Mohon tunggu...
Saverinus Suhardin
Saverinus Suhardin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat penulis

Saverinus Suhardin. Seorang Perawat yang senang menulis. Sering menuangkan ide lewat tulisan lepas di berbagai media online termasuk blog pribadi “Sejuta Mimpi” (http://saverinussuhardin.blogspot.co.id/). Beberapa opini dan cerpennya pernah disiarkan lewat media lokal di Kupang-NTT, seperti Pos Kupang, Timor Express, Flores Pos dan Victory News. Buku kumpulan artikel kesehatan pertamanya berjudul “Pada Jalan Pagi yang Sehat, Terdapat Inspirasi yang Kuat”, diterbikan oleh Pustaka Saga pada tahun 2018. Selain itu, beberapa karya cerpennya dimuat dalam buku antologi: Jumpa Sesaat di Bandara (Rumah Imaji, 2018); Bingkai Dioroma Kehidupan: Aku, Kemarin dan Hal yang Dipaksa Datang (Hyui Publisher, 2018); Jangan Jual Intergritasmu (Loka Media, 2019); dan beberapa karya bersama lainnya. Pernah menjadi editor buku Ring of Beauty Nusa Tenggara Timur: Jejak Konservasi di Bumi Flobamorata (Dirjen KSDA, 2021); Konsep Isolasi Sosial dan Aplikasi Terapi : Manual Guide bagi Mahasiswa dan Perawat Klinis (Pusataka Saga, 2021); dan Perilaku Caring Perawat Berbasis Budaya Masyarakat NTT (Pustaka Saga, 2022). Pekerjaan utama saat ini sebagai pengajar di AKPER Maranatha Kupang-NTT sambil bergiat di beberapa komunitas dan organisasi. Penulis bisa dihubungi via e-mail: saverinussuhardin@gmail atau WA: 085239021436.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Selamat Hari Perawat Internasional 2015

12 Mei 2015   19:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:07 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tema Hari Perawat Internasional 2015

[caption id="" align="aligncenter" width="468" caption="Ibu Florence, "][/caption] Kalau kita membaca riwayat hidup dari founder Keperawatan moderen, Ibu Florence Nightingale, sungguh merupakan sebuah kisah heroik. Sangat luar biasa, inspiratif, dan langka terjadi. Komunitas perawat pasti sudah mengetahui kisahnya dengan baik. Bagi yang belum tau, saya kisahkan secara singkat kisah hidupnya. Cerita berikut merupakan ringkasan dari sejumlah artikel atau buku yang saya baca tentangnya. Mungkin tidak komplit karena keterbatasan memori untuk mengingat, tapi minimal bisa menggambarkan secara gamblang. Ibu Florence, hidup dalam keluarga yang kaya raya dengan status sosial yang tinggi. Hidupnya nyaman, mau apa saja pasti dipenuhi oleh orang tua atau keluarganya. Namun, kekayaan dan fasilitas hidup yang berlimpah tidak membuat dirinya menjadi pasif, atau berfoya-foya menghamburkan hartanya. Beliau berani keluar dari zona nyamannya. Dia ingin keluar dari kehidupan mewah, lalu menolong orang yang membutuhkan. Kebetulan saat terjadi perang di Semenanjung Krim, Rusia. Banyak tentara yang terluka. Mereka dikumpulkan dalam satu bangsal tanpa perawatan yang baik. Tidak sedikit dari mereka yang meninggal karena perawatan tidak memadai, pada gilirannya mengakibatkan infeksi. Mendengar kabar tersebut, tergeraklah hati Ibu Florence untuk turun menolong. Meski sempat dilarang oleh keluarga, beliau tetap memantapkan niat dan mampu meyakinkan mereka. Nekat masuk ke daerah konflik, menemukan dan merawat setiap prajurit yang terluka, mengatur ruang perawatan yang kondusif, dan memperhatikan kebutuhan nutrisi. Kerjanya tidak mengenal waktu, siang hingga malam. Berbekal dengan sebuah lentera, beliau menyusuri tiap gang atau lorong untuk memberikan pertolongan. Dan pantaslah, pada akhirnya beliau dikenang dengan sebutan, "The Lady with The Lamp". Selain mampu merawat, Ibu Florence juga rajin menulis. Semua yang dilakukannya didokumentasikan dengan baik. Dari situlah, ilmu keperawatan lahir dan bertumbuh hingga sekarang. Atas jasanya, pada saat ini saya bisa belajar ilmu keperawatan hingga jenjang pendidikan tinggi. Karena besarnya kontribusi beliau dalam sejarah perkembangan keperawatan di dunia, tidak salah jika tanggal kelahirannya, 12 Mei dijadikan atau diperingati sebagai Hari Perawat Internasional setiap tahunnya. Tokoh Panutan Sebagai founder dunia keperawatan, tentunya kiprah Ibu Florence mestinya dijadikan sebagai panutan. Perawat masa kini mesti mencontohi ketulusan atau kepedulian beliau dalam merawat orang sakit. Namun, apakah sudah seideal dengan dirinya ??? Jawabannya bisa variatif. Dari sekian banyak perawat, pasti ada yang benar-benar menjiwai semangat Ibu Florence dalam pelayanannya. Tapi, tidak sedikit pula yang masih jauh dari harapan. Bagi saya, hal itu wajar. Kondisi atau latar belakang kehidupan Ibu Florence dan perawat masa kini jelas berbeda. Dulu, Ibu Florence melakukan pelayanan secara sukarela (kegiatan sosial) karena sudah mantap secara ekonomi (kaya raya). Kini sudah berbalik, perawat mendapat hidup atau penghasilan dari pelayanan yang diberikan. Kondisi lantar belakang tersebut tetunya berpengaruh dalam memberikan pelayanan. Kita mudah mengucapkan, "Contohilah atau ikutilah semangat Ibu Florence, dst..", dalam setiap jargon. Jika kita renungkan baik-baik, tentunya tidak mudah dilaksanakan karena beda latar belakang tadi. Kabar baiknnya, insan perawat tetap selalu berusaha mengikuti teladan Ibu Florence meski belum benar-benar sempurna. Hal itu terlihat dalam setiap perayaan hari perawat internasional. Hampir semua perawat memberikan ucapan, harapan, semangat bagi sesama teman sejawatnya untuk lebih baik lagi. Saling mengingat satu sama lain, tentunya bisa merubah secara perlahan menuju perubahan yang lebih baik. Seperti tahun 2015 ini, dengan tema: “Nurses: A Force for Change: Care Effective, Cost Effective”, sesama perawat bisa saling menyemangati untuk menggapainya. Perawat, dengan kemampuan/kompetensi diharapan mampu memberikan perawatan yang sederhana namun efektif, sehinggaa mampu menekan biaya yang harus dikeluarkan pasien sebagai pengguna layanan. [caption id="" align="aligncenter" width="200" caption="Tema Hari Perawat Internasional 2015"]

Tema Hari Perawat Internasional 2015
Tema Hari Perawat Internasional 2015
[/caption] Tidak harus menjadi hebat dulu. Tidak mesti menemukan teori atau intervensi terbaru yang bombastis. Banyak intervensi keperawatan yang terlihat sederhana, namun jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh bisa memberi dampak yang luar biasa bagi pasein. Selain itu, juga tetap dibarengi dengan melakukan penelitian demi menemukan "Care" yang terbaik. Itulah cara sederhara menuju "Perawatan efektif, Biaya efektif". Selamat ulang tahun Ibu Florence, selamat hari perawat sedunia. Jayalah selalu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun