Harta, Tahta dan Wanita, godaan terberat yang dihadapi kaum adam dalam menjalani kehidupan, apalagi setelah berumah tangga. Ketiga hal ini, jamak menjadi muasal utama yang memicu runtuhnya rumah tangga yang telah dibangun, bahkan puluhan tahun sekalipun. Hal ini yang tengah dihadapi oleh Adriatma Dwi Putra, Wali kota kendari.
Minggu lalu, sang Wali kota dilaporkan oleh model seksi, Destiara Talita alias Tata atas pencemaran nama baik dan penghinaan yang dilakukan Wali Kota termuda se-Indonesia itu. Headline detikcom pada sabtu (12/08/17) tertulis "Model Seksi Laporkan Wali Kota Kendari Karena Disebut Pelacur". Rupanya karena merasa dihina dengan sebutan pelacur oleh sang Wali Kota yang membuat Tata tak terima kemudian menyambangi Polda Metro Jaya pada kamis (10/8) malam untuk melaporakan orang nomor satu di Kendari itu.
Menurut Kabit Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono kepada detikcom, Adriatma telah menjalin hubungan asmara dengan Tata sejak tahun 2016. Hubungan ini terus berlanjut hingga akhirnya si wanita (baca ;Tata) dijanjikan akan dinikahi secara siri oleh terlapor. Tetapi sejak 2017, terlapor mulai menghindar dan susah dihubungi, pungkas Tata. Hingga suatu saat, tata akhirnaya dapat menghubungi terlapor. Namun bukannya ditepati, Ardiatma justru mencaci maki Tata. Â Â
Nama Destiara selama ini dikenal publik sebagai model seksi majalah dewasa. Namun wanita yang bernama asli Destiara Purna Panca rupanya pernah pernah meramaikan panggung politik dengan mencalonkan diri sebagai caleg DPR dapil Jabar VIII dari partai PKPI. Namun ia gagal masuk ke Senayan sebagai anggota dewan. Â Â Â
Adriatama kini telah menjalani pemeriksaan oleh penyidik menyangkut hubungannya dengan Tata. Usai pemeriksaan, sang Wali Kota menjelaskan kepada awak media bahwa dirinya tidak pernah menjanjikan menikahi Tata, baik seara lisan maupun tulisan. Ia (Adriatama) juga mengaku tidak pernah berkomunikasi dengan Tata melalui telepon genggam. Ia tegaskan, tidak ada hubungan special antara dirinya dengan Tata. "Pertemuannya dengan Tata hanya dua kali dan itu pun hanya makan biasa" tandas sang Wali Kota.
Kasus ini memang belum menemui titik terang siapa yang berkata jujur dan siapa yang berbohong, namun sedikit pelajaran untuk kaum adam dari kasus ini ialah bahwa ujian wanita menempati urutan pertama sebagai ujian terbesar seorang laki-laki, selain harta dan tahta. Bahkan seorang alim ulama sekelas Sufyan Ats-Tsauri pernah mengatakan, "Silakan kau suruh aku menjaga rumah mewah penuh harta melimpah, namun jangan kau suruh aku menjaga wanita yang tidak halal bagiku meskipun berupa budak yang hitam legam". Â Inilah yang membuat Adriatma yang sudah memiliki istri tak kuasa bermain-api (baca; selingkuh) dengannya (Tata).
Al-Qur'an yang turun 1400 tahun lalu, tak henti-hentinya mengingatkan kepada kaum Adam bahwa wanita, dunia, dan seisinya adalah ujian bagi manusia. Akan tetapi di antara ujian-ujian tersebut yang paling besar dan paling dahsyat adalah fitnah (ujian) wanita. Ini memberikan sinyal bahwa fitnah wanita adalah induk dari segala ujian. Untuk itu seorang laki-laki, apalagi yang telah berumah tangga, haruslah mampu menjaga dan mengendalikan hasarat kelaki-lakiannya pada wanita selain istrinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H