Meski malas masuk sekolah dan sering bolos, namun atas bantuan Tuhan dan juga para leluhur, akhirnya bisa menamatkan SMA pada tahun 2008. Resmilah kami disebut sebagai alumni dari SMAK St. Don Bosco Ruteng. Semenjak itulah kami berpisah. Saya melanjutkan kuliah di Kota Kupang, sementara Vian memilik kerja sambil kuliah dan pernah berdomisili di beberapa kota besar di Indeonesia seperti Jakarta, Surabaya, Balikpapan, lalu sekitar 5 tahun terkahir menetap di Bali.
Setelah kurang lebih 6 tahun berpisah, akhirnya kami bisa bertemu lagi. Pernah kami tidak ada kontak/komunikasi sama sekali selama beberapa. Namun perkembangan media sosial yang mewabah, membuat kami bisa berkomunikasi kembali. Awalnya dari facebook, kemudian minta pin BBM, lalu no. Hp. Dari situlah muncul ide berlibur ke Bali. Karena ada teman, semuanya bisa mudah, bisa menikmati liburan di Bali dengan biaya yang sangat-sangat hemat.
[caption caption="Pria yang ganteng ini namanya Saver (penulis)"]
Reunian Sahabat Lama
Saya tiba di alamat yang diberitahu Vian dalam BBM sekitar pukul 09.00. Ternyata Vian masih berada di tempat kerja. Saya kemudian memilih nongkrong di warung tidak jauh dari sana. Lumayan lama. Jam 16.00 barulah dia pulang kerja, dan langsung menjemput saya di warung tempat nongkrong tadi. Kami bersalaman, berpelukan. Lama tidak ketemu dan bahagia bisa bertemu kembali.
Tanpa basa-basi, kami langsung pulang ke kost. Sebagaimana biasa orang Manggarai, begitu tamu tiba, langsung dibuatkan kopi. Sambil menikmati kopi, kami ngobrol banyak hal. Via bertanya tentang perkembangan kuliah saya di Surabaya, tentang pacar atau calon istri, tentang teman-teman SMA dulu, dan masih banyak lagi. Saya juga menanyakan banyak hal tentang kehidupan mereka di Bali. Bagaimana bisa kerja sambil kuliah. Saya kagum dengan Vian, bisa mencari uang sendiri untuk membiayai kuliah. Keren.
[caption caption="Di salah satu sudut jalan menuju pantai Sanur-Bali"]
“Nanti kita jalan-jalan ke mana ?”, tiba-tiba Vian menawarkan hal yang saya tunggu-tunggu.
“Terserah Bro lah, mana yang terbaik”, kata saya biar terlihat bijak.
“Kalau begitu, sore ini kita ke Pantai Sanur dulu. Nanti baru ke tempat lainnya”.
“Siap ! 86..”, saya meniru ucapan khas pada salah satu acara di TV swasta. Lalu kami tertawa bersama.