Setiap perintah dan larangan yang disampaikan oleh Rasulullah Saw pada hakikatnya mengandung makna yang tersirat yaitu untuk kebaikan bagi umatnya. Walaupun hal tersebut terkesan sesuatu yang sepele seperti menguap. Di dalam hadis disebutkan bahwa ketika seseorang menguap hendaknya menggunakan adab-adabnya agar terhindar dari penyakit dislokasi rahang yang diakibatkan oleh menguap.
Allah SWT membenci tindakan menguap karena hal tersebut berasal dari setan. Setan hanya akan menyentuh atau terlibat dengan hal-hal yang dianggapnya buruk dan dibencinya.Seseorang yang menguap namun tidak mengikuti ajaran Rasulullah SAW, berpotensi terjerumus ke dalam perbuatan yang tidak baik. Ini termasuk menjauh dari kebaikan-kebaikan yang hanya dapat diperoleh dengan mempraktikkan sunnah yang diajarkan.
Mengalami kejadian menguap adalah hal yang umum dan lazim terjadi ketika seseorang merasakan kebosanan, kelelahan, kantuk, atau ketika melihat orang lain melakukan tindakan menguap. Menguap umumnya berlangsung selama beberapa detik dan sering melibatkan retrofleksi, kadang-kadang disertai dengan mengangkat lengan (dikenal sebagai pandikulasi jika kejadian tersebut berlansung secara berulang).
Berdasarkan penelitian, perilaku menguap menunjukkan bahwa seseorang dapat mengalami hingga 28 kali menguap dalam sehari. Kebiasaan menguap sering terjadi setelah bangun tidur dan sebelum tidur. Selain itu, menguap cenderung menular dan dipandang sebagai indikasi kelelahan atau bahkan dianggap tindakan yang tidak sesuai norma kesopanan jika terjadi di depan orang lain.
Menguap tidak hanya memiliki konotasi negatif, melainkan juga dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif terhadap kesehatan tubuh. Beberapa manfaat menguap meliputi:
Pertama, meningkatkan sirkulasi oksigen dalam otak. Menguap seringkali melibatkan penyerapan udara dalam jumlah besar, yang pada gilirannya meningkatkan suplai oksigen ke paru-paru. Hal ini dapat memperlancar sirkulasi oksigen dalam otak, memberikan kontribusi positif terhadap fungsi otak dan sistem tubuh lainnya.
Kedua, melancarkan aliran darah. Proses menguap memiliki efek serupa dengan kafein, yang mampu meningkatkan peredaran darah menuju otak. Aliran darah yang lancar ke otak mendukung fungsi pengendalian tubuh oleh otak, dan penelitian menunjukkan bahwa menguap dapat memberikan efek pendinginan pada otak serta meningkatkan gairah dan efisiensi mental.
 Ketiga, meningkatkan efisiensi mental. Selain memberikan efek pendinginan pada otak, menguap juga dapat meningkatkan gairah dan efisiensi mental, sesuai dengan hasil penelitian.
 Keempat, mengurangi ketidaknyamanan di telinga. Pada situasi ketinggian seperti di pesawat atau dalam lift, seringkali terdapat suara yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada telinga. Menguap dapat membantu mengatasi sensasi ini dan menghilangkan rasa tidak nyaman pada telinga.
Pada tahun 2021, Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung mencatat beberapa kasus penyakit dislokasi rahang yang didiagnosis pada pasien yang mendatangi Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Poli Bedah Mulut dan Maksilofasial.
Berikut akan diuraikan abad-adab dalam menguap, agar lebih mudah dipahami, yaitu: