Mohon tunggu...
Suhandayana Day
Suhandayana Day Mohon Tunggu... profesional -

PeGiat EDUMEDIART [ Edukasi, Media, Art ] antar institusi.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[Cergam] Api Masehi #06

4 Februari 2012   16:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:03 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*

Cerita Bergambar : API MASEHI

*

#06

*

( gambar #06 )

*

Dongeng & Grafis © 2012 Suhandayana

*

LANGIT menawar bumi, apa perlu ada matahari baru? Tidak, kata bumi. Di sini sudah terlalu panas, terjadi sejak masehi menurunkan sabda, bahwa iklim kekuasaan antar manusia bakal dimenangkan raja penggagas informasi. Dan dunia hiburan memancar-mancar, berhamburan bak permata ke seluruh sudut jarak pandang. Gemerlap malam semakin terang karena nafsu-api menemu bahan bakar, meja judi dituang arak, lantai dansa menggerakkan joget bumbung atau gemulai patah-patah tarian ekstase. Matahari pindah ke jepang, holiwood, los angeles, kota malam belanda, dolly, hawai, kuburan, atau ke bawah pusarmu.

-

Ketegangan selama bersaing membutuhkan pengenduran urat syaraf, kecuali syaraf sebuah (a)urat harus tetap bergetar hebat demi menembus jalan lahir, beranakkan lenguhan pelepasan, dan membekal sangkaan bahwa besok akan sangat bersemangat menyambut menu bisnis besar yang terhidang sejak pagi hingga matahari hampir temaram. Pusat rekayasa informasi telah menyiapkan media maya, bioskop, berita ekonomi dan industri, moneter, konversi nilai tukar antar hegemoni mata uang. Mereka siap membantumu mereka-reka, kapan aku menang, kapan menjadwal lawanku agar tetap terjaga dalam keadaan setengah mampus.

-

Api barat mengadu cahaya timur, saling bersabung: mampukah kaum hedon menolak atau kaum arif mendukung usulan agar dahana dukhon kembali jadi peristirahatan, kiamat langit-bumi.

*

.

PREV <===                           [ DAY-12b04 ]                           ===> NEXT

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun