( tak perlu menuntut siapa penghkianat negeri ini, Indonesia.
semua tau, pelacurmu adalah
bapak-bapak, petinggi ini atau itu! )
. . . . . . .
kutukar tanah-air
- kudapat dolar, yen, rupee, euro, riyal, yuan, dinar, segala mata uang asing
kuperkosa ... robek dinding rahim calon sen atau ketip
- kusaksikan rupiah gamang, nyaris melemah setiap detik
kubakar tanah-air
- kuramu tembikar, porselin java menghias eropa
kumamah tanah-air
- kusandang bintang koruptor
kutiup gelembung tanah-air
- kuremas gadis-gedis desa hingga enggan keramas
kutunda peta cerdas tanah-air
- kuraih benua pembuangan di utara dan selatan katulistiwa
kudulang tanah-air
- kusepuh emas perhelatan kaisar, ditaktor, dinasti, sindikat di barat
kubeli tanah-air
- kujual garuda sakti
kutanda-tangani traktat pasar bebas
- kusemat ISO beragam syarat
kukaya bersama mereka
- kau miskin sejadi-jadinya
kuakui memang, namun tak kulakukan katam:
tiada kesabaran melebihi ketaatan
pada Sang Penitip tanah-air
dan ku tak mau menangisi derita
bila kelak semua penjara-Mu
merajami nasibku.
.
.
.
.
AKUNDAstudio, Surabaya, 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H