Mohon tunggu...
Suhaimi Arza
Suhaimi Arza Mohon Tunggu... Guru - Guru, Dai dan Pemerhati Pendidikan

Guru dan Sekaligus Fasilitator Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi Untuk Kedisiplinan, Kebijakan yang Patut Diapresiasi

2 Maret 2023   15:03 Diperbarui: 2 Maret 2023   15:06 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keadaan sekolah pad hari pertama masuk jam 5 pagi (sum tiktok)

Kebijakan daerah yang mengejutkan Nasional di awal maret adalah sebuah edaran dari seorang gubernur NTT yang mengeluarkan peraturan masuk sekolah bagi siswa SMA dan SMK pukul 5 pagi, turun 2 jam yang semula masuk  jam 7 pagi.

Aturan ini dikeluarkan menimbang dari hasil diskusi dengan kepala sekolah, Viktor mnegatakan, budaya masuk lebih awal yaitu jam 5 pagi adalah untuk mengasah dan meningkatkan  kedisiplinan dan etos kerja para pesesta  didik.  

Ia menuturkan kebijkan ini memang akan terasa berat bagi peserta didik maupun pengajar. Akan tetapi suatu perubahan dalam mengambil kebijakan butuh pengorbanan. (dikutip dari CNBC Indonesia).

Jangan sampai peserta didik dan guru berjuang dari jam 4 pagi dari  persiapan hingga masuk sekolah jam 5 pagi , namun yang membuat kebijakan masih tertidur pulas diatas kasur dengan terlentang tampa beban.

Dari segi kedisiplinan semua guru pastinya sangat setuju, tapi dari segi kesiapan mental orang tua, trasportasi, dan keamanan apakah sudah memadai. Seandainya para siswa mereka home shool (mondok) ini sangat efektif dan efesien. Namun melihat pemberitaan saat ini akan sangat riskan dan merusak bukan malah memperbaiki.

Kenapa demikian ? mari kita perhatikan  dari segi kesiapan.

1. Keamanan

Segi keamanan sangat riskan terjadinya kejahatan ketika  mereka berangkat dari rumah menuju ke sekolah, kurangnya penerangan jalan, hingga masih sepi suasana juga membuat mereka takut untuk menuju ke sekolah karena jarak yang jauh.

2. Kesiapan Trasportasi  

Sudahkan Gubernur menyediakan trasportasi untuk menjemput para siswa menuju ke sekolahnya ? ini adalah pertanyaan yang sangat penting, tidak semua siswa mempunyai kendaraan, malah rata rata mereka mengunggu trasportasi umum menuju ke sekolahnya, karena kebiasaan trasportasi umum baru beroperasi sekitar jam 6 pagi.

3. Kesiapan Orang Tua

Ketika sebuah  kebijakan berlaku , bukan hanya siswa yang merasakan akan aturan tersebut namun orang orang yang terkait juga akan berdampak seperti orang tua, kapan seorang ibu harus memasak untuk anaknya, sedangkan mereka baru saja beristirahat pada pukul 23 atau 12 malam.  Kebijakan ini akan membuat kebiasaan baru bagi orang tua dan orang yang terkait.

4. Bagaimana dengan guru

Seperti yang diucapkan oleh gubernur NTT  " ini akan terasa berat bagi peserta didik dan guru",  apakah sudah  ada kebijakn untuk para guru untuk menambah  gajinya , yang mereka harus hadir lebih cepat dan pulang pada waktu yang sama.  Terlebih sayang bagaimana dengan nasib guru honorer yang mereka sudah dikuras malah dengan kebijakn tersebut makin terkurang tenaganya. Seandainya kebijkan tersebut diikuti dengan kebijakan lainnya seperti penambahan gaji guru maka  ini tidak akan terlalu dipermasalahkan.

Guru sudah ada beban, jangan sampai bertambah lagi beban, kapan waktu menyiapkan pembelajaran apabila jam 5 sudah harus menyiapkan siswa, ini akanmempengaruhi kulaitas dari produktivitas guru, belum lagi konsentrasi dan lain lain.

Suasana sekolah pada jam 5 pagi (sum antara.com)
Suasana sekolah pada jam 5 pagi (sum antara.com)

Masih banyak lagi hal yang perlu diperhatikan selain 4 aspek diatas seperti kesehatan, emosional peserta didik , baguskah apabila anak bangun jam 4 pagi dan pulang hingga sore hari dari hari senin s.d sabtu kalu dinilai dari aspek kesehatan dan emosional ? 

Pertanyaan ini perlu dijawab oleh pemangku kekuasaan jangan sampai pemerintah pusat bersama dengan Kemendikbud mengeluarkan kurikulum merdeka belajar namun dilapangan masih terjajah.

Kebijakan harus terarah untuk mencapai tujuan dari apa yang diharapkan, jangan sampai tujuannya adalah untuk mendisiplinkan, menambah pengetahuan, semangat belajar, dan agar lebih banyak yang kuliah  ke luar daerah, malah setelah kebijakan berjalan yang dirasakan adalah kejenuhan, ketakutan, kesehatan menurun, dan hal hal yang lainnya yang sebaliknya dari apa yang diharapkan.

Jangan sampai peserta didik dan guru berjuang dari jam 4 pagi dari  persiapan hingga masuk sekolah jam 5 pagi , namun yang membuat kebijakan masih tertidur pulas diatas kasur dengan terlentang tampa beban.

Dukung disiplin belajar dan disiplin peserta didik untuk kamajuan dunia pendidikan namun makna disiplin itu bukan hanya dengan masuk lebih awal, ada kebijakn lain yang bisa membuat siswa semakin disiplin dengan mengeluarkna kebijakan yang lain. 

Dukung merdeka belajar dengan belajar yang mengasyikkan dan tidak terpaksa. Belajar untuk menyukai pembelajaran bukan malah merusak dan membenci yang namanya sekolah itu sendiri. Terbanyang sekolah itu capek, sekolah itu membuat badan lemah,lesu dan sekolah itu susah.

Kreator : Suhaimi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun