Setiap Mahasiswa pastinya mengenal betul dan merasakan bagaimana proses penyelesain karya tulis pada semester akhir, yang menelan waktu, tenaga, mental dan keuangan pastinya.
Tugas akhir itu disebut dengan skripsi, tulisan yang dibuat dan disusun dengan metode ilmiah sebagai tanda syarat  sah memengang gelar sarjana bagi mahasiswa.
Proses penyelesaian skripsi membutuhkan waktu dan pemikiran yang super extra, karena mengandung penelitian atau kajian terhadap judul yang diajukan pada dosen pembimbing.
Skripsi bertujuan agar mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan penguasaan keterampilan dibidang yang dipilihnya, serta mampu menguasai metode penelitian dan kajian secara ilmiah pada ilmu tertentu.
Skripsi tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa semata, tugas akhir ini juga akan memberikan dampak terhadap permasalahan yang ia kaji sehingga melahirkan solusi dan penyelesaian dari penelitian yang ia kaji.
Skripsi yang telah berhasil dikaji atau diteliti akan memberikan format dari permasalahan sehingga menjadi solusi bagi masyarakat, serta  nilai lebih bagi dosen, terutama pembimbingnya dan instuti tempat ia belajar.
Kenyataan di lapangan skripsi masih menjadi momok yang mengerikan bagi  mahasiswa sehingga 60% mahasiswa selesai tugas akhir pada saat saat drop out menanti.
Judul boleh dinaikan apabila mahasiswa telah berada pada semester 6 dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh prodi masing masing, selanjutnya mahasiswa melanjutkan membuat proposal, setelah menyelesaiakan proposal lanjut membuat  skripsi dengan bimbingan dua dosen pembimbing.
Hal ini bukan lagi rahasia pribadi melainkan umum, sulitnya diterima judul, proses yang penelitian yang berbelit, hingga pengurusan ijinpun kadang kalanya terkendala.
Sehingga membuat mahasiswa  menjadi lelah, malas, kecewa dan lainya, akhirnya skripsikembali lagi terlantar dan mangkrak  hingga beberapa semester.Â
Namun yang uniknya, ketika menjelang semester akhir, semangat juang kembali kambuh untuk  menyelesaikan skripsi dan memperoleh gelar sarjana, hal ini dapat dinuktikan dengan selesainya 60% mahasiswa ada pada semester akhir.
Mahasiswa yang menyelesaikan skripsi pada semester terakhir, memunculkan tanda tanya, Â kenapa mereka bangun dari tidur panjangnya ? Â untuk menyelesaikan tigas akhir ini.
Sebahagian dari mahasiswa memberikan bocoran, penyebab banyak  yang meyelesaikan skripsi pada tahap akhir, salah satunya dorongan dari dosen, kasihan kepada orang tua, mudah ijin, dipermudahkan saat sidang.
Alasan inilah yang membuat mereka menanti drop oup sambil menyelesaikan skripsi, yang lebih tercengan lagi ada yang mengungkapkan  alasan "apabila ada mahasiswa yang DO karena alasan tidak siap skripsi, tapi dia telah menyelesaikan semua SKS mata pelajaran,siap siap kampus akan disanksi oleh DIKTI!."
Namun dapat penulis katakan bahwa kelakuan seperti ini sangat merugikan mahasiswa sendiri, yakinlah setiap karya yang dibuat apabila sesaui dengan syarat dan ketentuan dari kampus pasti akan  dimudahkan.
Setiap tahun ketika acara wisuda,kampus selalu  meluluskan mahasiswa yang cumlaude, mencapai hampir mencapai 10% dari total yang diluluskan.
Proses penyelesaian skripsi menjadi tantangan bagi mahasiswa untuk siap  terjun masyarakat, perjuangan dan rasa lelah akan dirasakan manis setelah memegang gelar sarjana.
Usahakan setelah menyelesaikan mata kuliah dan sudah mempunyai syarat untuk mengajukan proposal judul, segeralah mengukur dan mencari jadi diri terhdap penelitian atau kajian yang akan dibahas dalam tulisan karya tulis ilmiah tersebut.
Buat rencana penulisan, pilih topik yang menarik, perbanyak membaca artikel  dan buku yang berhubungan dengan kajian dan penelitiannya dan selalu konsultasi dengan dosen pamong, pembimbing dan rekan rekan yang sedang menempuh penyelesaian skripsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H