"Kami juga seperti manusia, bro.."
"Apa ? Apa maksudnya seperti manusia ?"
"Kami mampu beradaptasi dengan zat kimia atau racun berbahaya".
"Tau dari mana kalian manusia seperti itu ?"
"Jangan pura-pura tidak tahu. Kemarin baca harian Jawa Pos, kan ?"
"Ia betul, saya membaca. Lalu, apanya yang salah ?"
"Hmmm, pada halaman 1 itu digambarkan manusia sudah terbiasa dengan dengan zat kimia beracun. Banyak makanan yang berbahaya beredar luas. Beras dari plastik, bakso diberi boraks, susu dicampur detergent, dan masih banyak lainnya".
"Lalu, apa hubungannya dengan kalian para nyamuk ?"
"Begini, kalau manusia sudah terbiasa atau mampu beraptasi dengan makanan tidak nyaman seperti itu, maka kami pun demkian. Kami, bangsa nyamuk beraptasi dengan zat penolak nyamuk yang sering kalian gunakan. Kita sama-sama 'Adaptable' dengan semuanya".
"Stop ! Pergi kau. Saya tidak mau lagi mendengar suara-suaramu. Engkau tidak nyata. Ini hanya halusinasi". Saya mempraktikan cara menghilangkan halusinasi dengan cara menghardik.
Segera saya sadar kembali dari halusinasi tadi. Dan tiba-tiba terasa lapar. Saatnya saya harus mengunjungi angkringan Mbok Ginuk. Selamat malam, salam dari dinner dari Mbok Ginuk.