika tiba-tiba kebelet pipis maupun BAB, tidak usah risau. Ada toilet yang bisa digunakan selama bus berjalan. Jika merasa risih karena ukurannya yang sempit, bisa juga menggunakan fasilitas toilet di tempat pengisian BBM (Pertamina). Toh, ada begitu banyak fasilitas rest area sepanjang perjalanan.

Kembali lagi ke cerita perjalalanan. Sekitar pukul 04.00 (13/9/15), kami tiba di Kendal. Di sanalah tempat istirahat yang pertama. Kesempatan ini diisi dengan sholat subuh, mandi pagi, dan sarapan sekaligus meregangkan otot-otot yang kaku.

[caption caption="Antri sarapan di rest area wilayah Kendal"]

[/caption]

Kurang lebih pukul 06.00, perjalanan diteruskan. Biar tidak bosan, kami gantian berkaraoke, sesekali bergoyang morena, atau sekedar bercerita. Saat lelah dan mengantuk, punggung kursi dimiringkan, lalu tidur. Sama seperti yang kami lakukan sebelumnya.

[caption caption="Kondisi bus yang sempit tidak menghalangi Bu Mori, dkk bergoyang Morena"]

[/caption]

Pengalaman perjalanan ini membuat saya juga lebih memahami pentingnya jalan tol dalam transportasi darat. Meski tidak mengetahui nama wilayah yang kami lewati, namun dapat dipastikan kalau berulangkali kami masuk-keluar pintu tol. Salah satu yang saya ingat adalah Tol Cipali (Cikopo-Palinaman).

[caption caption="Salah satu ruas jalan Tol Cipali"]

[/caption]

Bagaimana tidak mudah mengingatnya, Tol Cipali ini cukup fenomenal. Pertama, baru saja diresmikan oleh Presiden Jokowi sebelum lebaran kemarin (13 Juni 2015). Kedua, sering terjadi kecelakaan pada awal penggunaannya, dan ketiga, menjadi salah satu rute arus mudik andalan. Ketiga fakta itulah yang membuat sering diberikan oleh media.

Tol Cipali ini memang beresiko terjadi kecelakaan. Bukan karena jalannya jelek, atau fasilitas kurang lengkap. Justru karena jalan terlalu lebar, mulus, dan tanpa hambatan, para pengemudi cenderung mengendarai dengan kecepatan tinggi. Jika ada kendaraan yang menyalip tiba-tiba, sudah pasti kendaraan sulit dikendalikan lagi, sehingga tabrakan bisa terjadi.

[caption caption="Jarum speedometer berkisar antar 100-120 Km/jam"]

[/caption]

Bus yang kami tumpangi saat itu, juga melesat dengan kecepatan maksimum. Saya perhatikan jarum speedometer berada di kisaran 100-120 Km/jam. Rata-rata kecepatannya stabil. Kalaupun dikurangi sekitar 80-90 KM/jam. Sungguh merupakan perjalanan paling ngebut yang pernah saya ikuti.

[caption caption="Salah satu pemandangan di kiri-kanan jalan yang kami lalui"]

[/caption]

Pemandangan alam di kiri-kanan jalur Tol Cipali juga cukup menarik untuk dinikmati. Paling tidak, keindahannya membawa angan-angan jauh mengangkasa. Kondisi itu tentunya mengurangi kebosanan dalam perjalanan yang jauh. Hingga tanpa terasa, Mas Rangga selaku crew Araya Tour dan Travel yang menfasilitasi pejalanan, mengumumkan kalau tidak lama lagi akan Ishoma di daerah Purwakarta. Sekitar pukul 14.00, kami singgah di sana.

[caption caption="Rest area Purwakarta"]

[/caption]

Selepas makan, sholat, mandi, memenuhi kebutuhan eliminasi urine/bowel, dll., kami melanjutkan perjalanan. Sekitar pukul 15.00, bus kembali mengarah ke tol menuju tujuan akhir, Jakarta. Tidak ada lagi yang tidur dalam bus. Semuanya bernyanyi, bergembira, karena tiba lagi akan tiba.

[caption caption="Ekspresi ceria saat memasuki Jakarta"]

[/caption]

Sekitar pukul 16.30, mulai terlihat tulisan Jakarta di pinggir jalan yang kami lewati. Ada layar TV raksasa (Videotron) di salah satu gedung pencakar langit yang tertulis, “I Love Jkt”. Itulah penanda kalau kami memasuki kota Jakarta selain hamparan gedung pencakar langit. Ada lagi tanda lain yang khas, kondisi jalan yang macet membuat bus yang kami tumpangi melaju seperti siput. Jakarte bangett..

[caption caption="Meski baru tiba, langsung bilang, "I Love Jakarta""]

[/caption]

[caption caption="Tampak kendaraan yang terjebak macet di Jakarta"]

[/caption]

Tepat pukul 17.00, kami tiba di hotel yang sudah dipesan pihak travel, yang berlokasi dekat terminal Grogol, berhadapan dengan Universitas Trisakti Jakarta. Dengan demikian, perjalanan dari Surabaya hingga Jakarta, ditempuh dalam waktu kurang lebih 20 jam. Perjalanan yang cukup lama. Meski capek, terbayar dengan suasana yang menyenangkan bersama keluarga besar B16 FKp Unair.

[caption caption="Istirahat sejenak di Hotel 88-Grogol, Jakarta"]

[/caption]

[caption caption="Istirahat sejenak di Hotel 88-Grogol, Jakarta"]

[/caption]

Tulisan ini juga sudah cukup panjang untuk dibaca. Baiklah saya hentikan dulu. Kisah selanjutnya akan saya tulis dan upload kemudian. Terima kasih sudah mau membaca, semoga ada manfaatnya. Salam Kompasiana..!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun