Ketika pajak honda tidak dibayar, dengan sigap para pencari kas negara mengejar mereka hingga ke rumah  dengan membawa berkas tunggakan pajak.  Dengan senang hati setelah diingatkan oleh para  penunggak pajakpun membayar dengan senang hati karena untuk kemajuan negara.
Ancaman dengan penghapusan nomor kendaraan juga berikan agar para pembayar pajak taat akan aturan untuk membangun negara. Ketika aturan itu mulai di publikasi banyak rakyat yang rela menyisihkan  rupiah demi rupiah dari jerih payah  keringat yang dikumpulkan dengan harapan  recehan itu dapat membantu sembangsih untuk membangun negara.
Namun akhir bulan  februari gara gara ulah dari  seorang anak  pejabat pajak eselon III terkuak ke publik, kepercayaan masyarakat terhadap instusi pajak mulai berkurang. Terkuak tabiat dan para pengumpul pajak itu dengan bangganya memamerkan harta yang berlimpah kepada publik.
Yang lebih mengecewakan lagi harta mereka rata rata tidak dibayarkan pajak dan tidak dilaporkan dalam harta kekayaan seperti ketika kita melaporkan pajak melalui e billing. Â
Banyak dialog yang terjadi di warung, kantor dan tempat berkumpul lainnya  mengenai permasalahan pajak berikut hasil dialog dengan yang dapat penulis cantumkan dalam artikel iniÂ
"untuk apa kita bayar pajak dari hasil kerigat bekerja siang hari, setelah dibayar masuk ke kas negara tapi dimakan oleh para bajingan peminum darah rakyat"Â
" kita tak bayar pajak di maki dan di caci mereka yang mengatur pajak disenangi"
"mereka berpoya poya sedangkan kita berpayah payah untuk membayar pajak"
"ketika kendaraan baik mobil maupun motor  tidak bayar pajak siap siap ditilang, tapi ketika mereka makan pajak dengan buasnya  tidak  ada yang berani menghalau,"
Banyak lagi kata kata yang keluar dari berbagai diskusi dikede kopi, warung, kantor yang tidak layak untuk penulis tuliskan dalam artikel ini, karena marahnya dan cintanya mereka kepada negara sehingga sangat marah diketika ada yang mau mengahncurkan negeri ini.