Mohon tunggu...
SUHAM CAHYONO
SUHAM CAHYONO Mohon Tunggu... Penulis - Berfilsafat untuk Menemukan Jati Diri

Mahasiswa Pascasarjana pada program studi Magister Akuntansi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Era Sustainable Finance: Urgensi, Tren, dan Makna Filosofi

18 April 2022   22:26 Diperbarui: 21 April 2022   15:51 5498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: majalahcsr.id

Dengan cara ini eksternalitas negatif dihargai. Semakin rendahnya kapabilitas perusahaan untuk mengurangi emisinya, berinvestasi dalam teknologi yang lebih bersih, atau membeli tunjangan yang cukup untuk mengkompensasi kesenjangan antara emisi yang diizinkan (yaitu diberikan hak emisi) dan tingkat emisi aktual.

Ketiga: Investasi Berkelanjutan

Berbagai hambatan utama saat ini menghambat transisi menuju investasi berkelanjutan sebagai pendekatan investasi arus utama. Sebuah studi dari World Economic Forum (2011), berdasarkan survei di antara investor dan eksekutif perusahaan, menyoroti hambatan utama berikut: -- Bagi investor, mis. pembatasan dalam model penilaian konvensional, kurangnya keahlian LST; -- Untuk perusahaan, mis. integrasi yang tidak memadai dari faktor-faktor keberlanjutan ke dalam strategi bisnis inti, kurangnya pendekatan formal dalam menetapkan target LST dan meminta pertanggungjawaban staf senior; -- Untuk interaksi investor-korporasi, mis. kurangnya kejelasan tentang faktor-faktor LST mana yang material secara finansial dan dalam jangka waktu yang mana; dan -- Pada tingkat seluruh sistem , mis. fokus yang tidak proporsional pada kinerja jangka pendek dan masalah dengan dampak jangka pendek.

Keempat: Inovasi dalam Pembiayaan Keberlanjutan Lingkungan dan Sosial

Pembiayaan inovatif sering digunakan dalam konteks Tujuan Pembangunan Milenium, yang ditujukan untuk mencari sumber alternatif untuk membiayai pencapaiannya. 

Selama Konferensi Internasional tentang Pembiayaan untuk Pembangunan pada tahun 2002, masyarakat internasional secara eksplisit mengakui nilai dari mengeksplorasi sumber-sumber keuangan yang inovatif. Menjadi disiplin akademis yang relatif muda, Keuangan Inovatif (IF) tidak memiliki definisi yang disepakati secara internasional. 

Tiga elemen utama yang umumnya disertakan adalah: (i) JIKA mengacu pada penggunaan instrumen keuangan 'non-tradisional'; (ii) JIKA menghasilkan dana tambahan untuk pembangunan; dan/atau (iii) JIKA meningkatkan efektivitas dana yang ada untuk pembangunan. 

Sebagian besar literatur tentang IF berfokus pada aliran resmi ke negara berkembang yang bertujuan untuk meningkatkan kemiskinan, kesehatan dan/atau lingkungan. 

Dalam buku ini lingkup yang sedikit diperluas digunakan: Keuangan Inovatif, sebagaimana didefinisikan oleh tiga elemen di atas, bertujuan untuk menyediakan dana bagi negara-negara berkembang dan maju untuk 'pembangunan sosial dan lingkungan' melalui aliran resmi dan mekanisme murni swasta.

Kesimpulannya, trend dan makna filosofi dari topik SF ini tidak lain untuk meningkatkan kualitas dari jaring-jaring perekonomian di Indonesia yang telah ada sebelumnya dan terus dilakukan perbaikan menuju sistem perekonomian yang berkelanjutan (economic resilience globally).. Terimakasih.... Bersambung....

"Sustainable Finance sejatinya berangkat dari pemikiran terbuka dan maju bagi segenap elemen bangsa, tidak hanya korporasi tetapi juga orang dan masyarakat yang sadar akan keberlanjutan dunia bagi anak cucunya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun