Mohon tunggu...
Suhaina Usman
Suhaina Usman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka nonton anime

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penanganan Under Achiever

26 Desember 2022   08:29 Diperbarui: 26 Desember 2022   08:29 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Perkenalkan nama saya Suhaina mahasiswi Universitas Muhammadiyah Mataram, disini saya akan sedikit menjelaskan tentang "Under Achiever" atau permasalahan dalam kesulitan belajar anak yang sering terjadi di bangku sekolah.

Kesulitan yang dialami peserta didik seringkali tidak mendapat perhatian dan penanganan tuntas. Justru sebaliknya Peserta Didik dituntut mampu menyelesaikan masalah kesulitan pembelajaran itu sendiri. Tanpa bantuan orang lain. Padahal permasalahan yang dihadapi bukanlah semata pada kesulitan pelajaran saja. Tetapi ada faktor psikologis yang menyelimutinya.

Lebih parahnya justru ketika Peserta didik tidak mampu menyelesaikan kesulitan pelajaran kemudian mendapat labelisasi “anak bodoh” oleh lingkungannya. Hal ini semakin membuat anak terpuruk dalam pelajaran dan terganggunya perkembangan pribadi Peserta Didik. Padahal kalau kita perhatikan sesungguhnya peserta didik itu memiliki potensi yang baik / kecerdasan yang memadai untuk mengikuti suatu pelajaran. Namun prestasi pelajarannya justru di bawah kemampuannya. Peserta didik mengalami keadaan underachiever.

UNDER ACHIEVER 

Makmun(2001) menjelaskan underachiever adalah anak yang prestasinya lebih rendah dari apa yang diperkirakan berdasar hasil tes kemampuan belajarnya. Misalnya, secara potensial (IQ) peserta didik seharusnya bisa mendapat nilai minimal 7. Kenyataannya ia hanya mendapat nilai dibawah 7.

Keadaan psikologis peserta didik yang kurang mendapatkan ruang penerimaan yang tepat acapkali menjadi penyebab terjadinya underachiever. Pengalaman traumatik terhadap suatu pelajaran, ketidakmampuan mengungkapkan emosi secara tepat manakala mengalami kesulitan, atau kegagalan dalam beradaptasi terhadap lingkungan dapat menjadi penyebabnya.

Beberapa ciri yang nampak pada Peserta didik underachiever antara lain nilai pelajaran yang rendah, malas mengikuti pelajaran, membolos, tidak menghiraukan nasihat,atau perintah, “ndableg”, dan menarik diri dari pergaulan.

Keadaan ini tidak boleh berlangsung terus menerus karena berdampak buruk pada perkembangan peserta didik. Bahkan bisa terjadi kegagalan pendidikan, drop out. Perlu penanganan secara tersistem yang melibatkan semua pihak.

PENANGANAN 

Guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau Konselor memiliki peran strategis dalam penanganan Peserta Didik underachiever. Mengutip Mungin Eddy Wibowo (2019) Konselor adalah profesi bantuan (helping profession) yang memberikan bantuan keahlian dengan tingkat kebahagiaan pengguna berdasarkan norma – norma yang berlaku.

Demikian Guru BK/Konselor memberikan bantuan melalui pelayanan. Pelayanan untuk membantu pengembangan pribadi Peserta didik agar optimal. Guru BK/ Konselor menjadi pendamping tumbuh kembang peserta didik dengan beragam masalah yang mengikutinya. Diantaranya pelayanan pada penanganan Peserta Didik Underachiever.

Langkah penanganan Peserta didik Underachiever yang perlu dilakukan oleh Guru BK/Konselor meliputi :

Pertama, Konseling Individual. Konseling individual sebagai layanan responsif untuk mengetahui keadaaan pribadi Peserta didik. Ditemukannya akar masalah yang menyebabkan Peserta didik mengalami underachiever. Sebelum dilakukan konseling Individu Guru BK/ Konselor perlu mengumpulkan data tentang Peserta Didik.

Data Peserta Didik dapat diperoleh dari dokumen sekolah, informasi dari wali kelas, guru mapel ataupun teman sebayanya. Untuk selanjutnya dilakukan analisis data untuk menentukan mana data yang penting dan mana yang tidak penting. Selanjutnya dilakukan Konseling Individual. Melalui Konseling Individual Guru BK/Konselor membantu Peserta didik untuk mengatasi under achiever nya. Guru BK/Konselor menstimulasi potensi Peserta didik untuk menggali alternatif penyelesaian masalahnya. Pada kondisi tertentu konseling yang dilakukan bisa dilakukan secara kelompok. Yakni melalui Layanan Konseling Kelompok. Manakala didapati kecenderungan masalah yang sama.

Kedua, Kolaborasi Guru BK dengan Orang Tua Peserta didik. Kolaborasi dengan orang tua diperlukan untuk menggali lebih jauh informasi tentang Peserta Didik terkait terkait kehidupannya di rumah. Selain itu, keterlibatan orang tua akan sangat membantu Peserta didik untuk mengatasi masalahnya. Langkah kolaborasi ini dapat dilakukan melalui pemanggilan orang tua atau kunjungan rumah (home visit). Perlu dicatat, proses ini harus diketahui dan disetujui oleh Peserta didik yang bersangkutan.

Ketiga, Kolaborasi Guru BK/Konselor dengan Guru Wali Kelas dan Guru Mata Pelajaran. Kolaborasi ini diperlukan agar Peserta Didik dapat mendapatkan dukungan moral. Wali Kelas menjadi jembatan komunikasi antara Peserta didik dan Guru Mapel. Perlunya pandangan dan keyakinan positif bersama bahwa Peserta didik sesungguhnya memiliki potensi yang memadai untuk menyelesaikan pembelajaran. Peserta didik mampu berprestasi sesuai potensi dirinya.

Pada titik finalnya, dengan komitmen bersama semua pihak, Peserta didik dengan masalah underachiever dapat terentaskan secara tuntas. Potensi Peserta didik didik dapat tumbuh secara optimal dan berprestasi. Sejalan dengan tujuan nasional pendidikan yaitu pengembangan potensi Peserta Didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara dapat tercapai.

Mungkin hanya sekian pembahasan dari saya semoga bermanfaat untuk kita semua, dan semoga pembaca dapat menyimpulkan nya dengan bijak dan tidak plagiat dalam hal penulisan artikel karna memang itu adalah sebuah pelanggaran yang tidak di benarkan.

 wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun