Karena cukup lama menunggu, Kak Aty mencari penjual kopi. Perlu saya jelaskan, Kak Aty tergolong pecandu kopi. Saya memang penyuka kopi, tapi kalau dibandingkan dengan Kak Aty, saya tidak ada apa-apanya. Saya hanya mampu 2 gelas per hari, sedengkan Kak Aty minimal 4 gelas per hari. Bayangkan saja.
[caption caption="Ka Aty (duduk di belakang) tampak sibuk memanggil penjual kopi lewat kaca jendela bus"]
Dari kaca jendela bus, Kak Aty melihat seorang penjual kopi. Jaraknya cukup jauh. Biar mudah, beliau memanggil dengan cara berteriak. Kepalanya dicondongkan melalui kaca jendela bus, “Kooopppiii, kooopppiii, koooppiiii”, berulang kali dipanggilnya, tapi belum juga terdengar, sekali lagi, “kkkoooopppppiiii, kkkooooppi, kkkkooopppiiii”, lagi dan lagi. Belum juga ada tanda-tanda penjual kopi mendengar panggilan itu. Angin laut yang kencang, membuyarkan suara teriakan tadi.
Saya mengusulkan, “Coba jangan panggil dengan sebutan kopi, tapi panggil dengan sebutan Ibu”. Dari jauh terlihat orang yang menjual kopi itu wanita paruh baya.
[caption caption="Keceriaan Kak Aty saat mendapatkan secangkir kopi. Kak Yomhi dan Kak Korri juga ikut berbahagia."]
Kak Aty kembali berusaha, “Ibbbuuu, ibbbuuuu, koooppppi, kooopppi, ibu kopi, ibu kopi, ibu kopi...”. Tidak terlihat ada respon. Kak Aty terlihat lelah berteriak, beliau diam beberapa saat. Anehnya, ibu penjual tadi jalan mendekati arah bus yang sedang parkir di pinggir dermaga. Karena jaraknya lebih dekat, Kak Aty dengan mudah memanggilnya. Terpancar senyuman bahagia dari wajah Kak Aty, akhirnya minuman ‘surga’ bisa juga didapat.
[caption caption="Saya (Saver), narsis di dermaga Ketapang-Banyuwangi"]
Tidak lama kemudian, tibalah giliran kami menyeberang ke pulau Bali, tepatnya di Pelabuhan Gilimanuk. Waktu penyeberangan kurang lebih 1 jam. Begitu tiba di seberang, bus yang kami tumpangi terus membawa kami menuju Kota Denpasar. Benar perkiraan Pak Sopir, sekitar pukul 08.00 kami memasuki wilayah Kota Denpasar. Satu per satu penumpang diantar ke alamatnya masing-masing.
[caption caption="Suasana dermaga Gilimanuk"]
Kami berempat hari terpisah, tempat menginap berbeda. Kak Korri, Kak Yomhi, dan Kak Aty turun di Jl. Ida Bagus, Gang rencong No. 10. Sementara saya tinggal sementara di daerah Ceningan Sari, Sesetan.