Mohon tunggu...
Saverinus Suhardin
Saverinus Suhardin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat penulis

Saverinus Suhardin. Seorang Perawat yang senang menulis. Sering menuangkan ide lewat tulisan lepas di berbagai media online termasuk blog pribadi “Sejuta Mimpi” (http://saverinussuhardin.blogspot.co.id/). Beberapa opini dan cerpennya pernah disiarkan lewat media lokal di Kupang-NTT, seperti Pos Kupang, Timor Express, Flores Pos dan Victory News. Buku kumpulan artikel kesehatan pertamanya berjudul “Pada Jalan Pagi yang Sehat, Terdapat Inspirasi yang Kuat”, diterbikan oleh Pustaka Saga pada tahun 2018. Selain itu, beberapa karya cerpennya dimuat dalam buku antologi: Jumpa Sesaat di Bandara (Rumah Imaji, 2018); Bingkai Dioroma Kehidupan: Aku, Kemarin dan Hal yang Dipaksa Datang (Hyui Publisher, 2018); Jangan Jual Intergritasmu (Loka Media, 2019); dan beberapa karya bersama lainnya. Pernah menjadi editor buku Ring of Beauty Nusa Tenggara Timur: Jejak Konservasi di Bumi Flobamorata (Dirjen KSDA, 2021); Konsep Isolasi Sosial dan Aplikasi Terapi : Manual Guide bagi Mahasiswa dan Perawat Klinis (Pusataka Saga, 2021); dan Perilaku Caring Perawat Berbasis Budaya Masyarakat NTT (Pustaka Saga, 2022). Pekerjaan utama saat ini sebagai pengajar di AKPER Maranatha Kupang-NTT sambil bergiat di beberapa komunitas dan organisasi. Penulis bisa dihubungi via e-mail: saverinussuhardin@gmail atau WA: 085239021436.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Adaptable

25 Mei 2015   20:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Kami juga seperti manusia, bro.."

"Apa ? Apa maksudnya seperti manusia ?"

"Kami mampu beradaptasi dengan zat kimia atau racun berbahaya".

"Tau dari mana kalian manusia seperti itu ?"

"Jangan pura-pura tidak tahu. Kemarin baca harian Jawa Pos, kan ?"

"Ia betul, saya membaca. Lalu, apanya yang salah ?"

"Hmmm, pada halaman 1 itu digambarkan manusia sudah terbiasa dengan dengan zat kimia beracun. Banyak makanan yang berbahaya beredar luas. Beras dari plastik, bakso diberi boraks, susu dicampur detergent, dan masih banyak lainnya".

"Lalu, apa hubungannya dengan kalian para nyamuk ?"

"Begini, kalau manusia sudah terbiasa atau mampu beraptasi dengan makanan tidak nyaman seperti itu, maka kami pun demkian. Kami, bangsa nyamuk beraptasi dengan zat penolak nyamuk yang sering kalian gunakan. Kita sama-sama 'Adaptable' dengan semuanya".

"Stop ! Pergi kau. Saya tidak mau lagi mendengar suara-suaramu. Engkau tidak nyata. Ini hanya halusinasi". Saya mempraktikan cara menghilangkan halusinasi dengan cara menghardik.

Segera saya sadar kembali dari halusinasi tadi. Dan tiba-tiba terasa lapar. Saatnya saya harus mengunjungi angkringan Mbok Ginuk. Selamat malam, salam dari dinner dari Mbok Ginuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun