Mohon tunggu...
suhanda ariyanto
suhanda ariyanto Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH SDA MUI)

Online

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hijrah Energi

2 Oktober 2023   11:15 Diperbarui: 2 Oktober 2023   11:31 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Suhardin, M. Pd. Sekretaris LPLH & SDA MUI

Pengurangan ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, seperti energi terbarukan, menjadi sangat penting untuk mengatasi dampak negatifnya terhadap lingkungan.

Energi fosil, seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam, telah menjadi sumber utama energi dunia selama beberapa dekade.

Namun, penggunaan energi fosil memiliki dampak serius terhadap lingkungan, pertama, emisi Gas Rumah Kaca (GRK), salah satu dampak paling signifikan dari penggunaan energi fosil, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan oksida nitrat (N2O).

Gas-gas ini menangkap panas di atmosfer bumi, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Peningkatan suhu global dapat menyebabkan cuaca ekstrem, naiknya permukaan air laut, dan perubahan yang signifikan dalam ekosistem.

Kedua, polusi udara, pembakaran energi fosil menghasilkan emisi polutan udara, termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikulat. Ini dapat mengakibatkan pencemaran udara yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan menyebabkan berbagai masalah pernapasan, termasuk asma dan penyakit pernapasan kronis.

Inilah yang tengah kita rasakan sekarang, masyarakat mengalami kesulitan bernafas, radang tenggorokan, isfa, penyumbatan saluran pernapasan, reak yang menggumpal di tenggorokan, batuk dan flu.  

Ketiga, asam hujan, emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida dapat menyebabkan terbentuknya asam hujan. Asam hujan dapat merusak ekosistem perairan dan hutan, serta merusak bangunan dan infrastruktur.

Keempat, kerusakan ekosistem, eksplorasi, ekstraksi, dan pembakaran energi fosil dapat merusak ekosistem alami, termasuk hutan, lahan basah, dan perairan. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya habitat bagi banyak spesies dan mengancam keanekaragaman hayati.

Kelima, pencemaran air dan tanah, energi fosil juga dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah. Kebocoran minyak dan gas dari sumur minyak dan pipa bisa merusak ekosistem air dan tanah serta menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius.

Keenam, kerusakan lanskap, pertambangan batubara dan minyak bumi sering mengakibatkan kerusakan lanskap yang signifikan. Ini termasuk penggalian tambang terbuka, pembabatan hutan, dan degradasi lahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun