Mohon tunggu...
Suhandayana Day
Suhandayana Day Mohon Tunggu... profesional -

PeGiat EDUMEDIART [ Edukasi, Media, Art ] antar institusi.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[Cergam] Api Masehi #10

7 Maret 2012   20:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:23 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*

Cerita Bergambar : API MASEHI

*

#10

*

( gambar #10 )

*

Dongeng & Grafis © 2012 Suhandayana

*

LUBANG nganga sekujur tubuhku mendengus nafas bagi mau-Mu. Aku, tak cerdas membalas cinta-Mu. Gerak anatomis sepasang-busur ruas sumsum-belulangku mengkabar janji bagi diam-Mu. Aku, tak pandai membasuh kasih-Mu. Kekata dan doa selaksa mulutku memamah karunia bagi baqo'-Mu. Aku, tak peka merendam sayang-Mu. Aku terombang-ambing dari purba ke jahiliyah ke bulan sabit ke paganism ke masehi ke china ke muharrom ke akhir zaman ke surau-Mu ke kuburku. Lalu, aku selalu pergi saja. Mungkin pulang hanya sekali, ketika panggilan-Mu berbukti kiamat membentang dari timur hingga barat.

-

Semua bahan telah kalian ubah jadi sisa kotoran. Kotoran tanah, kotoran api, kotoran angin, kotoran air ... tak sekotor kata-katamu. Kotoran mereka berempat akan Ku-jadikan makanan bagi seluruh makhluq-Ku. Kotoranmu kau jadikan kekayaan yang kelak hanya memberati perjalanan manusia memimpin tanah, api, angin, air. Gampang saja membaca kotoran kalian, sekalipun tertutup topeng-topeng para pemimpin anak zaman. Kau kangkangi luas tanah lebih dari kebutuhan mengubur jasadmu. Kau bakar sebagian besar sarana kehidupanmu lebih dari kau butuhkan berkas cahaya matahari. Kau hembusi angin segala penjuru hingga terhalang maksud hadapan ke kiblat. Kau basahi segala urat nadi lebih dari terbuangnya ludah, kencing, daki, dan nanahmu. Kalian telah tamak melawan sifat-sifat empat bahan makhluq-Ku. Jadilah dera, dari sebab tak tau diri.

-

Kehidupan insan bakal berlalu, kecuali berbalas cinta-Mu. Nikmat, berbilas kasih-Mu. Masyuk, berendam sayang-Mu. Jika diam lebih berharga daripada nilai emas pun perhiasan, maka kekata dan nama segera mencari bentuk. Semua sebutan akan kembali ke wujud. Tinggal aku, sedang menggugah maknaku yang telah Kau gubahkan cahaya bagi adaku sejak dahulu.

*

.

PREV <===                           [ DAY-12c08 ]                           ===> NEXT

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun