Mohon tunggu...
SUHANDOKO
SUHANDOKO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Even Direktur, Perusahaan Trade Even di Jakarta

Wiraswasta, suka makan enak, jalan-jalan, membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

DeepSeek: Geopolitik dan Perang Teknologi Global atas Dominasi Amerika

29 Januari 2025   17:17 Diperbarui: 29 Januari 2025   17:17 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya membaca tentang DeepSeek dan langsung merinding. Ini bukan sekadar produk kecerdasan buatan (AI) buatan China. Ini lebih dari itu. DeepSeek adalah bukti bahwa China tidak hanya mengejar ketertinggalan dari Amerika, tetapi kini siap mendominasi.

Amerika selalu merasa paling unggul dalam teknologi AI. OpenAI dengan ChatGPT, Google dengan Gemini, Tesla dengan Autopilot, Meta dengan Llama---semuanya diproduksi oleh raksasa teknologi Amerika dan selalu dianggap sebagai puncak inovasi global.

Tapi sekarang, China datang dengan DeepSeek.

Model AI yang dikembangkan dengan biaya jauh lebih murah, namun kualitasnya setara---bahkan dalam beberapa aspek lebih unggul---dibandingkan semua yang dimiliki Amerika.

Ini seperti tamparan keras ke wajah Silicon Valley.

Embargo, Pembatasan, dan Ketakutan Amerika

Amerika sudah sejak lama mencoba membendung perkembangan teknologi China.

Dari memblokir TikTok, membatasi ekspor chip AI ke China, hingga memperketat masuknya kendaraan listrik (EV) China ke pasar Eropa dan Amerika. Bahkan, beberapa produk China kini dicegah masuk ke Indonesia.

Alasannya? Lagi-lagi 'keamanan nasional.'

Tapi saya melihat ini lebih dari itu. Ini bukan hanya soal keamanan. Ini soal ketakutan Amerika terhadap China yang semakin kuat.

Ketika mereka melarang Huawei, China membalas dengan HarmonyOS.
Ketika mereka membatasi chip, China merespons dengan SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation).
Dan sekarang, ketika AI menjadi medan perang baru, China meluncurkan DeepSeek.

DeepSeek: Lebih Murah, Lebih Efisien, dan Lebih Canggih

Yang membuat saya terkejut bukan hanya kualitas DeepSeek, tapi juga biaya pembuatannya.

DeepSeek dikembangkan dengan anggaran sekitar $5,6 juta.

Bandingkan dengan biaya pengembangan AI serupa di Amerika yang bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran dolar.

Bagaimana mungkin?

China dikenal sebagai negara yang ahli dalam efisiensi produksi. Dari pembuatan ponsel hingga kendaraan listrik, mereka selalu bisa menekan biaya produksi tanpa mengorbankan kualitas.

Ternyata, hal yang sama mereka lakukan pada AI.

DeepSeek menggunakan metode pelatihan yang lebih hemat energi, lebih efisien dalam pengolahan data, dan lebih cepat dalam mengeksekusi tugas.

Dan hasilnya?

Dalam uji coba internal, DeepSeek terbukti lebih responsif dibandingkan ChatGPT, lebih cerdas dalam pemrosesan bahasa dibandingkan Gemini, dan lebih hemat daya dibandingkan AI lainnya.

Pasar Bereaksi, Amerika Panik

Saya melihat bagaimana dunia merespons DeepSeek.

Begitu berita ini tersebar, pasar saham langsung bergejolak. Saham Nvidia, Google, Microsoft, dan perusahaan teknologi Amerika lainnya mengalami fluktuasi tajam.

Dalam hitungan hari, nilai pasar raksasa teknologi Amerika menyusut lebih dari $1 triliun.

Sementara itu, di China, investor mulai membanjiri sektor AI lokal.

Bagi saya, ini lebih dari sekadar fenomena teknologi. Ini adalah perubahan kekuatan global.

DeepSeek, Geopolitik, dan Perang Teknologi Global

Amerika tentu tidak akan tinggal diam.

Seperti yang mereka lakukan pada Huawei dan TikTok, mereka pasti akan mencari cara untuk membendung DeepSeek. Bisa saja dengan melarang penggunaannya di negara-negara sekutu, atau dengan menekan perusahaan yang ingin bekerja sama dengan China dalam bidang AI.

Tapi saya bertanya-tanya: apakah mereka benar-benar bisa menghentikan sesuatu yang sudah terlanjur besar?

China tidak lagi bergantung pada teknologi Amerika. Dengan BRICS yang semakin solid, mereka bisa membangun ekosistem teknologi sendiri, tanpa campur tangan OECD dan sekutunya.

Dan yang lebih menarik, DeepSeek diumumkan tepat setelah pelantikan presiden baru Amerika.

Ini bukan sekadar peluncuran AI. Ini adalah pernyataan politik.

Seolah China ingin berkata kepada Amerika:

"Kami tidak butuh belas kasihanmu. Ini era kami. Jika kau ingin perang teknologi, kami siap."

AI sebagai Medan Perang Baru

Saya percaya bahwa masa depan dunia akan ditentukan oleh siapa yang menguasai AI.

Jika dulu perang dingin terjadi di bidang militer dan ekonomi, sekarang perang dingin baru sedang terjadi di dunia teknologi.

Dan DeepSeek telah membuka babak baru dalam rivalitas Amerika dan China.

Akankah Amerika berhasil membendung DeepSeek, seperti mereka membungkam Huawei?

Atau justru ini akan menjadi awal dari kejatuhan dominasi teknologi Amerika?

Saya tidak tahu pasti.

Tapi satu hal yang jelas:
DeepSeek bukan sekadar AI. Ini adalah simbol perlawanan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun