Mas DS sepakat dengan pemikiran saya. Menurut dia yang sudah berstatus sebagai PNS, pendapatan tidak akan cukup jika hanya menjalani satu profesi saja. Mesti ada usaha sampingan lainya. Kerena itu, dia bercita-cita ingin menjadi juragan es cendol. Tidak tanggung-tanggung, dia ingin langsung membuka 20 gerai es cendol di kota asalnya. Jika penjualannya bagus, sudah pasti akan ditambah jumlah gerai dan karyawannya.
Mbak CV yang mendengar percakapan kami, tidak mau diam. Beliau juga tidak mau ketinggalan. Sesuai kesukaannya makan pisang goreng, beliau ingin berbisnis pisang goreng keju. Mimpinya juga tidak tanggung-tanggung, beliau ingin dikenal sebagai juragan pisang goreng. Keren.
Berbeda dengan kami, hanya Mas DR yang tidak berpendapat. Dia diam saja, sesekali ketawa saat kami menceritakan mimpi atau cita-cita tadi. Karena penasaran, saya akhirnya bertanya, "Bagaimana rencana panjenengan Mas ?". Bukannya menjawab mengenai mimpi seperti yang kami ceritakan, beliau malah menjelaskan pada saya tentang konsep "Sawang Sinawang".
Apa itu "Sawang Sinawang ?"
Bagi orang Jawa, ini bukanlah hal baru. Tapi, bagi saya ini merupakan konsep yang asing. Karena itu, Mas DR menjelaskan begitu detail, dibantu dengan contoh-contoh yang mudah dipahami.
Konsep "Sawang Sinawang" adalah sebuah ungkapan orang Jawa yang pada intinya bisa diartikan, hidup orang lain akan selalu tampak indah dimata kita dan juga berlaku sebaliknya.
Beliau menjelaskan, tidak ada salahnya kita menilai orang lain atau profesi tertentu, lalu ingin menjadi seperti mereka. Tapi, perlu juga diingat, jika dikaji lebih jauh, belum tentu mereka betul-betul enjoy atau menginginkannya. Bisa saja mereka ingin menjadi seperti kita; ingin melakoni apa yang biasa kita lakukan selama ini.
Jadi, menurut teman saya Mas DR, syukuri saja apa yang sudah kita dapati sekarang. Tidak salah jika kita ingin bercita-cita lebih baik lagi, asalkan tidak perlu mengeluh. Dengan selalu bersyukur, maka semuanya akan terlihat indah, baik oleh diri sendiri maupun orang lain.
Tapi..., ya begitu, "sawang sinawang" ini hampir mendarah daging pada setiap manusia.Bisa saja semua orang pernah mengalaminya. Boleh saja begitu, tapi jangan berlama-lama ya. Seger syukuri apa yang kita kerjakan dan apa yang telah kita peroleh.
Salam "Sawang Sinawang" yang wajar....